FINDING SOULMATE
Part 11
Fikri telah kembali ke jakarta tadi sore, Zia dan Evan mengantarnya ke bandara.
"Titip adik gue van.." Kata Fikri " tapi bukan berarti aturan dan batasan gue boleh loe langgar.. Ingat sebatas ruang tamu, tidak boleh lebih.." Kata Fikri, Evan hanya tersenyum mendengarkannya.
"Gue cinta banget sama adek loe kak.. Lebih dari diri gue sendiri.. Jadi gue tidak akan pernah merusaknya.." Bisik Evan saat mereka salaman.
"Gue pegang janji loe.. Gue percaya jadi jangan rusak kepercayaan loe.." Kata Fikri, Evan menganguk mantap.
"Mungkin bulan depan gue bakalan kembali ke sini sama mama papa buat menghadiri wisuda loe.. Jadi loe jangan keasyikan pacaran, dan lupa tesis.." Kata Fikri, Zia cemberut, wajahnya memerah. Fikri melentangkan tangannya dan memeluk adiknya.
"gue balik.." kata Fikri melambaikan tangannya dan kemudian meninggalkan mereka. Setelah Fikri pergi Zia dan Evan pun meninggalkan Bandara.
Zia dan Evan sedang dalam perjalanan pulang ke apartemen, Evan masih berjalan dibelakangnya. Tiba-tiba Zia merasakan dingin, musim gugur telah tiba, udara jadi dingin dan lembab. Zia lupa memakai jaket tebal, dan sarung tangan. Untuk mengusir dingin Zia pun melipatkan tangannya ke dada. Evan menatap punggung Zia.
"Zia .. " Panggil Evan, Zia pun berhenti, Evan berjalan mendekati Zia. Evan melepaskan syalnya dan melilitkan dileher Zia, Zia diam dan pasrah.
"Aku memang suka berjalan dibelakang kamu.. Karena menurut aku dengan berjalan dibelakang kamu aku bisa menjaga kamu. Tapi aku sadar kalau aku salah.. Justru saat berjalan dibelakang kamu aku hanya bisa melihat mu jatuh atau tidak, tapi aku tidak bisa melihat apa kamu bahagia atau tidak.. Bahkan aku tidak tahu kamu kedinginan.. Karena itu aku memutuskan untuk berjalan disamping kamu.. Saat kamu terjatuh aku bisa dengan cepat menangkap mu dan saat kamu kedinginan aku bisa langsung memeluk mu.." Kata Evan menatap mata Zia lekat, Zia diam jantungnya berdebar kencang ada kehangatan menjalar di hatinya. Evan terlihat begitu serius, dia bahkan mengubah panggilan dari loe ke kamu.
Evan menatapnya lembut kemudian Evan melepaskan sarung tangan kirinya dan memakaikannya ke tangan kiri Zia. Dan tangan kiri Evan kemudian mengenggam tangan kanan Zia dan memasukkannya ke saku jaketnya.
"Aku mencintai kamu lebih dari yang kamu tahu Zia.. Karena itu aku tidak mau lagi menyia-nyiakan waktu.. Aku mau menjadi orang pertama yang memengang tangan papa kamu dan mengucapkan janji padanya, aku ingin menjadi orang pertama yang mengecup kening kamu didepan penghulu.. Aku ingin menjadi orang pertama yang menyematkan cincin di jari manis kamu.." Kata Evan menatap Zia, ada kilatan kaget diwajah Zia. Zia melepaskan dan mengeluarkan tangannya dari saku jaket Evan.
Sebuah cincin telah tersemat manis dijari manis Zia.
"Will you marry me,, mio caro....??(maukah kamu menikah dengan ku sayang ku)" Evan memengang tangan Zia dan menatapnya lekat. Evan menanti jawaban Zia.
Zia kaget, Tadinya dia mengira kalau Evan hanya akan memintanya menjadi pacar, tapi siapa yang menyangka Evan malah langsung melamarnya. Zia tidak tahu berkata apa. 7 tahun terombang-ambing karena cinta tidak berbalas, tapi dibalik penderitaannya karena cinta ternyata Tuhan telah mempersiapkan seorang laki-laki dengan sejuta cinta yang indah untuknya. Tanpa terasa air mata Zia meluncur dari matanya. Evan kaget melihatnya.
"Gue benci melihat loe menangis.. Kalau loe tidak bisa menerima Gue , Gue ikhlas tapi please jangan nangis.." Kata Evan mengusap air mata di pipi Zia.
"Tidak semua air mata itu kesedihan." Kata Zia, Evan menatap bingung.
"Aku bahagia Evan.. anche io Voglio che tu sia il mio amore (aku juga mau kamu jadi cintaku) " kata Zia terseyum, Evan menatap tidak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING SOULMATE
ChickLitFinding soulmate, menemukan belahan jiwa terdengar biasa, dan mudah, karena hampir semua manusia melakukannya. Tapi ada beberapa orang harus melalui jalan yang tidak biasa. Jalan berliku, berlubang bahkan berputar-putar seperti labirin, bahkan hanya...