Jeongin mendongak mengalihkan pandangannya dari handphone saat mendengar suara pintu dibuka dan ditutup, "Kak Minho!!" anak itu turun dari sofa lalu berlari ke Minho.
"Hai, mana Hyunjin?"
"Dia sama ayah"
"Oh, ok. Kamu lagi ngapain?"
"Aku lagi nonton video-video! Mau ikut?"
"Sure"
Setelah 10 menit, Chan dan Hyunjin turun dari lantai dua. "Oh, Minho kamu sudah di sini"
"Hai kak, hai Hyunjin" sapa Minho pada keduanya. "Hai kak!" balas Hyunjin. Minho melihat ke arah jam, sekarang sudah hampir jam 4 sore. Harusnya sekarang Chan sudah pergi bekerja dan Minho sedang membuatkan makanan untuk anak-anak dan dirinya. Tapi hari ini Chan tampaknya tidak terburu-buru. Minho berdiri lalu beranjak ke dapur menyusul Chan.
"Kakak tidak bekerja?"
"Aku libur" Chan tersenyum. Keheningan kemudian memenuhi dapur selagi Chan membuat kopi Tapi Chan kemudian memecahkannya, "Ayo pergi keluar bersama"
"A-apa?"
Chan kemudian menyadari apa yang baru saja dia ucapkan dan telinganya berubah warna menjadi merah.
[FYI, di negara barat sana orang-orang yang suka pada seseorang akan langsung mengajak mereka nge-date alias go out together (Trans : ayo pergi keluar sama aku). Setelah itu kalau mereka jadi pergi bareng dianggap udah pacaran. Makanya Chan dan Minho salting]
"Oh..maksudku ini hari liburku dan ini hari terakhir di bulan November... jadi kita bisa pergi keluar...bersama... all four of us... aku, kamu dan anak-anak... yeah"
"Uh ok kalau begitu"
* * *
"Ayah ayah ayah, aku mau ini!" Jeongin melompat-lompat kecil sembari menunjuk sebuah mainan. "Ok ok ayah belikan"
"Yeay!!"
Setelah pergi ke satu toko ke toko lainnya mereka berhenti di taman dekat air mancur. Jeongin dan Hyunjin sedang melihat-lihat dengan bahagia sementara Chan sedang mengambil foto mereka. Minho hanya melihat mereka dan tersenyum. Setelah itu dia berpikir,
'Apa rasanya akan sehangat ini jika aku memiliki anak? Apa anak-anakku akan jadi seperti anak-anak kak Chan? Tapi apa aku akan jadi ayah yang baik?'
Semua pemikirannya langsung hilang saat Chan datang dan duduk disebelahnya.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya, aku baik-baik saja kak. Terima kasih sudah bertanya"
"Tidak perlu berterima kasih, aku hanya khawatir" ucap Chan. "Kau tau kamu bisa memberi tauku jika ada yang salahkan?"
"Yeah"
"Bagus" Ucap Chan yang kemudian mengusak rambut Minho. Kedua manik Minho membesar sedikit dan detay jantungnya mulai menjadi cepat dan wajahnya menghangat.
Chan berdiri. "Ayo pergi makan" Chan kemudian tersenyum pada Minho kemudian beralih memanggil anak-anak. "Anak-anak, ayo pergi makan!!"
* * *
Mereka sedang duduk dan menunggu pesanan mereka tiba. Setelah pesanan mereka tiba, mereka mulai makan. Setelah sekitar 5 menit, Minho mulai tertawa kecil.
"Jeongin, Hyunjin kalian sangat berantakan. Lihatlah mulut kalian. Kalian terlihat seperti memiliki kumis" Pemuda manis itu terus tertawa kecil dan membersihkan mulut Hyunjin dan Jeongin.
"Kamu membicarakan mereka tapi lihatkan dirimu sendiri, bayi besar" Chan terkekeh.
"Huh?" Minho mulai memegang bibirnya kebingungan.
"Aish, di sini" Chan mengambil tisu lalu mulai memberikan mulut Minho. Sementara Minho hanya duduk di sana dengan jantung yang mulai menggila. 'Ada apa denganku?' batin Minho.
"Ok, ayo cepat selesaikan and go karena aku ingin kita pergi berbelanja juga"
* * *
Chan memberikan Minho daftar barang saat mereka sampai di toko. Mereka berpencar, Minho pergi dengan Hyunjin dan Chan dengan Jeongin.
Setelah berkeliling selama 10 menit, Minho mengecek daftarnya. 'Sepertinya aku sudah ambil semuanya. Oh sebentar... susu belum'
Minho pergi mengambil susu dengan Hyunjin mengikutinya dari belakang. Minho mengulurkan tangannya untuk mengambil susu tapi ada tangan lain yang mengambil susu itu juga. Saat kedua tangan itu bersentuhan Minho mendongak dan ternyata itu adalah Chan.
"Uh... uh... aku" dan sekali lagi wajah Minho menghangat.
"Oh, maaf. Sepertinya aku menulis susu di kedua daftar" Chan tersenyum canggung. "Ayo bayar dan langsung pulang saja"
* * *
Saat merek sampai di rumah, mereka meletakkan kantung-kantung belanjaan di dapur. Jeongin kemudian datang sambil menguap.
"Sepertinya kamu lelah, ayo tidur"
Minho kemudian berjalan naik ke lantai atas dengan Hyunjin dan Jeongin. Setelah mereka tertidur, Minho pergi ke kamar Chan. Sekarang itu sudah seperti rutinitas. Mereka akan duduk dan mengobrol di sana setiap malam.
"Kamu mau makan apel?" tanya Chan menawarkan. "No thanks" tolak Minho secara halus sambil tersenyum. "Ini hari terkahir di tahun ini kita duduk di sini" Chan menghela nafas.
"Yeah" Minho juga menghelas nafas. Hari ini terasa sedikit lebih dingin bagi Minho dan Chan menyadarinya.
"Mau masuk ke dalam?" tanya Chan dengan lembut. Minho menoleh ke arahnya dan tersenyum malu. "Aku aangaap itu iya, ayo masuk" mereka berdua berdiri dan masuk ke dalam. "Kamu mau minum teh?" tawar Chan saat mereka masuk ke dalam kamar dan berjalan menuju ke tangga.
"Would be nice"
"Kamu yang buat kalau begitu" Chan kemudian langsung berlari menuruni tangga. "Hei! kaaaaak~!!!" Minho merengek dan langsung menyusul Chan.
-----------------------------------------
Author's note : Yeah.
Credit :
Original Author :
Translator :
KAMU SEDANG MEMBACA
Once upon a lost child || BANGINHO / MINCHAN [TRANSLATED BOOK!!] ✓
Fanfiction[ B A N G I N H O ] [[ BAHASA VER ]] [Completed] { ✓ } [Unrevised] Minho menunduk, melihat ke bawah untuk melihat Jeongin. Anak kecil itu sedang memeluk kaki pemuda manis itu. "Jeongin suka kak Minho. Kakak baik banget....nikahin ayah Jeongin, mau...