BAB 11

59 5 0
                                    

Karena sedang tinggal di daerah Puncak jadi Sayhan, Nuhai, dan kedua anak mereka memutuskan untuk ke kebun binatang terdekat namanya Taman Safari Indonesia yang berlokasi di Cisarua.

Memakan waktu perjalanan hanya tiga puluh menit dari tempat tinggal mereka, mobil Sayhan yang bermerek Lexus jenis terbaru yaitu LX 570 SPORT berwarna hitam mulai memasuki pekarangan Taman Safari Indonesia. Selesai membayar tiket untuk empat orang, lelaki itu kembali melajukan kendaraannya dengan kecepatan di bawah rata-rata agar kedua anak dan istrinya bisa leluasa melihat-lihat berbagai macam binatang yang dirawat oleh tempat tersebut.

Di awal masuk mereka disuguhkan pohon-pohon rindang yang sensasional menimbulkan cuaca dingin dari Gunung Gede Pangrango membuat Nuhai terperangah kagum, sama halnya dengan Saidan dan juga Saidar yang duduk di bangku belakang, kedua bocah itu mulai fokus ke arah luar kaca mobil.

Sehabis itu mereka mulai memasuki area tempat-tempat hewan liar yang telah dijinakkan seperti Harimau, Singa, Komodo, Beruang, dan Buaya. Di area ini ada peringatan untuk tidak membuka kaca mobil sedetik pun dan tetap membiarkan kendaraan terus melaju.

"Kak, lihat deh itu! Ada Lion King!" Saidar begitu kegirangan melihat hewan berbulu lebat di sekitaran wajahnya.

"Dek, ada hewan kadal juga di sini tapi gede banget ukurannya!" timpal Saidan jari kecilnya menunjuk-nunjuk keluar.

"Itu mah bunglon, Kak."

"Bunglon mah 'kan kecil terus berubah-ubah warna badannya."

"Ya atuh kadal juga kecil, kak. Inget gak? Pas kita tangkep di sawah?"

"Oh iya. Terus itu hewan apaan dong?"

"Gak tau, kak."

"Itu namanya Komodo," sahut Sayhan dari tadi mendengar obrolan kedua anaknya.

"Ih, Ayah itu mah sikat gigi," ucap Saidar.

"Sikat gigi yang kalian pakai itu namanya Kodomo sedangkan hewan itu namanya Komodo."

"Oooh ... dek," ucap Saidan. "Bedanya cuman di Kodo sama Komo."

Saidar mengangguk-anggukkan kepala menatap kakaknya. "Jadi itu Komodo ya, kak?"

"Iya, dek."

Bocah kembar itu kembali menatap keluar mobil sambil terus memandang hewan yang jarang bisa mereka temui di luaran sana.

Sayhan tertawa melihat kegembiraan anak-anaknya, memang sangat sederhana bagi orang tua bisa merasa bahagia yaitu melihat anak-anak mereka juga ikut tersenyum bahagia.

Mata lelaki itu melirik ke arah samping tepatnya menatap istrinya. Nuhai dari tadi memang hanya diam membisu, tetapi senyum mengembang di bibirnya tidak bisa menapik kalau wanita itu merasa begitu senang bisa berjalan-jalan melihat berbagai macam jenis hewan di dunia.

Sayhan mengambil kesempatan meraih telapak tangan istrinya dan membawa dalam genggamannya erat. "Kamu suka gak jalan-jalan kita kali ini."

Nuhai menatap Sayhan, ia menganggukkan kepala tidak sadar kalau tangannya berada dalam kuasa lelaki itu. "Suka, suka banget. Makasih ya Om."

"Apa?!" Baru saja merasa surganya dunia karena melihat keceriaan keluarga kecilnya, dirinya dibuat kaget, untung saja tidak sampai menginjak pedal rem mendadak karena ada mobil lainnya tepat di belakang mereka.

"Kamu masih aja manggil aku 'Om' sih, Yang."

"Yaaa ... maunya aku panggil apa?"

"Mas. Dulu kamu manggil aku dengan sebutan 'Mas Sayhan' gitu."

Mendadak Lupa IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang