Hari sabtu ini Chan terbangun karena ada suara ketukan pintu di pintu depan. Chan memakai jubah tidur miliknya dan keluar dari kamar lalu turun ke lantai satu dan berjalan ke arah pintu depan. Saat dia membuka pintunya, Minho berdiri di sana. Pemuda manis itu menggunakan oversized hoodie berwarna hijau dan jeans denim hitam.
"Selamat pagi" ucap Minho sambil tersenyum.
"Uh...selamat pagi. Ayo masuk" ucap Chan sembari membawa pintu lebih lewar lagi untuk Minho masuk ke dalam. "Aku bawakan kopi untukmu dan beberapa makanan manis untuk annak-anak"
"Minho, you didn't have to"
"Terlambat, aku sudah melakukannya. Jadi minum saja kopimu"
"Makasih. Sebentar, aku akan pakai baju dan kembali" Chan kemudian selera kembali ke kamarnya untuk menggunakan baju.
Saat Chan kembali Minho sudah tidak sendirian. Anak-anak juga sudah bangun. Jeongin sedang duduk di atas pangkuan Minho sementara Hyunjin sedang duduk di kursi samping mereka dan mereka sedang makan kue kering yang Minho bawa.
"Kids, no sweets before breakfast"
"Kak, ayolah. Aku hanya membiarkan mereka makan satu. Mereka terlalu senang melihat kue tadi"
"Minho, kamu tidak harus setuju dengan semua perkataan atau permintaan mereka"
"Terserah kak. Aku akan membuatkan sarapan"
"Biar ku bantu"
Setelah sarapan siap, mereka duduk dan makan. Setelah itu Minho membersihkan semuanya sementara Chan pergi ke kamarnya untuk mengganti baju.
"Minho, aku harus kerja lebih awal hari ini"
"Baik, kak" Chan kemudian berjalan ke pintu dan mulat menggunakan sepatunya. "Kak" panggil Minho. Chan berdeham menjawab, "Apakah aku boleh membawa anak-anak keluar hari ini?"
"Sure, hati - hati ya" Chan mengangguk kemudian menoleh ke anak-anaknya" "Dengarkan perkataan Minho ok? Jangan lari atau jauh-jauh darinya"
* * *
"Kak, kita akan pergi ke mana?" tanya Jeongin.
"Kita akan bermain dengan adikku"
"Kakak juga punya adik?" Tanya Hyunjin.
"Iya, kakak punya" Setelah berjalan 5 menit lagi mereka sampai di taman.
"Kak Minho!!" Felix melambai saat melihat kakaknya.
"Hai Felix, ini Jeongin dan Hyunjin"
"Hai anak-anak. Aku Felix, adiknya Kak Minho" ucap Felix sembari tersenyum. "Kakak punya freckles!!" tunjuk Jeongin. Minho dan Felix tertawa menanggapinya.
"Mau naik sepeda?" Tanya Minho yang diangguki ketiganya.
* * *
"Prajuritku, apa kamu bisa melihat naganya?" ucap Jeongin. Mereka bertiga sudah pulang satu jam yang lalu dan sekarang sedan bermain.
"Ya, yang mulia. Dia berada di belakang gunung sofa. Aku akan mengalahkannya dan membebaskan rakyat kita" sahut Hyunjin dengan bangga. Setelah beberapa ronde berlari ke sana dan ke mari, Minho tiduran di atas lantai karena kelelahan. "Naganya telah dikalahkan!" ucap Hyunjin yang kemudian melompat masuk ke dalam pelukan Minho. Jeongin juga tak lama kemudian lari menghampiri mereka dan mereka berpelukkan di atas llantas sampai pintu rumah terbuka.
"I'm back!!"
"Ayah!!" Jeongin berdiri lalu berlari menghampiri Chan. Hyunjin juga berdiri lalu menghampiri Chan. "Ayah! Aku berhasil mengalahkan baga Minho!!" Chan terkekeh lalu berjalan ke Minho dan mengulurkan tangannya untuk membantu Minho berlini.
"Kamu baik-baik saja?" Chan tertawa saat melihat rambut Minho yang berantakan. "Ya, aku baik-baik saja. Sepertinya sudah waktunya untuk kalian tidur"
"Selamat malam ayah!" Setelah itu Jeongin dan Hyunjin lari ke kamar mereka dengan Minho mengikuti di belakang.
Setelah anak-anak tertidur, Minho beranjak ke dapur dan membuatkan secangkir teh untuk Chan. Minho berjalan menuju ke kamar Chan dan mengetuk pintu lalu masuk ke dalam. Kamarnya kosong lagi tapi jendelanya terbuka. Minho berjalan ke jendela lalu keluar dengan hati-hati agar tidak menumpahkan tehnya.
"Kak Chan, nih aku bawakan teh" ucap Minho sambil memberikan teh itu pada Chan. "Makasih" Chan tersenyum sembari menerima tehnya. Minho kemudian duduk di sampingnya, "Bagaimana harimu?"
"Cukup menyenangkan. Kita bermain di taman berama dengan adikku. Bagaimana denganmu?"
"Normal. Aku hanya pergi bekerja, apa yang kau harapkan?" Chan kemudian mulai membicarakan beberapa hal sampai dia merasakan sesuatu di bahunya. Saat dia melihat ternyata itu adalah Minho. Pemuda manis itu tertidur di atas bah Chan. Chan tersenyum.
"Sepertinya anak-anak membuatmu sangat lelah hari ini" Chan berdiri dan menggendong Minho lalu dengan hati-hati membawanya masuk ke dalam.
--------------------------------
Author's note : Hai aku kembali setelah sekian lama di book ini, ternyata book ini mendapat respon yang cukup banyak juga. Wajarlah ya, book aslinya famous :')
Book ini totalnya ada 26 chapter + Epilog. Cukup banyak tapi setiap chapter nggak terlalu panjang sih. Mungkin aku bakal usahain buat update ini book tiap Hari (1 Hari 1 chapter).
Tapi ingat :), semakin sering update semakin cepat end nya :D
Dah, mau balik nulis dulu. Bye bye!
Credits :
Orginal author : nctea_sis
Translator : Bang_Youngmi
KAMU SEDANG MEMBACA
Once upon a lost child || BANGINHO / MINCHAN [TRANSLATED BOOK!!] ✓
Fanfiction[ B A N G I N H O ] [[ BAHASA VER ]] [Completed] { ✓ } [Unrevised] Minho menunduk, melihat ke bawah untuk melihat Jeongin. Anak kecil itu sedang memeluk kaki pemuda manis itu. "Jeongin suka kak Minho. Kakak baik banget....nikahin ayah Jeongin, mau...