Chapter 5

1K 143 3
                                    

Minho dan pria itu berlutut mengumpulkan kertas-kertas yang berserakkan dilantai karena keduanya bertabrakkan tadi.

"Maaf, tuan. Aku tidak melihat-lihat tadi" ucap Minho sambil menunduk. "Tidak apa, aku juga sama" sahut pria itu.

Mereka kemudian berdiri setelah selesai dan Minho mengembalikan kertas-kertas yang sudah dia kumpulkan ke pemiliknya.

"Tuan, bisakah anda membantuku? Aku sedang mencari Seo Changbin"

"Oh, kamu tuan Lee?" Tanya pria itu yang diangguki oleh Minho, "Benar tuan" jawab Minho sambil mengangguk. "Aku Mr. Kim (Ayahnya Seungmin). Mr Seo ada di ruangannya, aku akan mengantarkan mu ke sana"

"Terima kasih tuan"

Mr. Kim (Ayahnya Seungmin) membawa Minho ke ruangan Changbin. Setelah mengentuk Minho dan mendengar ucapan "masuk" Minho membuka pintu itu dan berjalan masuk ke dalam. Di samping Changbin ada seorang pria lain.

"Selamat sore Minho. Ini-"

"Paman Jisung?" Ucap Minho yang kemudian tertawa kecil. "Oh, Minho? Halo" sahut Jisung saat menyadari siapa yang datang. "Kalian mengenal satu sama lain?" tanya Changbin dengan nada bingung.

"Iya, dia pria yang Jeongin ceritakan tanpa henti waktu itu" ucap Jisung dan Changbin mengeluarkan suara "Oh" kecil. "Ayo kita mulai kalau begitu, tidak perlu memperkenalkanmu lagi"

"Tanpa kak Chan?"

"Iya, Jisung. Sepertinya dia tidak akan tiba di sini tepat waktu"

"Baiklah kalau begitu"

"Baik Minho, jadi bisa kau beritahu kami" Changbin dan Jisung mengubah posisi mereka menjadi menghadap Minho. "Warna apa yang kamu pikir akan cocok pada kafenya?"

"Menurutku warna yang sekarang sudah baus, tapi sepertinya warna yang sedikit lebih terang dari warna sekarang akan bagus"

"Jadi kita perlu warna yang lebih terang" gumam Jisung sambil menulis di sebuah kertas.

"Gaya apa yang kamu suka kalau begitu?" tanya Changbin

(Changbin yang bertugas untuk bertanya sementara Jisung bertugas untuk menulis)

"Aku tidak tau gaya apa yang kak Jungkook suka tapi kak Jungkook orangnya manis dan perhatian. Dia mencintai keluarga dan teman-temannya jadi aku yakin dia akan menyukainya jika kafe bisa memberikan semua orang rasa nyaman dan hangat. Sama seperti ketika kamu berada di rumah"

"Ok, mungkin ada hal lain yang ingin kamu gunakan?"

"Mungkin kayu? Akan bagus jika ada beberapa kursi dan meja yang terbuat dari kayu. Dan mungkin sofa yang lembut dan nyaman juga. Dan banyak lampu"

"Sudah dicatat. Sekarang aku akan menunjukkanmu beberapa warna dan kamu pilih, ok?" ucap Jisung dan Minho mengangguk.

Setelah satu setengah jam berdiskusi semua detail sudah ditulis.

"Kami akan mengirim semua detail ini ke Chan, rekan kerja kami yang lain, dia yang bertugas dalam melakukan desain" ucap Changbin. "Apa boleh kami berikan nomormu padanya? Jadi dia bisa mengirimkan hasil desainnya padamu"

"Iya, tidak apa-apa"

"Bagus. Kalau begitu kurasa sampai jumpa lain kali Minho" ucap Changbin sambil tersenyum dan menjabat tangan Minho."Kamu banyak membantu kamu" tambah Jisung.

"Suatu kehormatan buatku. Sampai jumpa lain kali" 

Minho kemudian keluar dan berjalan menuju ke lift. Saat pintu lift terbuka dan Minho berniat untuk masuk, seorang pria muncul di depannya. Minho ingin melewatinya jadi dia melangkah ke kiri tapi pria itu melangkah ke kiri juga. Minho kemudian melangkah ke kanan, tapi pria itu ikut melakukannya juga.

(Kamu tau kan momen awkward saat kamu dan seseorang melangkah ke arah yang sama dan tidak ada diantara kalian yang bisa lewat? Aku tidak menyukainya, itu selalu terjadi padaku) -- nctea_sis

Ini terus berlanjut sampai 10 detik dengan ucapan "Maaf" kecil setiap kali mereka melangkah ke kiri dan kanan, sampai akhirnya pria itu berhenti dan membiarkan Minho lewat. Pria itu mengucapkan "Maaf" sekali lagi sekelum pintu lift tertutup.

Minho melihat wajahnya sendiri di pantulan layar gelap handphonenya, wajahnya merah sekali seperti tomat mungkin karena rasa malu tadi.

***

Saat Minho sampai di rumah dia melepas sepatunya dan melempar dirinya sendiri ke atas sofa. Dia melihat ke jam, 07:30 pm. Felix tidak ada di rumah. Mungkin dia sedang kencan dengan Jungkook.

Dia memutuskan untuk makan malam dan menonton TV. Dia menonton beberapa acara variety tapi tak lama kemudian dia merasa bosan. Rasanya bosan sekali tanpa Felix. Dia melihat ke jam lagi, 09:06 pm. Dia tiduran di atas sofa dan menghela nafas. Saat sedang menatap atap rumahnya tiba-tiba handphone miliknya bergetar.


Nomor tidak dikenal: Apa ini Lee Minho?

Iya, ini siapa?

Nomor tidak dikenal: Ini Bang Chan, aku bekerja dalam mendesain Jeon's cafe

Oh iya, tuan senang bertemu denganmu


Minho menambahkan nomor itu ke dalam kontaknya dan mengganti user name-nya.

Bang Chan: Panggil saja aku dengan sebutan kak seperti yang kamu lakukan pada Changbin dan Jisung. Panggilan tuan membuatku merasa tua. Bukankah panggilan 'tuan' diumur 26 jadi terasa terlalu tua?

Tidak, sepertinya tidak terlalu tua.

Dan maaf

Bang Chan: Tidak apa-apa, omong-omong.

Desainnya sudah siap. Aku akan mengirimkannya sekarang

Tentu

Bang Chan:

Oh desainnya cocok sekali dengan kak Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh desainnya cocok sekali dengan kak Jungkook.

Kamu melakukan pekerjaan yang bagus tuan Bang

Maksudku kak

Bang Chan: Terima kasih. Aku harap kita akan bertemu dalam waktu dekat. Selamat malam, Minho

Terima kasih. Selamat malam juga


--------------------------------------

Author's note: Di sini ada beberapa alasan aku ubah artinya ya. Biar nggak terlalu aneh dan awkward waktu kalian baca


Credit :

Original Author : nctea_sis

Translator :  Bang_Youngmi


Once upon a lost child || BANGINHO / MINCHAN [TRANSLATED BOOK!!] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang