29 - Jatuh Cinta?

818 118 2
                                    

Hai:)

Aku kembali up part 29, gak kerasa yah udah sejauh ini kalian baca cerita aku.

Cuma mau bilang thanks buat yang udah baca+vote. Untuk pembaca gelap, thanks juga. Walau kalian gak vote tapi setidaknya kalian masih mau membaca karya receh ini:)

Jangan lupa vote dan krisannya jika ada typo:)

Bel pulang berbunyi, seluruh murid Star berhamburan keluar gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang berbunyi, seluruh murid Star berhamburan keluar gerbang. Masing-masing pulang dengan kendaraannya, dan ada pula yang di jemput.

Mounira mencibir, saat mendapat pesan dari supir pribadinya bahwa mobil sedang di bawa ke bengkel. Dan mobil lainnya sedang di bawa oleh ibu dan ayahnya. Motor scopy? Motor itu sedang ada di bengkel juga.

Awan hitam menggantung di langit, biasanya seperti itu akan terjadi hujan deras. Mounira mulai resah, apalagi sekolah mulai terlihat sepi hanya ada beberapa mobil yang tersisa.

Pip! Suara klakson mobil sport merah membuat Mounira menoleh, matanya menyipit. Ia tahu persisi siapa pemilik mobil sport merah itu.

"Ayo masuk!" perintah suara berat itu.

Mounira terdiam, antara mau atau tidak ia bingung harus pilih yang mana. Namun, rintik hujan mulai menyentuh kulitnya.

"Ayo, bentar lagi hujan!"

Akhirnya, Mounira pun berlari memasuki mobil Byan. Dari pada nanti basah terus flu, kan ribet urusannya.

Setelah memasang seatbelt, mobil pun mulai melaju meninggalkan sekolah. Mounira hanya diam, menatap jauh ke depan.

"Lo gak mau minta maaf lagi?" tanya Byan, pada gadis itu.

Mounira mengerutkan alisnya, rasanya lucu. Entah, tapi ucapan Byan barusan terdengar sedikit lucu bagi Mounira.

"Minta maaf? Untuk apa?" Mounira kembali bertanya.

Byan mengembuskan napas kasar, memukul setir mobilnya kesal. Gadis ini selalu membuat tingkat kesabarannya di atas rata-rata, bawaannya emosi mulu.

Mounira tersenyum geli melihat ekspresi kesal Byan. "Ya udah, mo minta maaf sama kakak."

Byan menoleh sesaat, kemudian kembali fokus pada jalanan. Sudut bibirnya terangkat sempurna, hingga terlihat senyum yang begitu menawan.

"Ikhlas gak?" tanya Byan ragu.

"Ikhlas lahir dan batin," timpal Mounira sedikit kesal.

Byan pun mengangguk senang. Sedangkan Mounira kembali fokus menatap hujan deras yang membasahi jalanan. Tiba-tiba, Byan menepikan mobilnya di dekat warung kecil.

Calonku Cogan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang