Twenty Five

1.5K 260 0
                                    

❝Walk with me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Walk with me.❞

"Tunggu aku di pintu belakang ballroom, oke?" ucap Jennie sembari menunjuk Jongin yang terus membujuk Jennie untuk pergi bersamanya.

Jongin menggeleng, tangannya terulur untuk menggenggam tangan Jennie yang menunjuknya. "Sebenarnya kau mau kemana? Dua jam lagi acaranya akan dimulai," ujarnya.

"Eunwoo. Aku akan menemui Eunwoo Oppa," ucap Jennie seraya menepis lengan Jongin.

"O-oppa? Kau sudah memanggilnya oppa? Hei, bisa saja dia masih bersekongkol dengan Kakakmu, Irene!" Jongin meninggikan nada bicaranya.

Jennie menghela nafasnya kasar, "Hah.. Siapa yang kakakku dan siapa yang bukan? Sudah sangat jelas dari berbagai bukti Jongin-ah, Eunwoo kakakku. Mulai sekarang jangan lagi menyebut Irene sebagai kakakku," ucap Jennie.

Jennie membalikkan badannya, lalu kembali mengalihkan pandangannya kepada Jongin. "Aku akan baik-baik saja," ucapnya sembari tersenyum tipis.

Sesampainya Jennie di ruangan VIP yang dipesan oleh Eunwoo, ia menduduki sofa yang sudah tersedia disana. Jarinya bergerak untuk masuk ke dalam mulut hendak digigiti, namun ia teringat oleh pesan Taehyung untuk menggenggam tangannya ketika gugup. Tapi situasinya sekarang Taehyung tak ada di sisinya, maka ia mengambil pilihan lain yaitu menautkan kedua tangannya sendiri.

Beberapa menit kemudian seorang laki-laki tampan berbadan tinggi menghampirinya lalu mengelus kepala Jennie dengan sangat lembut, membuat Jennie mengadahkan wajahnya mencoba melihat kearah sang pemilik tangan yang menyentuhnya. Ia bisa melihat, disana ada Eunwoo dengan senyuman lembut yang membuatnya tersenyum spontan.

"Annyeonghaseyo?" Jennie terkekeh.

Eunwoo menggeleng, lalu duduk di sebelah Jennie. "Apa oppa mu ini harus menyapa dengan sangat formal seperti itu?" ucapnya diselingi kekehan.

Jennie menyudahi tawanya, ia menatap Eunwoo dengan senyuman penuh arti. "Jadi, kenapa Eunwoo-ssi memanggilku?" ucap Jennie, membuat Eunwoo sedikit mengerutkan keningnya karena panggilan Jennie dengan embel-embel ssi. Ternyata sampai sekarang Jennie belum mau memanggilnya dengan sebutan oppa.

Eunwoo menyudahi lamunannya, ia menggenggam lengan Jennie. "Apa kau tak keberatan jika oppa ikut denganmu di Red carpet nanti?" tanya Eunwoo.

"Tentu saja! kau juga model sekaligus actor. Kenapa menanyakan itu kepadaku?" Jennie tertawa canggung.

"Bukan, bukan. Maksudku berjalan disebelahmu. Bergandengan," ucap Eunwoo, tatapannya serius membuat tawa Jennie berhenti seketika.

"Kenapa? Maksudku, kau sangat terkenal. Jika kamu terlihat bersamaku di Red carpet semua orang akan menyorotnya, bagaimana jika reputasimu menurun? Skandalku terla-"

"Apa kau tahu kenapa aku memutuskan menjadi terkenal?" tanya Eunwoo, memotong ucapan Jennie yang setelahnya hanya diberi tatapan penuh pertanyaan.

"Itu karena kau Kim Jennie, agar kau bisa melihatku, agar aku bisa merasa dekat denganmu. Tapi ternyata aku salah, kau sama sekali tak melihatku. Kau menjalani kehidupan yang cukup sulit untuk dirimu sendiri dan pada akhirnya aku sadar bahwa aku harus menghadapinya sendiri, aku harus berani bicara padamu dan menghadapi resiko apapun, karena ini adalah kewajibanku sebagai seorang kakak. Jadi tolong, biarkan aku berjalan disampingmu dan menjadi sandaranmu."

That Psycholog • TN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang