11

390 72 39
                                    

"Ma?"

"Ya?"

Subin yang saat ini sedang mengotak-ngatik ponselnya pun mengernyit menatap Minhee yang berjalan gontai ke dalam kamarnya. Sontak Subin langsung membenarkan duduknya dan membiarkan Minhee naik ke atas ranjang.

"Kenapa?" Tanya Subin heran menatap wajah cemberut Minhee.

Tanpa menjawab pertanyaan dari sang Mama, Minhee pun langsung memeluk Subin dengan erat yang membuat Subin sedikit tersentak kaget.

"Anak Mama kenapa hmm?" Tanya Subin yang sudah meletakkan ponselnya dan saat ini ia sedang mengusap-ngusap rambut Minhee dengan penuh sayang.

Sementara Minhee hanya mendengus kasar, "Wonjin!"

Subin mengernyit mendengar satu kata yang keluar dari bibir anaknya. Batinnya bertanya-tanya apakah mereka berdua baru saja bertengkar untuk yang kesekian kalinya? Jadi memang sudah hal yang wajar jika Minhee dan Wonjin akan selalu bertengkar, berdebat, hingga bahkan kejar-kejaran yang membuat Subin mau tak mau melemparkan sebuah sapu ijuk ke arah mereka berdua.

"Tau ah pokoknya Minhee kesel sama Wonjin Ma! Kenapa sih Minhee harus punya kembaran kaya Wonjin? Emang Mama gak bisa gitu ngelahirin Minhee aja tanpa Wonjin?"

Deg!

Subin mematung dengan tatapan kosong, juga tangannya yang mengambang di udara karena tadinya ia ingin mengusap rambut Minhee. Beberapa saat kemudian Subin tersenyum getir dan kembali mengusap-ngusap rambut anaknya.

Inilah hal yang menjadi ketakutan terbesar untuk Subin, bagaimana jika suatu saat nanti Minhee mengetahui jika dirinya bukanlah anak Subin atau kembaran Wonjin? Terlebih jika Minhee tau Mama kandungnya telah meninggal setelah ia dilahirkan. Jujur Subin takut, takut jika Minhee akan membenci dirinya dan berbalik meninggalkannya. Subin tidak siap, karena bagaimana pun Subin sudah menyayangi Minhee seperti anaknya sendiri.

"E.. Emang Onjin kenapa?" Tanya Subin mencoba mengalihkan pembicaraan.

Lantas Minhee mengangkat kepalanya, dan pandangannya pun mengarah langsung menatap Mamanya. "Ngeselin pokoknya Ma! Wonjin ngeselin!" Minhee kembali memberenggut yang membuat Subin terkekeh kecil.

"Kamu tuh ya berantem mulu kerjanya sama Onjin! Tapi nanti kalo orangnya gak ada malah nyariin sampe heboh banget!" Goda Subin sambil menjawil ujung hidung Minhee.

"Tapi kali ini ngeselinnya beda Ma! Masa Wonjin terang-terangan bilang Minhee suka sama Daera sih? Aaarrgghhh kan Minhee malu Maaaaaaaaaa.."

Minhee merengek dalam pelukan Subin yang kembali membuat Subin terkekeh. Sepertinya Subin paham dengan apa yang dirasakan oleh Minhee saat ini.

"Berarti beneran suka sama Daera?"

Minhee mengangguk menanggapi pertanyaan sang Mama, kemudian ia melotot dan menggeleng kuat. "Gak! Mana ada Minhee suka sama Daera Ma! Ya kali suka sama cewek gorila kek gitu!" Ucap Minhee sewot diakhiri dengusan kasar.

"Nah terus kalo gak suka kenapa harus malu?" Tanya Subin berniat semakin menggoda Minhee.

Minhee sendiri langsung tergagap, ia sendiri bingung harus menjawab apa pertanyaan dari sang Mama? Ia kemudian menghela napasnya, kemudian kembali menatap Subin dengan lembut. "Hmm.. Iya Minhee suka sama Daera Ma.."

Subin yang mendengar itu lantas tersenyum tipis, ia sudah menduga semua itu karena memang sejak SMP Minhee suka sekali menggangu Daera. Subin masih ingat betul jika Minhee pernah berkata 'Gangguin Daera itu seru Ma! Apalagi pas dia komat-kamit, Bukannya kelihatan nakutin malah gemesin.'

"Maafin Minhee Ma, Minhee gak bermaksud cinta-cintaan dulu di umur Minhee yang masih enam belas tahun ini. Tapi perasaan Minhee tumbuh gitu aja, dan jujur Minhee gak suka kalo Daera tuh suka sama Mas Yunseong. Minhee gak mau Daera ngejer-ngejer Mas Yunseong karna ya Minhee pingin Daera cuma lihat Minhee." Sambung Minhee yang kembali membuat Subin tersenyum.

"Anak Mama udah besar ya, perasaan baru kemarin nangis karna popoknya minta diganti."

"Ih Mamaaaaaaaa!"

Subin terkekeh melihat reaksi Minhee yang merajuk karena ucapannya. "Wajar kok, Mama dulu juga jatuh cinta sama Papa pas seumuran kamu. Syukurnya kita langgeng sampe nikah dan sampe sekarang punya tiga buntut yang sukanya ngerecokin Mama sama Papa.."

"Ih Mama sama Papa mah udah tua, gak pantes kalo romantis-romantisan lagi.." Cibir Minhee sambil terkekeh.

"Gakpapa dong, kalo gak romantis kamu gak bakal ada hayo.."

Belum sempat Minhee membalas perkataan sang Mama, saudara kembarnya sudah menyelonong masuk dan naik ke atas ranjang ikut memeluk Subin dengan erat.

"Minhee minggir! Ini Mama gue!" Kata Wonjin sambil mendorong pelan wajah Minhee menjauh dari Subin.

"Ini Mama gue! Enak aja!"

"Mama gue!"

"Gak! Heo Subin istrinya Heo Chan itu Mamanya Heo Minhee!" Ucap Minhee tak mau kalah sambil membalas perbuatan Wonjin.

Subin yang berada ditengah-tengah mereka berdua hanya bisa memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Mama punya orang tua Mama!" Sahut Subin ikut menimpali.

.....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.....

Jangan cari kapal kalian disini karena ya kapalnya bakal Bihun rombak:) Logikanya ya kali Minhee suka Yunseong kan mereka saudaraan:"

Tweets 3 Ft. Victon & KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang