VI

1.6K 227 28
                                    

Arthur termenung memikirkan berbagai rencana hebat untuk merebut haknya kembali, ia tak peduli entah Mino sudah memperingatkannya beberapa kali. Baginya, ketidakadilan ini begitu membuatnya menderita.

Bahkan ayahnya sendiri tak bertindak cepat untuk menyelamatkan nyawa ibunya, pria itu terlalu serakah atas kedudukan yang diinginkannya.

"aku akan membuatmu kehilangan kebahagiaanmu suatu hari nanti, sama sepertiku. Kau bukan apa-apa Haruto, takdir membawaku kembali untuk merenggut apa yang seharusnya menjadi milikku darimu" sumpahnya dengan nada penuh amarah, kedua sorot matanya tajam menatap nyalang ke depan.

Arthur begitu berapi-api, tujuannya kini hanya satu. Merebut semua hak yang dulu dirampas darinya, semua yang seharusnya menjadi miliknya.

"Kenapa kau terburu-buru seperti itu?bukankah takdirnya sudah jelas?Haruto akan mati di tanganmu"

Jaemin mengambil tempat tepat disebelah Arthur, pemuda bersurai hitam itu lantas mengulurkan tangannya ke arah Arthur yang sekarang tengah menatapnya penuh tanya.

"apa yang kau lakukan?" Tanyanya dengan wajah dingin tak berekspresi

Jaemin memejamkan matanya, memusatkan seluruh pikirannya hingga perlahan-lahan sihirnya menguar, cahaya berwarna kebiruan itu muncul dari atas tangannya.

Cahaya yang lama kelamaan membentuk sebuah bola kekuatan yang kini berhasil menyita atensi si pemuda pucat.

"apa kau ingin bersekutu?" Jaemin membuka matanya, menatap Arthur dengan wajah tegang tanpa senyuman.

Arthur diam, sepertinya Jaemin memiliki rencana lain untuk membantunya membalas dendam. Tapi, apa maksudnya bersekutu?

"aku akan membantumu menghancurkan Haruto, tapi kau tahu bukan bahwa banyak orang juga mengharap kehancuran pemimpin pack itu?"

Arthur menganggukkan kepalanya setuju

"kita akan memanfaatkan mereka untuk membantumu menghancurkan dia, lalu sihir ini. Aku akan menggunakannya sebagai ilusi untukmu menyelinap masuk ke dalam Atera" Jaemin lantas menyimpan kembali sihirnya hingga cahaya itu perlahan-lahan pudar dan menghilang.

Arthur mendengus pelan, bukan karena ia meremehkan kekuatan sihir Jaemin yang baru saja ia tunjukkan. Tapi, bukankah tak semua orang mau membantunya untuk menghancurkan pemimpin pack besar seperti Haruto?

Pemuda itu kembali menjatuhkan atensinya lurus

"dimana kita bisa menemukan sekutu huh? Apa kau yakin beberapa dari mereka cukup berani untuk memberontak kepadanya untuk membantuku?!" Arthur meninggikan nada suaranya,  ia merasa begitu geram dengan siasat seperti ini.

Yang ia inginkan adalah kematian Haruto yang akan menandai berakhirnya klan werewolf di tangannya, saudara kembarnya sendiri. Bukan ditangan orang lain.

"wah wah wah, jangan lupakan aku juga memiliki dendam kepadanya Arthur. Dan perihal sekutu, aku tahu siapa yang bisa kita manfaatkan untuk memulai pembalasan dendam iniㅡ" balas Jaemin sedikit sinis, pria itu menggantungkan kalimatnya. Sebuah seringaian licik kini menghiasi wajah tampannya, Jaemin tahu benar bahwa rencana yang ia susun kali ini begitu besar dan juga berakibat fatal tentunya.

Pemuda itu tak akan menyia-nyiakan kenyataan bahwa ia memiliki kartu As untuk membuat Haruto memperoleh kehancurannya.

'ya, kau akan mendapatkan giliranmu juga Haruto'

Arthur tak bergeming, ia menunggu apa yang akan dikatakan Jaemin selanjutnya. Setidaknya, setelah pemuda itu mengatakannya ia tidak perlu lagi mencari-cari sekutu untuk bersama-sama menyerang Haruto dan menghancurkannya.

[ 2 ] ᴍᴀᴛᴇ : ᴛʜᴇ ꜱᴇᴄᴏɴᴅ ꜱᴏᴜʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang