Hari ini adalah hari bahagia Mama, aku tidak boleh menampakkan kesedihanku pada Mama. Ketika seminggu yang lalu aku terus menangis sampai keesokan harinya, sampai aku tidak tidur dan itu membuat mama khawatir dengan keadaanku. Beruntung, besoknya Ben datang dan membawaku ke rumah sakit. Dan setelah itu aku kembali seperti semula, hanya saja aku kerap kali melamun. Luka yang Niall torehkan di dadaku masih terasa sangat pedih, namun aku berusaha untuk tidak menunjukkan hal tersebut pada orang banyak, termasuk Mama. Tiga hari yang lalu aku mulai bersikap kembali normal, karena aku tidak mau merusak acara besar Mama.
Namun tetap saja dadaku terasa sakit ketika mengingat Niall, aku masih tidak habis pikir mengapa dia melakukan hal seperti itu padaku. Jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih sangat mencintai Niall.
"Sayang jangan melamun terus" ucap Mama mengagetkanku.
Aku berkedip berapa kali lalu tersenyum pada Mama, dan Mama malah membalas tatapanku dengan tatapan kaget "Kamu kenapa nangis?"
Buru-buru aku meraba pipiku dan merasakan basah di sana, sejak kapan aku menangis? Dengan cepat aku mengelapnya dengan perlahan, karena aku tidak mau merusak make-up yang sudah menempel selama setengah jam ini.
"Aku terharu Mama, aku bahagia melihat Mama bahagia"
Mama langsung memelukku erat tanpa merusak riasannya "Mama menyayangimu sayang"
"Aku juga Ma"
"Kate bersiaplah, mempelai Pria sudah hampir sampai" seru Grandma dari balik pintu "Julie kemarilah, kau duduk bersama Grandma"
Aku mengangguk, melepas pelukan Mama dan mencium pipinya singkat dan tersenyum. Aku berjalan menghampiri Grandma dan berjalan bersamanya keluar. Aku sudah memakai gaun, dan yang aku butuhkan saat ini adalah Niall yang memakai jas dan kotak berisi cincin di dalamnya. Aku jadi teringat dimana Niall mengatakan jika dia ingin aku dan Mamaku menikah bersama, tapi semua itu hanyalah mimpi belaka. Lagi-lagi mataku terasa berair, buru-buru aku menghapusnya sebelum ada yang melihatnya.
Grandma mengajakku duduk di barisan depan, Grandma terlihat sangat bahagia. Sejujurnya aku sangat sangat bahagia, hanya saja sebuah luka di dadaku masih belum sempat tertutupi.
Acara pemberkatan dilakukan di luar ruangan, disebuah taman dengan hamparan rumput hijau yang indah. Sebenarnya ini cukup menyakitkan, mengingat Niall yang ingin cepat-cepat menikahiku sebelum kejadian seminggu yang lalu terjadi. Ah sudahlah, tidak seharusnya aku mengingat kejadian menyakitkan seperti itu.
"Julie, mana kamera mu?" tanya Grandma.
"Aku lupa membawanya, ada di mobil. Aku ambil dulu" jawabku langsung berdiri dan berjalan perlahan menuju parkiran mobil.
Dengan keadaanku yang mengenakan heels yang cukup tinggi, aku tidak bisa berjalan terburu-buru. Sampai di samping mobil aku langsung membukanya dan mencarinya kedalam. Setelah mendapatkan kameranya, aku pun keluar dari dalam mobil dan tak lupa menekan tombol alarm. Baru aku akan melangkah, sebuah mobil mewah berhenti di hadapanku. Ini pasti Ben bersama anaknya. Mobil Audi keluaran terbaru berwarna putih dengan hiasan pita dan bunga di depannya.
Pintu sebrangku terbuka dan keluarlah Ben dengan balutan jas hitam dan kemeja putih, dia benar-benar Ayah impian semua orang, dia terlihat sangat tampan dan berwibawa. Aku kira sang supir di balik kemudi tidak akan turun, namun ternyata aku salah. Seseorang yang duduk di balik kemudi itu membuka pintunya, dan membuatku mau tidak mau harus mundur beberapa langkah.
Betapa terkejutnya aku ketika seseorang yang duduk di balik kemudi itu turun, mulutku menganga lebar dan rahangku terasa jatuh kebawah, belum lagi mataku yang membulat lebar seperti akan meloncat keluar.
Ini tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi. Mengapa Niall bisa ada disini? Dia turun dari mobil Ben dengan balutan jas berwarna hitam dan kaca mata hitam menghiasi matanya. Demi Tuhan, Niall bagaikan malaikat yang baru saja turun dari langit. Namun apa arti dari semua ini?
Niall turun dari mobil dan menutup pintunya begitu saja, dia menunduk kemudian perlahan kepalanya naik ke atas, dia baru saja menjelajahi tubuhku dari ujung kaki sampai ujung kepala, terakhir matanya berhenti menatap mataku. Ya Tuhan apa arti dari semua ini? Aku belum bisa mencerna semuanya dengan jelas.
Aku tidak bisa berkata apa-apa, aku dan Niall saling menatap dalam diam. Tiba-tiba Ben datang dan berdiri di samping Niall "Hai Julie, kau sangat cantik" puji Ben yang tak aku hiraukan sama sekali.
"Ah ya Niall ini Julie, dia anak Kate dan Julie ini Niall anakku"
Seriously? What a surprise.
THE END
![](https://img.wattpad.com/cover/29803558-288-k594296.jpg)