BAB 9

62 6 0
                                    

Tiga hari berlalu sejak tragedi dua perempuan yang saling jambak dan menggigit di perusahaan Ryuto Group, Nuhai jadi setiap hari datang ke tempat kerja suaminya dengan alibi mengantarkan makan siang. Kadang juga membawa anak-anak dan terkadang kedua bocah kembar itu tidak diajaknya.

Bukan tanpa alasan Nuhai sering ke tempat Sayhan mencari nafkah, dia hanya ingin memperlihatkan pada Nexana kalau dirinya jauh di atas perempuan itu. Tidak pernah absen Nuhai juga selalu melemparkan tatapan sinis pada bawahan suaminya yang satu itu.

Nexana sendiri tidak dapat berbuat apa-apa karena Sayhan sudah melayangkan sebuah ancaman yang mengatakan bahwa selama sebulan adalah masa percobaan baginya dan jika kalau kinerja atau sikapnya buruk, maka secara tidak hormat Nexana akan di tendang keluar dari perusahaan. Ia tidak ingin sampai kehilangan pekerjaan yang selalu dibangga-banggakannya di mata orang luaran sana.

Nuhai sendiri baru tahu jika sekelompok manusia yang berjumlah tujuh orang tersebut, mereka semua adalah asistennya Sayhan. Banyak sekali, sempat terheran-heran dirinya.

Sayhan bilang pada istrinya kalau dirinya memang membutuhkan banyak Asisten karena perusahaannya bukan hanya satu, melainkan ada tiga, dan itu baru cabang di Indonesia belum di luar negeri sana.

"Sayang, emang kamu gak capek apa bolak-balik Puncak - Jakarta? Kalau capek jangan dipaksain, sayang. Aku bisa kok makan siang di kantin bawah," ucap Sayhan menatap sang istri yang sedang menata makanan di atas meja.

Bukannya merasa senang melihat sang istri yang perhatian selalu membawakannya makan siang, lelaki itu malah merasa was-was karena takut Nuhai mengingat masa lalunya.

"Capek? Enggak tuh, kan aku kesini juga pakai kendaraan pribadi, jadi yaaa ... biasa aja."

Sekarang sepasang suami istri itu telah berada di ruang kerjanya Sayhan dan saling duduk bersebelahan di sofa panjang.

Sayhan mati kutu mendengar perkataan istrinya. Tidak mungkin baginya secara blak-blakkan melarang Nuhai ke kantor. Namun jika dibiarkan maka wanita yang dinikahinya ini lama-kelamaan bakal ingat kejadian apa yang sudah dialaminya di tempat tersebut.

Sayhan tidak mau Nuhai mengingat masa lalu yang menyedihkan seperti itu.

"Orang Amnesia memang suatu saat nanti akan mengingat segalanya. Tetapi ada yang langsung sembuh secara cepat, ada juga yang prosesnya lambat hingga memakan waktu bertahun-tahun. Orang yang ingatannya pulih dengan cepat biasanya itu dikarenakan orang tersebut selalu berada di tempat yang familiar baginya, sehingga mudah baginya mengingat karena dia pernah berada ditempat tersebut," penjelasan Dokter Kisan.

Sayhan harus memutar otak supaya istrinya tidak lain menginjakkan kaki di perusahaan. Sebelum ia memperbaiki segalanya, Nuhai tidak boleh sembuh dulu.

"Sayhan!" sentak sebuah suara yang menyadarkan lelaki itu. "Malah bengong sih? Itu disantap makanannya," ucap Nuhai bingung menatap lelaki di sampingnya malah diam saja entah memikirkan apa.

"I-iya sayang." Sayhan menjadi gugup karena kepergok sedang melamun oleh sang istri, berharap wanita itu tidak menanyakan isi pemikirannya.

Tiba-tiba Nuhai bangun dari sofa dan berdiri tegak, hal tersebut membuat Sayhan mendongakkan wajah, menghentikan niatnya yang ingin menyuapkan sendok ke dalam mulut. "Ada apa sayang?"

"Kamu makan sendiri aja. Aku mau jalan-jalan, mumpung lagi gak bawa Saidan dan Saidar."

"Jalan-jalan?"

"Iya, mau keliling lihat-lihat kantor kamu kayaknya bagus."

Deg.

Sayhan langsung merasakan hawa dingin kutub utara menyelimuti punggungnya. Dia bagaikan melihat mayat yang terbunuh di depan matanya. Rasa takut dan cemas bergejolak dalam diri. Tetapi lelaki itu sangat pintar mampu menutupi segala emosionalnya dengan muka yang terlihat tidak apa-apa.

Mendadak Lupa IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang