II

2.7K 362 18
                                    

"aku menerimanya"

Mulai hari itu, hidup seorang Watanabe Hanbin semakin berubah. Keberadaan Jinhwan di sisinya bagaikan sebuah anugerah yang Dewa Langit berikan kepadanya.

Keajaiban yang seolah ditakdirnya menemani dirinya, mengiringi langkah takdirnya.

Hari-harinya terasa begitu menyenangkan karena pendamping hidupnya itu.

Mereka berdua sangat bahagia, tapi satu hal yang mereka lupakan. Janji untuk memberi Gledion seorang pewaris dengan keturunan murni adalah syarat mutlak alasan penyatuannya dengan Jinhwan.

Tidak, sebenarnya Hanbin tidak melupakannya. Hanya saja ia memilih menyerahkan semua kepada garis takdirnya.

Jika memang pada akhirnya semua akan sirna karena ia tidak bisa menepati janjinya itu maka ia akan dengan senang hati untuk menjemput ajal bersama pendamping hidupnya.

Menerima hukuman mereka

"maafkan saya tuan, entah anda ingin mendengarnya atau tidak tapi saya pastikan bahwa anak yang sedang dikandungnya tidak bisa menjadi pewaris untuk Gledion"

Cenayang itu terlihat ketakutan saat melihat wajah Hanbin yang mendadak dingin saat mendengar ramalan tentang calon pewaris Gledion.

Pemimpin pack itu menghembuskan nafasnya berat sebelum bangkit dari tempat duduknya dan bergegas pergi dari aula meninggalkan cenayang itu sendirian.

Brak!

Pintu itu terdorong dengan sangat keras hingga menimbulkan suara gema di setiap sudut ruangan kamar saat itu.

"Jinhwan!"

Jinhwan yang semula tenggelam dalam lamunan tentang masa depan anaknya pun terkejut ketika mendengar suara pria yang memanggilnya dengan suara menggelegar seperti itu.

Ia berbalik, bergegas menghampiri Hanbin yang tampak dingin dengan tatapan tajamnya mengarah ke pria kecil itu.

"apa yang terjadi?kau baik-baik saja buk-"

Hanbin menepis tangan kecil Jinhwan dengan kasar, tak peduli bahwa pria itu sedang menahan cairan bening di pelupuk mata nya.

Yang saat ini ada di pikirannya hanyalah ramalan yang baru saja di dengarnya beberapa saat lalu.

'ia tidak bisa menjadi pewaris untuk Gledion'

Hanbin mencengkram erat pundak sempit milik vampire itu, membuat Jinhwan sedikit kesakitan karena cengkraman Hanbin yang terlalu erat menyakiti tubuhnya.

"apa yang kau lakukan, lepaskan aku" mohonnya berulang-ulang.

"kita bunuh saja dia, atau dia yang akan membuat kita menjemput ajal kita sendiri" Seolah tanpa rasa bersalah Hanbin mengatakan hal itu kepada pria kecil yang sedang menatapnya memohon.

Apapun yang terjadi, terlepas anak itu tidak bisa menjadi seorang penerus sekalipun dia tetap darah dagingnya.

"tidak!kau tidak boleh membunuhnya Hanbin, dia juga bernafas sepertimu apa kau tega membunuh keturunanmu sendiri?!"

Jinhwan tak berhenti membujuk pemimpin pack itu, semuanya keselamatan hidup anaknya. Ia tidak akan membiarkan satu orangpun menyakiti darah dagingnya itu tak peduli seseorang itu adalah ayahnya sekalipun.

"bernafas?!dia seorang vampire sama sepertimu!!bagaimana bisa seorang vampire yang akan menjadi pemimpin klan bangsa werewolf huh?!"

'tidak, kau tidak bisa membunuhnya Hanbin'

"aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya Hanbin!ku mohon percayalah kepadaku dia pasti akan menjadi calon pemimpin Gledion nantinya"

Seolah tuli, Hanbin memilih mengabaikan semua perkataan Jinhwan. Membiarkan ocehan-ocehan itu berlalu layaknya angin yang berhembus menembus pendengarannya.

[ 2 ] ᴍᴀᴛᴇ : ᴛʜᴇ ꜱᴇᴄᴏɴᴅ ꜱᴏᴜʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang