Chapter 1

2.4K 241 0
                                    

Beep beep beep beep beep beep

Minho mengerang saat mendengar suara alaramnya berbunyi, pemuda manis itu kemudian membuka matanya dengan perlahan dan duduk di atas kasur empuknya.

"Felix, bangun!" teriak Minho. "Felix!"

Pemuda ber-freckles yang tak kalah manis itu, Felix, adalah adik Minho. Mereka berdua kuliah di bidang dance di Universitas seni yang sama. Karena sang adik tidak merespon, Minho mengambil bantalnya lalu melemparnya ke arah sang adik yang masih tertidur pulas.

"Bangun, nanti kita telat!" Minho beranjak mendekat ke ranjang Felix lalu menarik selimut lembut itu. Tapi Minho malah melihat adalah pipi Felix merah dan dahinya berkeringat. Minho menjulurkan tangannya memegang dahi sang adik dengan punggung tangannya.

"Felix, kamu demam!" Minho langsung menyelimuti Felix kembali. "Kamu dirumah aja hari ini"

"Tapi kak, kuliah aku..."

"Nggak ada tapi-tapian. Aku bakal buatin sup sebelum pergi"

Setelah membuatkan sup untuk Felix, Minho mulai bersiap. Dia mandi dengan cepat, memakai almamaternya, mengambil baju ganti untuk dancenya lalu berlari keluar rumah menuju ke stasiun bus. Saat sudah berada di bus, Felix menelponnya.

"Kenapa Felix?"

"Kak kalau nanti dosennya marah gara-gara aku nggak dateng gimana?"

"Felix, nggak usah khawatir. Kakak bakal urus semuanya"

"Iya deh" suara Felix mulai memelan. "Kak, boleh bawain aku makanan manis pas balik dari kampus nggak?" pinta Felix, Minho tidak bisa menolak juga tentunya.

"Tentu"

"Makasih kak"

Minho kemudian memutuskan sambungan. Bus tak lama kemudian sampai di kampus dan Minho langsung turun. Hal pertama yang dia lakukan adalah memberitahu dosennya Felix kalau anak itu terkena demam jadi tidak bisa hadir hari ini.

Setelah itu semuanya sama seperti biasanya. Dia memperhatikan semua kelasnya dengan baik seperti biasanya. Saat waktu makan siang Minho duduk di meja bersama dengan teman sekelasnya dan Felix, yang juga merupakan temannya.

Youngmi, Woong dan Donghyun adalah teman sekelas Minho dan Woojin dan Daehwi adalah teman sekelas Felix.

"Kak Minho, Felix sakit ya?" tanya Daehwi pada yang lebih tua. "Iya, dia demam. Dia bakal baik-baik saja. Dia bukan tipe yang mudah mati kok, tenang saja" Minho bergurau untuk menghibur teman-temannya. Dan itu sukses karena mereka mulai tertawa.

"Yah, aku harap dia cepat sembuh" ucap Woojin.

"Dia bakal baik-baik saja" sahut Woong.

"Iya, jangan khawatir. Aku yakin besok dia pasti udah masuk lagi dan berbicara selama berjam-jam sepeti biasanya" ucap Youngmin yang membuat semuanya kembali tertawa. Youngmin benar, Felix memang banyak berbicara.

"Ya, aku yakin pasti besok dia sudah sembuh. Sekarang ayo balik lagi ke kelas masing-masing sebelum kelas mulai" ucap Minho dan mereka semua kemudian berdiri lalu pergi ke kelas mereka masing-masing.

Saat bel kelas terakhir Minho membereskan barang-barangnya dan berjalan keluar dari kelasnya. Dia ingat dengan janjinya pada Felix untuk membelikan makanan manis jadi dia harus melewati taman untuk pergi ke toko yang Felix sukai saat pulang.

Saat dia memasuki taman, dia menyadari sudah berapa lama dia tidak datang ke sini sendirian dan melihat-lihat aktivitas orang-orang sekitar.

"Felix tidak akan marah jika aku duduk-duduk sebentar, tidak ada salahnya juga pulang sedikit lebih lama" gumam Minho pada dirinya sendiri sambil berjalan ke tempat dia biasanya duduk. Dibawa pohon berwarna kuning yang sangat besar dan rindang.

Dia duduk di atas tanah dan menyandarkan punggungnya ke pohon. Dia juga menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya, menghirup udara yang begitu segar. Rasanya begitu tenang.

Minho tidak tau sudah berapa lama dia duduk di sana tapi beberapa detik kemudian ketenangannya terganggu karena mendengar suara tangisan. Minho berdiri. Suara tangisan itu terdengar begitu dekat.

Dia melihat ke arah lain dari pohon dan melihat ada seorang anak kecil sedang berjongkok berlawanan arah dari pohon. Minhopun berdiri lalu menghampiri anak kecil itu karena penasaran.

"Hei, kamu baik-baik saja?" Minho berlutut dan bertanya dengan suara lembut. Anak kecil itu mendongak dan menghapus air matanya dengan kedua tangan munggilnya. "A-aku nggak k-kenal siapa kakak..." anak kecil itu masih sesengukkan.

"Namaku Minho. Kamu?"

"Ayahku bilang kepadaku untuk tidak berbicara dengan orang asing" celetuk anak itu dengan tatapan polosnya pada Minho. "...benar juga. Tapi aku hanya ingin membantu, sungguh" ujar Minho berusaha meyakinkan anak itu dia berniat baik.

"Ayahku juga bilang kalau mata tidak berbohong, kakak memiliki mata yang terlihat baik!" anak kecil itu tersenyum manis membuat Minho refleks ikut tersenyum dan menepuk kepala anak kecil itu.

"Terima kasih, nah. Kenapa anak imut seperti mu menangis hm?" Tanya Minho. "Aku kehilangan kakakku. Dia mau beli es krim tapi aku melepaskan tangannya untuk mengikuti kucing lalu nyasar"

"Hmm, ok. Umurmu berapa?" Tanya Minho kembali.

"4"

"Ok, namamu siapa?"

"Jeongin"

"Jangan khawatir, Jeongin. Kita akan menemukan kakakmu" Minho membantu anak kecil itu berdiri dan mereka mulai mengelilingi taman untuk menemukan kakak anak kecil itu.


----------------------------------------------

Author's note : Pertama-tama maaf kalau singkat-singkat dan susunan katanya nggak kayak book aku yang lain. Ingat, ini itu book translate. Jadi aku mengikuti gaya author aslinya juga.


Credit :

Original Author : nctea_sis

Translator : Bang_Youngmi

Once upon a lost child || BANGINHO / MINCHAN [TRANSLATED BOOK!!] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang