FINDING SOULMATE
Part 2
Seminggu sudah berlalu sejak kepulangan Zia dari bandung atau tepatnya dari desa tempat baksos dr. Alya dan teman-temannya. Sejak pulang Zia sudah disibukkan dengan tugas akhirnya. Di taman kampus David sedang duduk bersama Ali dan beberapa teman laki-laki, tidak ada Dara karena Dara memang beda fakultas dengan David. Saat sedang asik mengobrol David menangkap sosok Zia sedang berjalan dikoridor menuju kantor jurusan. Rambutnya yang dikuncir bergoyang-goyang, David menatap heran, Ali menangkap keheranan David.
"Loe lihat apa sih??" Tanya Ali sambil menatap ke arah pandangan David
"Itu Zia kan??" Tanya David
"Iyaa.." Jawab Ali singkat
"Bukannya dia di desa ikut baksos??" Tanya David lagi. Sebenarnya saat ke desa waktu itu Zia tidak memberitahukannya pada David, saat David melihat Ali, Qhilla dan Evan pulang tanpa Zia, David heran. Dia sudah berusaha menghubungi Zia tapi HP Zia selalu mati, saat dia menanyakannya pada Qhilla,
"Zia ada di desa terpencil.. kali saja sinyal HPnya jelek, malah tidak ada sinyal mungkin.." Kata Qhilla, dan David pun berhenti menghubungi Zia. Dan sekarang Zia sudah ada didepannya tanpa pemberitahuan juga kalau dia sudah kembali, ada kekesalan dalam hati David.
"Kapan Zia kembali???" Kata David menatap Zia yang sedang berbicara dengan seorang kakak kelas.
"Sudah seminggu yang lalu.. Loe tidak tahu??" Kata Ali heran, David hanya diam, kekesalannya memuncak, Zia sudah seminggu kembali dan bahkan tidak meneleponnya sekalipun. Ali menatap heran David yang kelihatan marah.
"Loe kenapa?? Kok seperti orang marah ???" Tanya Ali menatap David
"Zia waktu pergi ikut baksos tidak mengatakannya pada gue, bahkan saat dia sudah kembali dia tidak memberitahu gue juga.." Kata David sebel
"Kenapa??" Tanya Ali menatap heran
"Kenapa apa maksud loe??" Tanya David
"Kenapa Zia harus memberitahu loe??? Dan Kenapa loe mesti marah??" Tanya Ali menatap David
"Memangnya gue tidak boleh marah??" Tanya David, sebenarnya dia sedikit kaget dengan pertanyaan Ali.
"Zia juga tidak memberitahu gue waktu dia pergi, waktu itu Qhilla ingin mengantar dia aja makanya gue tahu.. Dan pas pulang dia juga tidak kasih kabar ke gue, sama seperti loe sekarang gue ketemu dia dikampus.. " Kata Ali
"Loe sama gue kan beda.." Kata David membantah
"Beda apanya?? Loe dan Zia berteman kan?? Dan gue juga teman Zia.." Kata Ali tegas. David diam tak bisa menjawab Ali.
"Loe itu aneh tahu tidak.. Ini ni, sifat loe yang begini pada Zia yang harus loe ubah, kalau loe begini terus kapan Zia punya pacar..??" Kata Ali santai, David tersentak kaget
"Maksud loe..??" Tanya David lirih
"Loe harus jauh-jauh dari Zia, jangan nempel terus.. Kalau loe nempel terus gimana cowok lain mau dekatin Zia.." Kata Ali
"Asal loe tahu, banyak noh yang memendam rasa sama Zia, loe lihat, si haris tuh, dari tadi matanya tidak lepas dari Zia, tuh kakak kelas yang lagi bicara sama Zia itu, loe lihat cara dia melihat Zia.. Tapi mereka cuma bisa menatap, tidak bisa mendekat.. Loe nempel terus sama Zia.." Kata Ali, David diam. Hatinya berkecamuk, gundah.. Tidak tahu apa dia merasakan penyesalan karena menghalagi laki-laki lain yang akan mendekati Zia atau ada sesuatu yang lain yang membuatnya khawatir. Tapi cepat-cepat dia kuasai hatinya lagi.
"Kalau mereka mau dekati Zia yah dekati saja.. untuk apa pakai alasan gue segala.. Bilang saja mereka pengecut.." Kata David cuek. Dan saat dia bangkit akan berjalan ke arah Zia, Zia menyudahi pembicaraannya dan berjalan menuju ruang dosen tujuannya semula. David pun terpaksa duduk kembali, dia memutuskan menunggu Zia ditempatnya. Ali hanya menatap heran David, tapi kemudian dia tetap sibuk menebar pesona pada adik-adik dibawah angkatannya. Yang sedari tadi cekikikan menatap Ali. Tidak tahu kenapa mereka cekikikan, entah karena tertarik pada Ali atau mereka menertawakan Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING SOULMATE
ChickLitFinding soulmate, menemukan belahan jiwa terdengar biasa, dan mudah, karena hampir semua manusia melakukannya. Tapi ada beberapa orang harus melalui jalan yang tidak biasa. Jalan berliku, berlubang bahkan berputar-putar seperti labirin, bahkan hanya...