33

316 44 11
                                    

"Iya Sejun iya..."

"Jangan telat makan!"

"Iya sayang.." Seungsik tersenyum manis sambil memakai sepatu hitamnya, sementara ponselnya ia jepit diantara telinga kanan dan pundaknya.

"Besok pulang kan?"

Yang ditanya mengangguk pelan, walau sebenarnya Sejun tak dapat melihatnya. "Iya besok pulang, hari ini meeting terakhir trus ntar malem jamuan buat ngerayain proyek kerja sama yang udah fix."

Iya jadi saat ini Seungsik sedang berada diluar kota untuk masalah bisnis. Sudah empat hari ia berada disini dan besok ia sudah bisa pulang. Ah rasanya Seungsik benar-benar merindukan suami dan anak semata wayangnya.

"Ya udah, hati-hati ya sayang.."

"Ay ay kapten!"

Terdengar Sejun yang terkekeh diseberang sana, yang bisa Seungsik tebak jika sang suami sedang menahan gemas atas kelakuannya.

"Permisi Pak, sudah waktunya anda untuk bertemu klien."

Seungsik mengernyit pelan mendengar suara seorang wanita yang tampak seperti sedang menginterupsi Sejun.

"Oh iya sebentar, saya mau pamitan sama istri dulu.." Jawaban Sejun tersebut jelas membuat Seungsik tersenyum lega.

"Halo sayang?"

"Jun?" Panggil Seungsik sambil mengulum senyumnya.

"Iya cintaku, kenapa hmm?"

Seungsik bisa merasakan kedua pipinya memanas hanya karena perkataan Sejun yang terdengar cringe.

"Hmm, ada rapat juga ya?"

"Iya sayang, kan aku lagi cari nafkah buat kamu sama Donghyun." Ucap Sejun lembut yang membuat Seungsik ingin membanting diri.

"Hmm ya udah kalo gitu, jangan selingkuh ya Jun! I love you, suamiku.."

"I.."

Tut.. Tut..

Seungsik dengan cepat memutus sepihak sambungan telpon tersebut dan langsung membuang asal ponselnya ke atas ranjang hotel tempat ia menginap.

"Gue tebak Sejun disana lagi senyum-senyum kek orgil!" Kekehnya sambil membayangkan wajah tampan sang suami.

......

Seungsik menghela napas lega tepat setelah acara jamuan dilaksanakan. Iya saat ini Seungsik sedang berada disebuah restaurant tempat dimana ia dan beberapa klien-nya melaksanakan makan malam. Seungsik sendiri belum bisa kembali ke kamar hotel karena memang sekarang para klien-nya malah mengajaknya untuk berkaraoke. Restaurant disini memang terkesan privat dan terdapat fasilitas karaoke.

"Sik?"

Yang dipanggil menoleh, lalu tersenyum ke arah Wyatt yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa 2 gelas berisi air ditangannya.

"Hai.." Sapa Seungsik ramah.

Seperti yang sudah diketahui, bahwa Wyatt adalah salah satu rekan bisnisnya dalam proyek kali ini. Entah sebuah keajaiban atau apa, akhirnya Seungsik dan Wyatt dipertemukan kembali setelah 17 tahun lamanya. Mengingat itu membuat memori Seungsik terlempar jauh ke masa lalu, tepat dimana ia memiliki masalah dalam rumah tangganya dengan Sejun. Jika tidak ada Wyatt waktu itu, mungkin Seungsik sudah menggugurkan kandungannya dan tak akan lahir seorang anak laki-laki tampan bernama Im Donghyun.

"Nah! Diminum.." Kata Wyatt sambil menyodorkan salah satu gelas ditangannya ke arah Seungsik, yang sontak langsung Seungsik terima.

"Makasih.."

Wyatt mengangguk pelan, lalu meneguk menimum digelas yang masih ia pegang sambil mengarahkan pandangannya ke arah klien yang tengah asik bernyanyi didepan sana. Begitu juga Seungsik yang ikut meneguk minuman yang diberikan oleh Wyatt karena kebetulan ia juga sedang haus.

"Whisky?" Tanya Seungsik tepat setelah ia meneguk satu kali minumannya.

Wyatt mengangguk pelan, "Kenapa? Lo gak boleh mabuk sama suami? Atau lo lagi hamil?"

"Enggak kok, udah lama aja gak minum.." Jawab Seungsik yang kemudian meneguk minumannya hingga tandas.

"Mau lagi? Gue lihat lo akhir-akhir ini stres karna proyek ini, dan berhubung sekarang udah clear mending lo lepasin beban lo Sik.."

Seungsik terlihat menimang, memang benar jika ia amat sangat dipusingkan dengan proyek yang ia tangani sejak kemarin. Kemudian ia mengangguk pelan, tidak salah jika ia meringankan sedikit beban pikirnya mumpung tidak ada Sejun. "Boleh..."

Lalu setelahnya Seungsik kembali bercanda dan mengobrol dengan Wyatt sambil terus meminum whisky yang dituangkan oleh Wyatt ke dalam gelasnya. Hingga akhirnya Seungsik mabuk, dan meracau sambil menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Wyatt.

Wyatt yang masih dalam keadaan setengah sadar pun menoleh ke arah Seungsik. Menatap wajah merah Seungsik yang terpejam, kemudian turun ke bawah menatap bibir plum Seungsik. Tanpa pikir panjang Wyatt segera menangkup kedua pipi tembam Seungsik dan memajukan wajahnya, menempelkan bibirnya pada bibir Seungsik dan melumatnya dengan lembut.

"Hmmh.." Seungsik melenguh pelan sambil membalas ciuman Wyatt, lalu tanpa sadar ia menekan tengkuk Wyatt untuk memperdalam ciumannya.

Jelas Wyatt tak ingin melewatkan kesempatannya, yang kemudian ia dengan segera mengangkat Seungsik ke dalam gendongannya. Yang langsung saja Seungsik memeluk leher Wyatt dengan erat tanpa melepaskan ciuman keduanya. Wyatt segera membawa Seungsik kembali ke hotel, ia bahkan sudah tidak peduli dengan pandangan orang-orang disekitarnya yang menatap mereka berdua dengan heran. Berhubung restaurant berada dilantai 1 hotel tempat mereka menginap, maka membuat Wyatt dengan cepat sampai pada kamar milik Seungsik.

Wyatt dengan pelan membaringkan Seungsik ke atas ranjang, mata gelapnya menatap Seungsik penuh nafsu. Melihat bibir merah Seungsik yang tampak membengkak ditambah mata sayu pemuda beranak satu tersebut membuat fantasi Wyatt semakin menjadi-jadi, yang tanpa sadar membangunkan sesuatu dibawah sana.

"Seungsik-ah.. Let's play with me.." Bisik Wyatt yang kembali meraup bibir Seungsik, mengukung Seungsik sambil membuka jas yang melekat pada tubuh sang submissive.

"Ahh Sejunhh.."

......

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


......

Hmm apa yang akan terjadi?:"

Tweets 3 Ft. Victon & KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang