13. Alone

19 1 0
                                    

Setelah selesai menemani Gerry membeli buku kini jerry sudah sampai di apartemennya. Kenapa di apartemen? karena ia ingin menyembunyikan identitas. Dan ia Tak mau ada yang mengetahui kehidupannya yang sekarang sudah jauh lebih baik, dari luar.

Jerry kini tengah memencet tombol di lift. Saat berada di dalam lift ponselnya bergetar. Menampilkan pesan dari jeni.

From.Jenitol
Gue tunggu 10 menit Lo gak datang kita selesai

To. Jenitol

Otw

Keningnya menyerit, dia bingung apa yang membuat jeni marah, pasalnya ia terlalu banyak rahasia yang ia tutupi dari jeni.

Setelah memasukkan kode di pintu apartemen, yang pertama ia lihat adalah televisi yang menyala. Seorang gadis yang duduk di sofa menengok dengan tatapan tajam ke arahnya. Membuat Jerry meneguk ludah susah payah. Gimana gak tatapan macan mau ngamuk.

"Sampai juga lo!" Cetus jeni saat Jerry berjalan masuk kedalam dan menaruh ranselnya asal, dengan penampilan yang masih sama berseragam dengan rambut di kepang dua seta kacamata yang bertengger di hidung.

"Kenapa sih Jen lo hari ini aneh banget?" Bohong jerry

"Lo masih nanya? Kurang waktu lo hah?" Jeni gusar ia mengusap wajah dengan asal.

"Kurang puas lo! Bohong in gue hah?!" Amarah jeni tak bisa di bendung lagi, ia marah, kecewa bercampur menjadi satu. Sahabat yang paling ia percaya diam-diam menaruh luka.

"Jawab gue jer!" Bentak jeni, sementara jerry terkejut dan hanya berdiri mematung di depan jeni yang kini juga ikut berdiri

"Maksud lo apa?" Tanya Jerry lirih, dan mengalihkan pandangannya pada lantai

"Gila lu ya, gue mati-matian selalu memihak Lo, selalu di samping Lo, selalu di sisi lo. Apa gini lo balas gue hah?!" Bentak jeni dengan menunjuk ke arah Jerry

"Gu-" tubuh Jerry seketika mematung, ia tak tau harus berkata apa.

"Lo jujur udah berapa lama lo simpan benda yang lo bawa itu?" Ucap Jeni

Deg

Jerry mengangkat wajahnya menatap jeni.

Jeni tau-batin Jerry

"B-benda ap-?"

Jeni maju mendekat ke Jerry lalu membuka lengan Hoodie yang di pakai Jerry, ia tanpa sengaja menekan luka yang masih baru.

"Aa sakit..." Rintih jerry

"Seberapa lama lo pakai?" Lanjut jeni dengan melihat berbagai luka di lengan jerry

"Sudah berapa kali pisau itu menggores kulit lo?" Amarah jeni memuncak

"Apa ini balasan Lo buat gue? Jawab je?!" Bentak an terakhir yang sangat menusuk hati jerry

"Ma-maaf" Jerry lagi-lagi hanya bisa menunduk

Jeni terlihat frustasi ia menjambak dan mengusap rambutnya beberapa kali sampai rambut itu terlihat berantakan.

"Apa janji Lo sama gue? Lo lupa?" Jeni berusaha menenangkan diri, ia duduk di sofa dengan santai tapi hatinya masih ada kekecewaan yang tersirat di matanya.

ALONE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang