Aku berusaha jalan secepat mungkin sambil menggandeng tangan Draco, dan Draco mengikuti aku. Saat sampai di sana sudah ada Madam Hooch, dan artinya kami terlambat.
"Sorry madam, aku tadi baru saja dari toilet." ucap ku, "Dan bagaimana bisa kau bersama dengan Mr Malfoy?" tanya Madan Hooch, "Aku tadi bertabrakan dengan-nya di depan toilet perempuan, madam." ucap ku menjelaskan.
"Baiklah, kembali lah ke tempat kalian masing-masing, dan tunggu apa lagi ayo berdiri di sebelah kiri sapu terbang kalian! Dan taruh tangan kalian di atas sapu itu dan ucapkan 'UP' agar sapu itu datang ke tangan kalian" ucap Madam Hooch
"UP" ucap ku dan sapu itu langsung terbang ke dalam genggaman ku, sapu milik Harry juga langsung menghampiri tangan-nya, milik Draco pun. Tapi saat Ron mencoba bukannya melayang ke tangan-nya, malahan sapu itu menghantam kepala Ron, dan sapu Hermione hanya berguling guling di tanah.
"Naik ke atas sapu kalian masing-masing dan hentakan kaki kalian kuat kuat ke tanah untuk terbang pada hitungan ketiga. 1....2....3!" Madam Hooch meniup peluit, dan kami semua mulai terbang tapi tak terlalu tinggi.
Tiba tiba sapu milik Neville terbang dengan tidak terkendali dan terbang lebih tinggi lagi, dan bergerak ke kanan dan ke kiri secara acak dan brutal. Semua anak yang ada di sana beranjak turun kembali ke tanah dan hanya memperhatikan Neville, kecuali aku.
Aku segera terbang dengan sapu ku dengan kecepatan tinggi, dan menarik tangan Neville agar ia duduk di sapu terbang ku juga. Setelah itu aku langsung turun ke teman teman di bawah bersama Neville, anak anak di sana mengerubungi kami.
"Terima kasih Miss Grayn, dan sekarang aku akan mengantar Neville ke Hospital Wings. Dan jangan coba coba menerbangkan sapu kalian, atau kalian akan dikeluarkan dari Hogwarts sebelum kalian bisa mengeja Quidditch!" ucap Madam Hooch dengan tegas.
"Coba saja si bocah bodoh itu memegang bola konyol ini pasti ia ingat untuk tidak ceroboh." ucap Draco dengan nada seperti biasa, angkuh dan menyebalkan. Sambil ia memegang dan memutar mutar remembrall milik Neville di tangan-nya.
"Draco, jangan main-main itu milik Neville!" ucap ku sambil menghampiri Draco dari belakang. "Diam dulu Aurel!" ucap Draco dengan menolehkan sedikit kepala-nya.
"Drake! Kemari-kan remembrall itu!" ucap ku lagi sambil mencoba menggapai remembrall yang ada di tangan-nya. Ia malah sengaja menaikkan tangan-nya hingga aku tak dapat menggapai-nya.
Draco menarik tangan ku dengan tangan-nya yang satu lagi, dan otomatis tubuh ku juga ikut ketarik. "Tunggu sebentar, Rel! Ini urusan ku, nanti dulu ya..." ucapnya sambil mengelus rambut ku.
Setelah Draco bicara seperti itu, "Berikan itu kepada ku Malfoy!" ucap Harry, bukannya memberikan remembrall itu ia malah langsung terbang dengan sapu terbang-nya.
"Coba saja ambil, Potter! Kenapa? Tidak bisa? Di luar kemampuan mu Potter?" ucap Draco dengan nada mengejek ke Harry.
Harry terlihat sudah mau menaiki sapu terbang-nya, tapi dicegah oleh Hermione tapi pada akhirnya ia tetap menaiki sapu terbang-nya, dan Hermione mengumpat.
"Sudah lah Hermione, Harry tidak akan dikeluarkan dari Hogwarts. Aku jamin itu!" ucap ku ke Hermione.
•~•~•~•~•~•
Setelah Harry turun dari sapu terbang-nya, Prof McGonagall datang ke lapangan sambil memanggil nama ku dan Harry. Aku dan Harry hanya mengikuti Prof McGonagall, yang ternyata menghampiri suatu kelas. Dan saat ia keluar dari kelas itu, ia bersama dengan seorang kakak kelas yang bernama Wood.
"Wood, ku pikir kita sudah menemukan seeker yang tepat." ucapnya pada Wood. "Apakah kau yakin Prof?" tanya Wood sambil menatap kami berdua.
"Ya, aku tadi melihat mereka berdua mengendarai sapu terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dan postur tubuh mereka sangatlah cocok untuk menjadi seorang seeker." ucap Prof McGonagall.
"Baiklah kalau begitu Prof, dan kalian berdua nanti setelah selesai pelajaran temui aku di lapangan, kita akan latihan Quidditch." ucapnya pada kami berdua.
