11. FAKBOY SAKIT
***
"Astaga," Tari refleks menutup mulutnya dengan tangan ketika melihat Alif sedang di sudutkan di dinding pojok. Wajah cowok itu lebam dan sudut bibirnya robek.
"Woy kalian ngapain sih bego?!" Tari mendekat dan menarik Alif pada tubuhnya.
Tari terkejut ketika ternyata didalam UKS Alif tidak sendirian, dia sedang bersama seorang kakak kelas yang Tari tidak kenal. Posisinya tadi adalah Alif dipepet di tembok dan seseorang didepannya dengan tangan hendak menonjok.
"Lo diem gue nggak ada urusan sama lo," ucap kakak kelas itu dingin pada Tari. Lalu dia menatap Alif yang hanya diam saja.
"Sini lo anjing, urusan kita belom selesai," kakak kelas itu hendak menarik kemeja sekolah Alif namun Tari menepis tangannya.
"Jauhin tangan lo bego!" bentak Tari.
"Lo nggak tau masalah kita. Dia udah rebut cewek gue, sekarang gue putus cuma gara-gara murid baru sialan ini," cowok itu berkata sambil menatap Alif dingin.
Tari mengerutkan alisnya lalu terkekeh, "cuma gara-gara cewek lo sampe mukulin anak orang, bego."
"Lo udah kelas dua belas, kurang-kurangin bikin masalah apalagi cuma gara-gara cewek. Mending sekarang lo keluar atau gue laporin ke guru kesiswaan karna udah bikin temen gue babak belur gini," ancam Tari.
Kakak kelas itu berdecak lalu meninggalkan mereka berdua didalam.
Tari memapah Alif untuk duduk diranjang UKS, selama berdekatan dengannya Tari dapat merasakan suhu panas cowok itu.
"Lo kenapa?" Tari bertanya pada Alif yang sedari tadi hanya diam, lalu tangan Tari bergerak menyentuk dahi cowok itu.
"Astaga, badan lo panas banget. Lo tiduran cepet, bentar gue ambil lap dulu," kata Tari lalu beranjak. Alif memperhatikan Tari yang mondar-mandir mencari wadah dan lap.
Tari menaruh lap yang sudah dibasahi didahi cowok itu. Lalu beranjak mengambil kotak P3K untuk membersihkan luka Alif.
"Lo kenapa diem aja ege?" Tari yang gemas lalu menekan kapasnya.
"Sakit woy," Alif meringis ketika Tari menekan kapas pada luka lebamnya.
"Jawab," Tari menatap datar Alif yang masih meringis.
"Gue lemes bego, jangankan bales nonjok buat berdiri aja tadi susah," Alif menjawab dengan suara seraknya.
Tari mengela nafas, "makanya lo nggak usah godain cewek-cewek, sekarang mampus kan lo didatengin sama pacarnya."
"Mana gue tau, lagian gue udah jarang godain cewek. Tuh ceweknya dia aja yang deket-deket sama gue," Alif tidak terima.
"Dah lah terserah lo," Tari beranjak meletakkan kotak obat lalu mengambil hoodie Alif.
"Ini hoodie lo, sorry baru di balikin soalnya lupa," Tari nyengir. "Gue ke kelas ya, baek-baek lo disini jangan sampe dilabrak lagi."
Alif memperhatikan punggung Tari yang berjalan menuju pintu.
"Tar,"
Tari menoleh lalu mengangkat alisnya.
"Thanks ya. M-maksudnya thanks udah ngobatin," Alif mengalihkan pandangannya.
"Ya elah kirain apa, yoi sama-sama." Tari tersenyum lalu melangkah keluar.
Alif menengok ke arah pintu yang sudah tertutup kembali. Lalu tersenyum sambil memegang handuk kecil didahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTARI
Teen Fiction[Follow sebelum baca, tambahkan ke perpus juga] ----------------------- Kisah ini tentang seorang gadis yang ceria dan periang. Orang-orang disekitarnya selalu merasa senang ketika melihat senyumnya. Sampai suatu ketika senyuman di wajahnya berubah...