satu

64 7 2
                                    

1. ANAK BARU



Jam istirahat kedua tengah berlangsung di SMA Garuda. Dan saat ini kantin pun menjadi ramai karena murid-murid tengah mengisi amunisi setelah penat belajar tadi.

"Kalian tahu nggak ada murid baru?" Tanya salah seorang gadis rambut sebahu dengan badge name Mia Ananda.

"Masa? Siapa Mi? Kelas berapa? Cowok? Ganteng nggak?" Pertanyaan beruntun mengalir begitu saja dari mulut Salma.

"Lo mah giliran cowok aja gercep Sal," sinis Mia. "Tadi gue denger dari anak sebelah pas lagi antre makanan, katanya murid barunya cowok kelas 11."

"Weh anjir beneran cowok?!" Tanya Salma dengan antusias.

"Nyantai kali Sal, ngegas banget sih kalo udah urusan cowok." Gurau gadis dengan badge name Mentari itu.

"Sasaran empuk Tar. Siapa tahu bisa kenalan, pdkt-an, terus pacaran deh." Kata Salma dengan senyum secerah matahari pagi.

"Bangun anak setan, siang bolong gini malah mimpi tinggi banget." Mia menampar pelan pipi Salma yang langsung membuat gadis itu mencuatkan bibirnya.

"Kelas 11 apa itu anak baru Mi?" Tanya Tari sedikir penasaran karena sekolah mereka memang jarang ada murid pindahan.

"Kurang tau sih, tapi kayaknya tuh anak baru ganteng deh. Soalnya tadi ciwi-ciwi yang gosipin dia girang banget anjir." Mia berdecak sambil geleng-geleng kepala.

"Kan kan, cocok nih jadi target gue selanjutnya." Salma menyeringai, jiwa fakgirl-nya merasa terpanggil.

"Nih bocah cinta-cintaan mulu, urusin tuh tadi lo quiz kimia di remidi." Semprot Mia pada Salma.

"Dih sombong banget ye lu Siti, mentang-mentang dapet nilai pas KKM belagu lu." Salma menoyor jidat Mia.

"Woy mau sampe kapan ribut? Gue duluan ke kelas ya, udah bel." Tari beranjak dari duduknya meninggalkan kedua sahabatnya yang masih saling memiting.

***

Perkenalkan, namanya Mentari. Gadis sederhana yang periang dan murah senyum. Dengan wajah yang manis ditambah dengan lesung di pipinya, Tari menjadi salah satu deretan dede gemes incaran kakak kelas. Apalagi ditambah dengan tubuhnya yang kecil pendek, dengan rambut sebahu dan poni menjuntai menutupi keningnya menambah kesan imut dalam dirinya.

Tari berjalan di kooridor sekolah dengan setumpuk buku tulis ditangannya. Sudah menjadi hal biasa bagi Tari ketika dimintai tolong oleh guru, bukan bukan karena dia cari perhatian pada guru tapi karena dia adalah sekretaris kelas.

Dengan langkah santai Tari berjalan menuju ruang guru. Sampai tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke depan saat ada sesuatu menabrak punggungnya dari belakang.

"E-ehh!" Pekik Tari saat lututnya mengenai ubin.

"Elahhh lo kalo jalan liat-liat kek!" Tari melotot, kaget bukan main dengan ucapan cowok di depannya.

"Apa lo bilang? Yang harusnya bilang gitu ya gue, jelas-jelas lo yang nabrak gue dari belakang tadi." Sewot Tari.

"Apa sih ah ga penting banget ngeladenin orang kayak lo." Balas cowok tadi lalu pergi meninggalkan Tari dengan buku tulis yang berserakan.

"Dih." Kata Tari dengan halis bertautan.

Tanpa Tari sadar dia tidak pernah melihat cowok tadi di sekolah ini.

***

"Lo dari mana anjir?" Tanya cowok yang sedang bermain game dari tempat duduknya.

"Cabut lah." Balas cowok tadi ikut duduk di kursi samping sambil membuka kancing seragam bagian atas.

"Gila lo Alif. Baru hari pertama lo pindah ke sini udah berani cabut aja lo ya." Omel Satria lalu mempause game-nya.

"Lah ya gue bosen gimana? Gue cabut juga keliling ini sekolah biar kalo disuruh guru gue nggak nyasar." Jawab Alif dengan santainya.

"Serah lo setan ah." Satria melanjutkan bermain game.

Seorang gadis cantik dengan seragam ketat mendekati meja mereka berdua.

"Hai, lo Alif kan? Kenalin gue Rena." Kata gadis itu dengan nada lembut.

"Ya elah Ren lembut banget lo ngomong sama Alif, biasanya juga teriak-teriak." Kata Satria yang masih fokus dengan game-nya.

Rena tak menggubris, masih setia tersenyum manis ke arah Alif. Alif memperhatikan Rena dari atas sampai bawah.

Memasang smirk andalannya Alif berdehem, "Gue Alif." Katanya sambil membalas jabatan tangan Rena.

"Gue boleh tau IG lo?" Tanya Rena sambil mengulurkan ponselnya pada Alif.

Alif menerimanya dan langsung mengetikkan username Instagramnya itu.

"Udah gue follow, jangan lupa di follback ya Lif." Kata Rena lalu pergi dari meja itu.

"Baru aja sehari pindah ke sini udah ada yang nyantol aja tu cewek." Sinis Satria.

"Iri bilang Sat." Kata Alif dengan menaik turunkan alisnya.

"Kok lo ngatain gue sih?!" Satria sewot.

"Ngatain apa anji?!" Alif balas sewot.

"Itu tadi Sat. Sat apaan coba? Bangsat?" Satria sewot lagi.

Alif membuang nafas kasar, "Nama lo kan Satria, malihhh. Kalo nggak mau gue panggil Sat, lo ganti nama aja jadi Siti gih."





🌻🌻🌻




Hallo guys, salam kenal dari gue author baru.

Semoga kalian suka ya baca cerita pertama gue ini. Kalau ada saran dan kritik boleh banget, gue bakal seneng banget.

Jangan lupa di vote, biar gue semangat nulisnya 🥰

Jangan lupa follow akun ini juga ya moms

Jawa Barat
Oktober, 2020

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang