Kehidupan orang kaya memang terlihat enak dimata kebanyakan orang, tapi beda dengan Mark, dia bisa merasakan bagaimana suka duka jadi anak orang kaya. Jika menurut temannya dia serba dimanjakan itu adalah salah besar, karena dia dari kecil sudah dididik orang tuanya bagaimana menghasilkan uang dengan jerih payahnya sendiri." Ma, Mark minta uang buat main ps di warung sebelah dong"
" Di rumah kan ada sayang"
" Ngga asik kalo ngga sama temen-temen"
Mamanya berjongkok di depan Mark
" Mark, mulai sekarang belajarlah jangan bergantung dengan orang lain yaa, Mama yakin kamu itu mandiri, ehmm begini aja, jadi Mama akan tantang Mark buat ngelakuin sesuatu.. gini, jika Mark punya barang yang pantas untuk dijual ke umum, Mama izinin kamu jual itu terus nanti hasil penjualan bisa buat uang saku kamu, gimana? mau? "
" Ehmm, Mark pikir-pikir dulu deh"
" Untuk sekarang, Mama kasih uang dulu"
Semenjak mamanya menantang Mark, dia begitu semangat memikirkan barang apa yang akan dijual, Mark melihat sekeliling kamarnya, semuanya berharga.
Mark melihat sebuah miniatur kapal di meja nakas, dia terpikirkan sesuatu. Di tong sampah kamarnya banyak botol bekas, karena Mark termasuk anak yang lumayan kreatif, jadilah botol tersebut dia modifikasi menjadi sebuah kapal ala dia sendiri. Pertama dia jual masih belum laku, hari berikutnya laku walaupun satu, dia buat 5 satuannya dia jual 5000, dia tak putus asa jual di teman sekolahnya aja, dia juga jual di tetangganya, setelah laku semua, Mark menemui mamanya dan nunjukin hasil kerjanya.
" Ma, lihat.. Mark bisa hasilin uang" seru Mark begitu bersemangat. Mamanya mengacak rambutnya.
" Bagus sayang, selamat ya kamu udah berhasil"
" Suatu hari Mark bakal kasih Mama uang yang banyak" ucap Mark sambil memeluk mamanya.
Semakin dewasa Mark semakin mengerti bagaimana cara dia bertanggung jawab, meskipun sampai saat ini dia masih belum bekerja, dia tetap menabung untuk memenuhi keinginannya yang belum tercapai atau sekedar untuk menyenangkan kekasihnya.
Pernah saat semester akhir, Mina belum dapat melunasi SPP sekolah, dia murung setiap waktu sampai Mark pun ikut didiemin.
" Sayang kamu kenapa? Daritadi aku didiemin terus "
" Nggak papa "
Mark diam sebentar apa kira-kira yang dia lakukan kepada Mina sampai Mina bersikap seperti ini.
Nihil. Dia hari ini hanya selalu bersamanya, malah selama bersama, Mina lebih banyak diam.
" Kalo kamu diem terus gini, mending aku pulang aja deh "
Mina menarik tangan Mark
" Jangan, a-aku.."
Mark duduk kembali lalu merangkul Mina pelan.
" Kenapa hm? cerita sama aku siapa tau aku bisa bantu"
" Ehmm.. aku belum ngelunasin SPP semester akhir, jadi.. aku minggu depan mungkin belum bisa ikut UAS "
Mark terkekeh
" Sayang.. kamu punya aku, aku tentu bisa bantu kamu kalo kamu dari awal ngomong"
" Ish! bukan gitu sayang, aku ngga mau bergantung ke kamu"
" Kata siapa bergantung, "
Mark membalikkan badan Mina agar menghadapnya
" Gini, aku bakalan pinjemin kamu tabunganku ntar kalo kamu punya uang kamu bisa balikin lagi "
" Beneran gapapa? "
" Ngapain bohong, tapi ada syaratnya"
" Apa? "
" Bikin aku makin sayang sama kamu " bisik Mark ke telinga Mina
" Oke, siapa takut"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Boy)friendable | NCT #127
FanfictionPara remaja labil yang dihadapkan perihal masing-masing kisah cinta mereka. [ft. Winwin] Started 2020, July 7th Cover by: ©Redbubble on Pinterest