Gadis cantik itu melangkah malas memasuki area sekolah yang ramai. Hari pertama setelah kenaikan kelas murid-murid masih berkeliaran sana sini. Gadis ini sebenarnya masih tak rela meninggalkan kasur empuk nan nyamannya di rumah. Tapi apalah boleh buat, si emak yang enggak berhenti menggedor-gedor pintu kamarnya sampai ia siap ke sekolah.
Ia memegang kedua tali tasnya. Dengan wajah misuh-misuh gadis itu bergumam sepanjang jalan. Tak sadar cowok-cowok sepanjang koridor kompak memandangnya terpana.
"JISYAAKUUUU!!"
Gadis cantik itu mencibir. Menipiskan bibir sejenak lalu menoleh malas. "Apa?" balas gadis itu dari tempatnya berdiri.
Pemuda tampan-Aryan Malik- di ujung koridor sana melambai lambai riang. Kemudian berlari kecil menghampiri Jisya yang masih berdiri di tengah tengah koridor.
"Elah Sya, baru hari pertama nih.
Masa langsung cemberut aja," kata pemuda itu saat sudah berada tepat di samping Jisya. Kemudian tanpa beban melingkarkan tangannya ke pundak gadis cantik itu, memberi komando berjalan. Lagi-lagi tanpa sadar, para cowok disana kompak mendelik melihatnya."Ciah, palingan lo semangat buat cari cem-ceman baru, apalagi yang PLS tuh di lapangan. Masih seger" kata gadis itu meledek.
Pemuda itu hanya tertawa, kemudian melirik kecil gadis mungil dengan rambut bob-nya yang melangkah santai memasuki kelas bertulis '11 MIPA 1' kelas yang juga ia dan Jisya tuju.
"HE MAURETA GUE DAPAT IG NYA NYET!" Tiba tiba gadis jangkung berkuncir dari dalam kelas melompat menghampirinya dengan heboh.
Jisya mengerjap pelan, lalu ikut berteriak heboh. "SERIUS LO?!! GUE CARI GAK DAPAT ANJIR."
"ANAK O2SN ATLET RENANG MASA."
"DEMI APA?"
"DEMI CEM CEMAN ARYAN YANG MASIH CANTIKAN GUE, SI DOI KEREN BANGET HUHU."
Aryan yang tadi langsung menuju pojok kelas mendelik sinis mendengar namanya diikut sertakan. Pemuda ini ingin membalas, namun tak jadi karena pusing sendiri melihat dua gadis cantik yang masih di depan pintu itu mulai mengeluarkan suara suara aneh sambil melompat riang.
"ANJING AING NGESTALK ORANG INI GAK SENGAJA KEPENCET LOVE!!"
Satu lagi suara tak santai terdengar dari meja pojok depan samping pintu.
Teriakannya membuat fokus kedua gadis cantik di depan pintu jadi teralih padanya."HAHAHA MAMPUS NA!" Juyu-si gadis jangkung itu tertawa geli sambil mengumpat.
"HUWAHH MALU BANGET, AUTO GANTI UNAME ANJEER," pekik gadis bernama Yena itu.
"Kalem kalem ciwi-ciwi, itulah resiko intel gadungan kek kita-kita," komen Jisya di tengah tengah teriakan heboh.
"Eh tapi tapi si doi beneran atlet renang?" Lanjut Jisya kembali membahas hal itu.
"Iya njir, noh noh," balas Juyu gemas kemudian memperlihatkan gambar dari handphone-nya.
Jisya manggut manggut, sedangkan Yena mendengus, "Apaan ew, orang itu cuma spanduk kaki doang tuh," katanya membuat Juyu dan Jisya mendelik.
Jisya kemudian mengubah ekspresi menjadi gaya sedih yang dibuat buat. "Apalah dayaku, yang baru nyelup sekaki aja udah mengap mengap diluan," katanya mendramatis.
Kedua gadis di sampingnya pun ikut menurunkan raut wajah menjadi dramatis.
•••
Jisya berdiri di depan pintu 11 MIPA 2 berhadapan dengan seorang gadis cantik berkulit putih bersih di depannya.
"Joy, panggilin anak kelas lo, katanya rapat OSIS sekarang," kata Jisya to the point.
Joy menyerngit. "Lah, dadakan?" tanyanya bingung.
Jisya mengangguk singkat kemudian berbalik akibat panggilan seseorang.
"Hai Jisya ...." Pemuda bertubuh ceking berdiri di hadapannya dengan senyum lebar.
Jisya mengernyit sebentar kemudian langsung mengubah wajah jadi tersenyum manis. "Kenapa?"
Pemuda itu menggaruk tengkuknya sesaat. "Eung ... pulang nanti ada acara?"
Gadis cantik ini terdiam lama. "Hem ... gak tau sih tapi kayaknya OSIS lagi sibuk. Ekskul model juga lagi ngurus rapat," katanya dengan wajah tak enak.
"Aa ..., gitu ...." gumamnya dengan nada kecewa. "Kalau gak sibuk kabarin ya," lanjut pemuda itu sambil memberikan selembar sticky notes warna kuning.
"Ok" balas Jisya masih tetap dengan senyumnya.
Setelah pemuda itu berbelok di koridor ujung. Jisya membalikkan badan kembali ke arah pintu kelas 11 MIPA 3.
"UDAH?"
Tiba tiba seorang pemuda jangkung dengan tatapan tajamnya menyambut gadis itu.
"ANYIG!" umpat Jisya refleks. "LO!"-tangannya menunjuk-"argh ..., kenapa tiba tiba muncul sih ha?" pekik gadis itu dengan mata membola.
Pemuda itu mendecih, "Ayo deh, nih Joy sama Jessy dah nunggu dari tadi," katanya mengingatkan.
Eh?
Jisya melebarkan mata kemudian tersenyum kecut melihat gadis cantik di samping Joy menatapnya dengan tatapan datar.
"Heheh Maaf ya, yaudah ayo!" ajak gadis itu kemudian.
Jisya melongok ke dalam ruangan ketika Farel-satu satunya pemuda yang sedari tadi bersama mereka membuka pintu ruang OSIS dan memasukinya.
"Nah, tuh Jisyanya datang," kata Irene-Sekretaris OSIS, yang duduk di salah satu kursi.
Jisya mengedarkan pandangan kemudian tersenyum meringis. "Sorry terlambat hehe ...," katanya dengan suara serak basahnya. Tak sadar para pemuda di dalam ruangan itu kini sedang menyorotnya dengan mata berbinar.
"Jadi?" Farel, si wakil ketua OSIS menyadarkan keterpanaan para pemuda itu.
"Ekhem ... jadi ... Jisya, lo bisa jadi MC nanti pas pembukaan lomba PLS?" Kata Irzan-Ketua OSIS.
Jisya terdiam sesaat, kemudian berkata, "Lah, yang jadi MC pembuka PLS kan Wendy?" tanya Jisya heran.
Semua orang terdiam. "Tadi ada kecelakaan kecil Sya, si Wendy jatuh di lapangan," jelas salah satu dari mereka
Jisya lagi lagi terdiam, berpikir sejenak. "Hem yaudah deh," putusnya akhirnya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Marigold
Teen FictionMaureta Jisya Aurelia. Panggilan akrabnya sih Jisya. Si ratu cantik dari SMA Flawless. Cantik dah pasti, Imut iya, Ramah iya, Murah senyum juga iya. Aduh pokoknya pacarable banget. Tapi kenyataannya justru gak pernah punya pacar. Yang nyepik sih ba...