•~•~•~•~•~•
"Bloody brilliant, kalian berdua dipilih menjadi seeker Gryffindor? Maksud ku, tidak ada sebelumnya anak tahun pertama dipilih ke dalam team Quidditch." ucap Ron
"Ya, tapi aku tetap gelisah, bagaimana jika aku mempermalukan diri ku sendiri pada pertandingan nanti." ucap Harry dengan nada yang cemas
"Hey Harry, kita tidak akan begitu, karena itu sudah ada dalam darah kita berdua." ucap ku sambil mengisyaratkan untuk mengikuti ku.
Di sini lah kami berada, di depan nama nama team Quidditch yang pernah ada di Hogwarts. Dan di sana terdapat nama ayah-nya Harry dan nama ayah ku.
•~•~•~•~•~•
Kami berempat berjalan menuju common room Gryffindor, tapi pada saat di tangga, tangga itu bergerak dan mengubah jalur yang dapat dilewati. Kami berusaha menaiki itu secepat mungkin dan masuk ke sebuah lorong, saat kami mengetahui ini lorong lantai 3, kami mau keluar dari lorong itu tapi kami bertemu dengan kucing milik Filch.
"Lari!" ucap Harry. Kami pun lari ke ujung lorong yang terdapat pintu, tapi pintu itu tertutup dan Hermione membukanya dengan mantra 'Alohomora'. Kami semua masuk ke dalam ruangan itu, aku sedang menghela nafas karena tadi nafas ku ngos-ngosan.
Saat aku mengangkat kepala ku, aku melihat anjing berkepala tiga berwarna hitam. Aku menatap ke arah mata-nya yang ada di kepala tengah dan ia juga menatap ke arah ku. Jujur saja aku ini sebenarnya bisa berbicara dengan binatang.
Tapi pada saat Ron membalikkan badan-nya, ia langsung berteriak karena melihat anjing berkepala tiga itu. Lalu Hermione dan Harry juga berbalik dan berteriak, anjing berkepala tiga itu tiba tiba mau menyerang mereka bertiga. Dan mereka bertiga segera kabur dari ruangan itu secara terburu-buru sampai melupakan ku.
"Hey, hey, hey. Tenang lah fluffy, mereka teman teman ku, mereka tidak akan mengganggu mu." ucap ku pada fluffy dan ia hanya menunduk seperti merasa bersalah. Aku pun hanya mengelus kepala-nya bergantian.
"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi dahulu." ucap ku lagi sambil melambaikan tangan ku ke arah fluffy.
•~•~•~•~•~•
Saat aku keluar dari lorong lantai 3, aku melihat Harry, Hermione, dan Ron sedang berdebat. Aku pun berencana bergabung dengan obrolan mereka.
"Hey guys! Apa yang sedang kalian perdebatkan?" ucap ku tiba tiba di belakang mereka bertiga. "Tentu saja orang yang salah karena meninggalkan Aurel bersama anjing berkepala tiga di ruangan itu. Bagaimana jika Aurel dimakan oleh anjing itu." ucap Harry
"Hey! Bagaimana mungkin aku bisa berbicara dengan mu jika aku dimakan oleh anjing itu?" ucap ku sambil menepuk pundak Harry.
Mereka bertiga membalikkan tubuhnya menghadap ke arah ku dengan kedua mata yang melotot dan mulut yang menganga lebar.
"Hey, tutup mulut kalian bertiga, lalat bisa masuk ke dalam mulut kalian itu!" ucap ku sambil mengibaskan tangan ku di depan muka mereka bertiga.
"Ayo ke common room sekarang! Mau apa lagi kita di sini? Menunggu sampai ada guru yang menyadari bahwa kita ada di lantai 3?" ucap ku sambil menarik tangan mereka bertiga
Sesampainya di common room Gryffindor mereka menghadiahi aku dengan banyak pertanyaan tentang keadaan ku. Dan setelah aku menjawabnya bahwa aku baik baik saja.
Harry memeluk ku dan menyelusup-kan muka-nya di leher ku, mungkin ia masih merasa bersalah karena telah meninggalkan aku di ruangan itu sendirian.
"Harry sudah lah aku tidak apa-apa, jangan merasa bersalah begitu!" ucap ku sambil menepuk nepuk punggung Harry.
•~•~•~•~•~•
Hi guys!
Ca ga lupa buat ngingetin kalian buat vote dan comment....
Lakuin itu buat support ca...
Kalo gak vote mungkin ceritanya gak ca lanjut...
Dan ya kalo mau minta follback tinggal bilang nanti ca follow....
And thanks buat 100 vote...•~•~•~•~•~•
1160 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Pureblood | discontinued
FantasyAurelia Vania Grayn adalah seorang penyihir perempuan berdarah murni yang baru saja menginjak usia 11 tahun. Dan ia mendapatkan surat dari sekolah sihir Hogwarts. Dan ini adalah cerita keseruan Aurel di Hogwarts bersama teman temannya. Sorcerer's st...