Bab 25

8 2 0
                                    

We are back...
.
.
.

~
Lima menit kemudian Gaza turun dari kamarnya.

Kletak ... kletuk ... kletak ... kletuk.

Milea menatap tajam ke arah tangga di mana suara alas kaki terdengar melangkah.

"Kenapa gue jadi dugun-dugun sih?!" Milea memejamkan matanya, sedikit mengintip.

Perlahan, sepasang kaki berjalan menuruni anak tangga. Kaki-kaki jenjang tersebut mengenakan sandal jenis terompah, terbuat dari kayu yang biasa dijual di toko alat kesehatan ortopedi. Kaki-kaki yang panjang dan seksi itu dibalut oleh celana kain semi jeans warna putih gading sampai batas mata kaki.

Perlahan, kaki itu terus menuruni anak tangga. Kini mulai terlihat bagian pinggang sampai batas dadanya. Pemilik tubuh yang sedang berjalan menurun itu mengenakan sweater slim fit warna biru toska dengan lengan yang panjang sampai menutupi jari-jarinya.

Pelan namun pasti, kini tampaklah bagian leher hingga sisi samping wajahnya.

Degh!

Milea melebarkan pupil matanya. "Ini sih bener-bener Pangeran baru jatuh dar surga."

Gaza mengenakan syal warna putih gading yang lembut di lehernya. Rambutnya yang sedikit panjang disisir belah samping dua sisi dan beberapa helainya sedikit menjuntai di dahinya.

Dari sisi samping, Gaza benar-benar indah. Cambangnya yang hitam memanjang, hidungnya yang landai seperti wahana perosotan di taman kanak-kanak, dagunya yang menukik serta adam aplenya yang naik turun seperti Ellevator di Mall.

Kini Gaza menoleh ke arah meja makan.

"Anjir, bangsat! Itu lukisan kerasukan jin pasti. Makanya bisa jalan ke sini." Milea mengumpat dalam hati.

"Maaf Pa, Ma, Om, Tante dan juga Milea, sudah menunggu."

"Owh nggak apa-apa nak Gaza. Santai saja," jawab Pak Syu'aib.

Mereka pun menyantap makan malam dengan khidmat. Bahkan Gaza sampai tambah dua kali. Ia benar-benar lapar karena baru saja bermain futsal.

"Di rumah sendiri ini, buat apa jaim," belanya dalam hati saat Mama dan Papa menatapnya tak percaya.

Setelah makan selesai. Mereka kembali berbincang-bincang. Gaza dan Milea duduk di ruang keluarga ditemani Bi Nung.

"Den, Bibi mau mencuci piring. Moso yo disuruh duduk di sini. Kan Bibi malu sama neng Milea."

"Iya. Kenapa sih pembantu aja disuruh duduk. Bukannya disuruh kerja beresin rumah. Kan gue jadi nggak bebas ngobrol sama lo," batin Milea sengit.

Gaza menghembuskan nafasnya sejenak.

"Bi Nung ... menurut sebuah hadits dari Rasulullah SAW, seorang laki-laki tidak boleh duduk berduaan dengan seorang perempuan yang bukan mahrom tanpa ada mahramnya yang ikut menemani. Istilah bahasa arabnya itu ikhtilat."

Bi Nung manggut-manggut. "Lah terus Bi Nung jadi opo to di sini. Obat nyamuk?"

Gaza tersenyum sejenak. "Bukan lah Bi. Anggap saja Bi Nung ini mahramnya Milea karena sama-sama perempuan. Jadi Bi Nung harus duduk di sini. Kalau Bi Nung nggak di sini berarti Gaza juga harus pergi dari sini."

"Arrggghhh! Kenapa dia kolot banget sih. Lagian gue nggak ngapa-ngapain dia juga kan. Dan dia juga pasti nggak berani ngapa-ngapain gue. So, kan di ruang tamu ada orang tua gue dan juga orang tuanya. Kenapa mesti harus ada pembantu yang nemenin?!" Milea menjerit dalam hati.

"Meskipun kita nggak ngapa-ngapain, tetap aja ... aturan ya aturan. Kalau ada perintah larangan ya jangan dilakukan. Bukan apa-apa, karena syetan itu lebih lihai ketika menggoda manusia," ucap Gaza pelan seolah-olah tahu apa yang dipikirkan Milea.

"Anjay, dia bisa baca pikiran gue. Unik bet nih cowok. Tapi bahaya juga sih."

Akhirnya Bi Nung duduk di dekat Milea. Gaza dan Milea pun mulai mengobrol kesana kemari dan membuat suasana sedikit lebih cair daripada sebelumnya.

"Jadi lo adalah sepupu dari cowok Badboy di sekolah yang siswanya terkenal kayak preman itu?" Gaza kembali menegaskan.

"Iya Gaz, gue sepupunya. Seperti yang lo taukan ... dia itu Badboy, ganteng, dingin, cuek dan juga brengsek."

"Elo ngomongin sepupu lo udah kayak lo yang jatuh cinta sama dia."

"Gue nggak jatuh cinta sama dia kali. Gue lagi terbawa suasana aja. Soalnya kehidupan sepupu gue itu banyak banget yang jadiin dia tokoh utama di cerita wattpad. Elo tau kan wattpad?"

Gaza menggeleng karena benar-benar baru mendengar nama itu.

"Ok gue yakin lo nggak tau. Wattpad itu salah satu platform untuk baca novel dan juga menulis novel. Di sana banyak banget kisah-kisah seputar anak sekolahan. Tapi yang paling banyak sih tema-tema cinta ala anak SMA gitu. Misal Badboy atau nggak ketos yang dingin, cuek, galak terus jatuh cinta sama cewek cupu, cewek polos, cewek nerdy, cewek galak ... yaah pokoknya gitu lah. Awalnya benci, ribut mulu terus endingnya jatuh cinta. Uhhh apalagi kalau cowok-cowoknya itu super tampan kek pangeran, gue bisa sampai shubuh baca ulang-ulang terus."

Gaza mulai paham setelah mendengar penjelasan Milea. "Kayaknya cewek ini udah keranjingan baca wattpad. Pantesan aura mukanya kek orang halu terus. Gue jadi ngeri sendiri."

"Ekhem elo jadi salah satu penulis di wattpad juga berarti kan?"

Mata Milea langsung berbinar. "Kok lo tau sih. Elo mulai tertarik ya."

"Nggak, gue nggak tertarik. Btw cerita seperti apa yang lo tulis?"

"Emmm, gue sih nggak jauh beda. masih di seputaran cowok SMA Badboy, cakep, dingin, jagoan, tapi otak encer. Terus dia kepincut sama cewek bar-bar, urakan, dan sering melanggar peraturan. Di awal-awal mereka bakal sering ribut karena si cowok kan taat peraturan kalau di sekolah. Nah, endingnya nanti si cowoknya luluh sama salah satu kepribadian ceweknya yang tersembunyi gitu. Hehehe,"

"Pasaran banget jalan ceritanya. Tapi nggak apa-apa sih, sesuai sama selera dan pembaca lo juga."

"Habis dijatuhin, dibuai lagi. Gue kan jadi susah move on sama lo. Baru juga 2 jam ketemu lho," batin Milea kesal namun senang karena Gaza mengkritik secara blak-blakan.

"Its Ok. Gue mau buat cerita baru di wattpad. Gue dapat banyak banget inspirasi malam ini," balas Milea dengan senyuman anehnya lagi.

Gaza semakin merasa ngeri melihat ekspresi Milea.

"Bi Nung jangan tidur dulu dong," ucap Gaza membangunkan Bi Nung.

Bi Nung bangun seketika seperti orang linglung. Dari tadi manggut-manggut dikiranya memahami obrolan dua remaja itu. Namun ternyata mengangguk-angguknya karena ngantuk. Untung saja ingusnya tidak ikut keluar masuk.

"Gaz, btw lo udah punya cewek belum? Elo kan tampan banget kek pangeran,"

What!

Milea lupa diri. Tidak bisa menyembunyikan perasaannya untuk menanyakan hal itu.

"Sory, sory lupakan. Maksud gue, elo tau nggak kenapa keluarga kita ketemuan malam ini?"

"Nggak, gue nggak tau. Tapi yang jelas bukan perjodohan. Karena kita sama-sama bukan type kita masing-masing."

Damn!

***
Hayuuu, mau dijodohkan ya

Thanks banget atas feedback kalian yang udah mau baca, komen, vote dan share.

High School CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang