✘ Ten

1.5K 179 19
                                    

Setelah pulang dari restauran tersebut Mama langsung beristirahat, dan aku menonton sebuah film di televisi. Tiba-tiba saja ponselku berdering. Aku melihatnya sebentar, buru-buru aku mengecilkan volume televisi dan menjawab panggilan tersebut.

"Hai" sapaku.

"Hai babe. Apa yang sedang kau lakukan?"

"Menonton televisi, bagaimana dengamu?"

"Aku sedang menghafal kata-kata apa saja yang akan ku sampaikan pada Mamamu besok"

Sontak saja aku tertawa geli mendengar ucapan Niall, serius Niall sedang menghafal?

"Kau bercanda" ledekku.

"Aku serius babe, aku gugup dan aku tidak mau jika aku salah berkata pada Mamamu"

Lagi-lagi aku tertawa kecil "Buat Mamaku berkesan dan menyetujui lamaranmu"

"Aku akan melakukannya, pasti"

"Ku harap Mama menyukaimu"

"Dia pasti akan menyukaiku"

"Kau terlalu percaya diri"

"Aku serius, banyak tante-tante yang mengatakan bahwa aku ini lucu"

"Tante-tante? Apakah selama ini kau bergaul dengan tante-tante?"

"Tidak babe, maksudku tante-tanteku mengatakan jika aku ini lucu. Jadi aku yakin bahwa Mamamu akan berkata jika aku ini lucu juga"

"Ya ya ya terserah kau blonde"

"Jam berapa besok aku bisa menemui calon istriku bersama calon mertuaku?"

"Ugh Niall perkataanmu"

"Haha aku serius sayang, jam berapa?"

"Jam tujuh malam, kau bisa menemuiku dirumah"

"Baiklah princess"

"Ah ya, apakah kau sudah mengatakan masalah ini pada Papamu?"

"Belum, aku belum mengatakannya. Aku ingin berbicara pada Mamamu terlebih dahulu, jika aku diterima baru aku akan mengatakannya pada Papa. Dan jika aku tidak diterima aku akan memaksa Papa untuk membantuku bagaimanapun caranya agar aku diterima"

Lagi dan lagi, Niall selalu membuatku tertawa "Baiklah terserah padamu, ah ya aku punya berita"

"Berita apa?"

"Mama sedang hamil"

"HAH?"

"Biasa saja, tidak usah belebihan seperti itu"

"Tiba-tiba aku terpikirkan sebuah ide, babe"

"Apa?"

"Bagaimana jika kau dan Mamamu menikah bersama?"

"Apa kau bercanda?"

"Aku serius sayang, aku pun ingin segera memiliki anak darimu"

"Niall"

"Aku serius babe, aku ingin memiliki Niall Junior"

"Ni—"

"Berhentilah memanggilku Niall"

"Lalu kau ingin kupanggil apa?"

"Babe? Sayang? Supaya terdengar lebih romantis"

"Untuk apa aku memanggilmu seperti itu?"

"Kita sudah pacaran, ingat?"

"Kupikir kau pernah berkata jika kau tidak ingin aku menjadi kekasihmu. Dan kapan kau memintaku untuk menjadi kekasihmu?"

"Oke fine, kita tidak berpacaran. Tapi kita bertunangan"

"Mana cincinnya?"

"Ugh kau begitu menyebalkan Julie"

"Dan kau mencintaiku"

"Kau juga mencintaiku"

"Tidak"

"Jika begitu tutup saja teleponnya"

"Baiklah akan ku tutup, daah"

"Jangan di tutup! Astaga! Aku bercanda Julia sayang"

"Aku juga bercanda Niall sayang"

"Kau menyebalkan dan sialnya aku tetap mencintaimu"

"Begitu pula aku, love you"

"I love you more"

"I love you much much more"

"I love you more than you love me"

"That's good babe"

"Seharusnya kau membalas perkataanku babe, kau hanya mengatakan itu bagus. Apanya yang bagus?"

"Jika aku terus membalas perkataanmu, itu tidak akan habisnya Ni"

"Sudah ku katakan jangan panggil aku Niall"

"Ok babe"







DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang