10. BUKAN PDKT
***
ari ini kelas XI IPA 1 sedang merdeka, karena pasalnya guru yang harusnya mengajar tidak masuk karena ada urusan mendadak. Hal itu membuat isi kelas mendadak jadi kapal pecah.
Sebagian orang menilai kelas IPA 1 adalah tempat anak-anak ambis berkumpul. Ya memang kelas ini diisi oleh para juara umum dan murid-murid yang sering menyumbang prestasi untuk sekolah, tapi dibalik itu semua anak IPA 1 tetap murid biasa yang sedang menikmati masa SMA.
Mentari duduk di kursinya sambil menatap seisi kelas malas. Lihatlah tempat ini sudah tidak layak disebut kelas lagi. Dibagian depan kelas di dekat papan tulis ada golongan murid laki-laki gabut yang sedang mengadakan konser sambil naik ke atas meja dengan segala alat kebersihan sebagai pengganti alat musik.
Di pojok belakang ada yang sedang membentuk lingkaran sambil bermain kartu. Murid-murid perempuannya kebanyakan sedang bermain tiktok dan gosip santuy. Dan sisanya ada yang tidur di kursi masing-masing.
"Heh Arlan berisik tau nggak hah! Suara lo itu nggak enak di denger tau!" Teriak Salma pada Arlan yang sedang cosplay jadi vokalis band dengan spidol ditangan sebagai mic.
"Iri bilang sahabat," Arlan tidak menggubris teriakkan Salma dan lanjut bernyanyi.
"Dih males banget sahabatan sama lo!" Teriak Salma sekali lagi.
Mia menarik tangan Salma agar segera duduk lagi, mereka berdua sedang menonton drakor lewat ponsel.
"Duduk Sal, ini earphone gue kecabut gara-gara lo berdiri." Mia mendengus.
"Gue gabut Mi." Rengek Tari sambil menarik lengan baju Mia.
"Ya terus? Sini nonton bareng makanya," Mia masih menatap pada ponsel.
"Nggak ngerti gue nonton gituan," Tari menghela nafas malas.
Tari beranjak dari duduknya membuat Mia dan Salma menoleh.
"Mau kemana?" Tanya mereka berdua kompak.
"Nyari Kak Razan." Jawab Tari sambil berlalu.
***
Mentari berjalan di kooridor kelas sebelas dengan perlahan. Tadi dia sempat ke kantin untuk membeli susu coklat favoritnya. Langkah Tari terhenti ketika berada di dekat lapangan olahraga. Tari melihat Alif sedang bermain basket bersama beberapa teman sekelasnya.
Tari duduk dikursi kayu yang tersedia di pinggir lapangan. Menikmati jam kosong dengan menonton anak laki-laki bermain basket. Tari tersenyum geli ketika melihat gaya selebrasi Alif saat berhasil mencetak point. Alif yang dia kenal menyebalkan, sok ganteng dan fakboy gadungan ternyata bisa bertingkah konyol.
Tari melamun, entah kenapa ini adalah kebiasaan dia ketika sedang fokus memperhatikan sesuatu dia malah melamun. Untung saja jika sedang berusaha fokus pada pelajaran hal itu tidak terjadi.
Tari tersentak ketika merasakan ada yang merebut paksa minumannya. Alif tiba-tiba ada disampingnya sambil meneguk susu dengan santai.
"Iihh apaan sih, susu gue itu," Tari merebut kembali susu kotaknya.
"Susu apa? Astaghfirullah kenapa ambigu gini sih gue," Alif mengoceh sambil bengong.
"Otak lo kotor," Tari menoyor kepala Alif. "Anjir yang minta malah ngabisin, kurang ajar banget." Tari memencet susu kotaknya yang sudah kosong. Lalu menoleh kesal pada Alif yang pura-pura tidak tahu.
"Ya elah susu doang, gue kan minta dikit. Lagian tadi tuh udah dikit lagi makanya gue bersihin," Alif malah bersiul santai.
"Tapi itu susu gue," Tari menonjok tangan Alif gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTARI
Teen Fiction[Follow sebelum baca, tambahkan ke perpus juga] ----------------------- Kisah ini tentang seorang gadis yang ceria dan periang. Orang-orang disekitarnya selalu merasa senang ketika melihat senyumnya. Sampai suatu ketika senyuman di wajahnya berubah...