29

272 47 30
                                    

"Huuhhh.."

Hyeongjun menghembuskan napas beratnya sambil menatap langit-langit kamar. Ia baru saja pulang dari tempat les yang langsung saja menghamburkan diri ke atas kasur. Bahkan seragam sekolahnya masih belum terlepas dari tubuh mungilnya.

"Capek.." Ujarnya pelan.

Akhir-akhir ini jadwal belajarnya semakin padat karena memang mendekati ujian. Di sekolah Hyeongjun harus merelakan jam istirahatnya untuk belajar di perpustakaan, lalu pulang sekolah ia harus cepat pergi ke tempat les untuk menerima pembelajaran tambahan. Tentu saja ia sangat kelaparan dan lelah karena ia melewatkan makan siangnya, ia ingin pergi makan namun saat pulang les sudah sangat sore. Yang membuatnya harus menahan lapar dan segera pulang agar bisa makan malam dengan keluarganya. Karena demi apapun Hyeongjun tak ingin membuat Mommy-nya bersedih hanya karena ia tidak makan di rumah dan memakan masakan Mommy-nya.

"Seumpama gue gak nurutin kemauan Mommy buat jadi dokter, apa gue bisa lebih santai ya sekolahnya? Tapi gue gak mau bikin Mommy sedih, terlebih Daddy yang pastinya bakal kecewa karna gue gak nurut. Gue takut kalo rasa sayang Daddy ke gue bakal berkurang.."

Hyongjun membalikkan tubuhnya menjadi telungkup, kedua tangannya ia lipat dan ia jadikan bantal dibawah dadadnya. "Terlebih gue udah dijodohin sama Yunseong, dan bakal tunangan setelah lulus sekolah. Gue udah gak punya harapan buat nentuin jalan hidup gue sendiri.."

Hyeongjun menarik napasnya lalu tersenyum kecut, "Enak kali ya jadi anaknya Aunty Subin sama Uncle Chan atau jadi anaknya Aunty Hanse sama Uncle Jae. Trus kenapa gak sama Donghyun aja gue dijodohinnya? Kenapa harus Yunseong? Daera kan suka sama Yunseong, gue gak mau semakin dibenci sama kembar karna gue sayang sama mereka. Gue pingin dihargai sebagai seorang Kakak, kaya Wonjin sama Minhee yang bisa akur sama Yunseong.."

"Kenapa jadi mewek sih?" Hyeongjun terkekeh kecil sambil mengusap liquid yang keluar dari mata kanannya.

Setelah dirasa perasaannya jauh lebih baik, ia segera bangkit dan bergegas untuk mandi. Namun saat ia hendak masuk ke dalam bathup, ia teringat dengan kado pemberian dari Donghyun. Beberapa hari yang lalu Donghyun memberinya sebuah sabun, katanya sabun tersebut dapat menenangkan pemakainya ketika sedang stres. Sambil tersenyum, Hyeongjun yang kini sudah bertelangjang bulat dengan segera mengambil sebuah handuk dan melilitkannya ke tubuh mulusnya. Ia segera keluar dan mengambil sabun tersebut karena ia juga penasaran.

"Gue taruh mana ya tuh sabun?" Tanya Hyeongjun pada dirinya sendiri sambil mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuknya.

Seingatnya, ia meletakkan sabun tersebut diatas meja belajarnya. Yang membuatnya dengan teliti mengecek meja belajarnya, ia mengangkat satu per satu benda dan berharap bahwa sabun pemberian Donghyun hanya terselip disana.

"Kemana ya?" Ulangnya dengan kebingungan.

Lalu Hyeongjun sedikit menunduk, menatap ke arah lantai yang mungkin saja sabun tersebut jatuh. Dan benar saja, sabun dengan bungkus warna ungu itu tergeletak di lantai tepat dibawah kolong meja belajarnya.

"Ah itu!" Serunya yang kemudian Hyeongjun segera menggeser kursi yang menghalangi, lalu ia berjongkok dan meraih sabun tersebut. Namun karena jarak kolong meja belajarnya lumayan dalam, membuatnya mau tak mau sedikit menunggingkan pantatnya agar tubuhnya bisa lebih leluasa menggapai sabun tersebut.

Tepat saat ia menunggingkan pantatnya, seseorang tanpa diduga membuka pintu dan hendak masuk ke dalam kamarnya. Yang membuat orang tersebut jelas kaget dan langsung mematung di tempatnya sambil melotot lebar. Bagian bawah Hyeongjun terpampang jelas tepat didepan matanya karena memang meja belajar Hyeongjun sejajar dari arah pintu. Dengan segera orang tersebut keluar dan menutup pintu dengan sangat hati-hati agar Hyeongjun tidak tau bahwa ia baru saja melihat bagian private-nya.

"Shit!" Umpatnya sambil bersandar dipintu kamar milik Hyeongjun.

......

"Kamu kenapa hmm?"

Byungchan menatap heran sang suami yang tampak gusar sejak makan malam berlangsung hingga kini mereka hendak bersiap tidur.

Seungwoo hanya menoleh sekilas, lalu menggeleng pelan dan kembali larut dalam pikirannya. Memorinya terus berputar tepat dimana ia tanpa sengaja melihat bagian tubuh anak sulungnya, iya orang itu adalah Seungwoo. Tadinya Seungwoo berniat memanggil Hyeongjun untuk bersiap makan malam. Namun entah bisa dibilang kesialan atau keberuntungan, ia tanpa sengaja malah disuguhkan pemandangan dimana Hyeongjun sedang menungging yang jelas menampakkan pantat putih nan sintal karena memang sang anak hanya memakai sebuah handuk. Yang membuat pikiran Seungwoo sedari tadi dipenuhi pikiran kotor karena bagaimanapun Seungwoo adalah seorang laki-laki dewasa. Ditambah pantat Hyeongjun terlihat sangat bulat dengan hole ketat yang berwarna pink ditengahnya. Ah membayangkan ia menghujami hole Hyeongjun dengan brutal membuatnya merasa panas dingin. Namun sebisa mungkin ia mengeyahkan pikiran bejatnya karena Hyeongjun adalah anaknya.

"Chan?" Panggil Seungwoo sambil menatap sang istri yang sudah mulai terpejam. Panggilannya hanya dibalas dehaman kecil yang membuat Seungwoo semakin merasa ragu. "Satu ronde ya?"

"Ngantuk Woo.."

Seungwoo menghembuskan napas beratnya sambil menatap ke bagian selangkangannya yang tampak mengembung dibalik celananya.

......

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


......

Apakah Seungwoo akan menjadi seorang pedofil? Ngomong-ngomong Bihun udah banyak ngasih warn untuk book ini di snapgram dan lagi

Apakah Seungwoo akan menjadi seorang pedofil? Ngomong-ngomong Bihun udah banyak ngasih warn untuk book ini di snapgram dan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapin hati kalian!

Tweets 3 Ft. Victon & KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang