Heryana Idah Yulitantie adalah sosok perempuan yang usianya setara dengan Nuhai. Dia adalah teman sekaligus sahabat sejak pertama kali masuk Sekolah Menengah Atas. Sebenarnya panggilan gadis tersebut adalah Idah, tetapi karena dia memiliki postur badan yang *cukup* gemuk dengan tinggi seratus enam puluh lima senti meter, jadi teman-teman memanggilnya dengan sebutan 'Mbah.'
"Ya Allah ... Mbaaaah .... " Saking terharunya bisa menghubungi orang yang ia ingat di kepala, Nuhai meneteskan air mata-menangis tanpa rasa malu.
"Uni ke mana aja?"
"Mbaaah .... " Nuhai masih saja sibuk dengan tangisannya. "Mbaaah ... kapan lu bakalan balik ke Indo?" tanyanya disela-sela air mata.
Idah saat ini tengah berada di Negeri Sakura. Dia termasuk orang beruntung karena bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri setelah lulus SMA.
"Masih dua tahun lagi lah oneng."
"Aaaa ... lama banget," keluhnya karena ingin cepat-cepat mendatangi sahabatnya yang satu itu.
"Lu kenapa nangis? Lagi ada masalah? Mau cerita? Oh iya, lu selama ini kemana gak ada kabar, gua chat kagak dibales."
Nuhai membenarkan posisi duduk dan meredakan tangisannya. "Mbah, lu harus dengerin gua baik-baik. Lu lagi sibuk gak?"
"Enggak. Ada apaan?"
"Gini Mbah, gua .... " Nuhai sengaja menjeda ucapannya, "amnesia, Mbah!"
"Hah?"
"Gua amnesia Mbah." Dirinya kembali bersedih. "Lu bayangin aja Mbah, selama ini gua gak pernah yang namanya kena penyakit cacar atau amandel, gak pernah ngalamin di saat gua suka sama orang dan orang itu suka balik sama gua, tapi kini gua amnesia Mbaaah, subhanallah, hidup gua kok berubah gini ya."
Idah yang berada di seberang sana merasa bingung mendengar celotehan temannya. "Tapi lu ... inget gua, 'kan?"
"Gua inget lu Mbah. Kata Dokter, ingatan gua loncat mundur ke belakang ketika gua masih usia sembilan belas tahun."
"Sembilan belas tahun? Berarti lu lupa dari usia dua puluh tahun sampai sekarang?"
Nuhai menganggukkan kepala. "Iya bener banget."
"Kok lu bisa amnesia? Seriusan? Ceritanya gimana? Lu habis kecelakaan?"
"Nah, itu Mbah! Gua bingung. Katanya ada orang yang celakain gua dengan menjatuhkan vas besar di atas kepala gua, gila gak tuh? Sinting tuh orang."
Idah kelihatan berpikir untuk beberapa saat, dirinya jujur kaget mendapati ada temannya yang mengalami penyakit amnesia. _"Oke-oke ... jadi gimana? Apa aja yang lu lupain?"_
"Suami gua. Semua hal tentang dia gak ada satupun yang gua inget. Gua gak inget kapan dia ngelamar gua, kapan kita menikah, gimana gua bisa ketemu sama dia, dan ... gimana caranya gua bisa ngelahirin anak kembar sekaligus." Nuhai gregetan dengan penyakitnya sendiri.
"Oh ... masalah suami lu, mau gua ceritain gak?"
"Ceritain soal apa?"
"Yaaa, soal kalian berdualah."
"Emangnya lu tahu? Emangnya dulu gua ada cerita-cerita ama lu?" Walaupun Idah adalah sahabatnya tapi Nuhai prbadi yang malas bercurhat ria, apalagi temannya jauh di sana.
"Gak hanya sekedar tahu, gua juga dateng ke pernikahan kalian berdua."
"Lah? Lu kan di Jepang, Mbah. Apa lu waktu gua nikah sempet pulang ke Indo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Lupa Ingatan
عاطفية"Ujian dalam kehidupan pernikahan itu akan selalu ada. Pertanyaannya mampukah kita bertahan?" ••• Nuhai Fihandinia tidak menyangka bahwa ada seorang lelaki bernama Ryuto Sayhan datang dan melamar dirinya. Ingin rasanya menolak, tapi teringat oleh ja...