14 - Pertemuan berujung petaka!

983 147 6
                                    

Hai:)

Aku kembali:)

Jangan lupa vote dan komennya lagi ya:)

InsyaAllah cerita ini akan segera aku tamatin:)

Soo lanjut aja ke ceritanya:)
Maaf kalau gaje

Soo lanjut aja ke ceritanya:)Maaf kalau gaje

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel pulang pun telah berbunyi. Mounira masih enggan untuk meninggalkan sekolah. Briyan yang akan menjemputnya hari ini.

Sekolah mulai sunyi, hanya tersisa beberapa murid yang ikut eskul. Mounira melirik jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir pukul empat sore. Briyan belum tampak juga.

"Nunggu siapa?" tanya Byan, menghentikan mobilnya di depan Mounira.

"Calok suamiku," jawab Mounira seraya tersenyum tipis.

Byan membuang napas kasar. Ia pun memacu kecepatan mobilnya meninggalkan Mounira. Beberapa hari belakangan ini ia merasa aneh pada dirinya. Entahlah.

Tak lama kemudia, sebuah motor sport terhenti di depan gerbang. Sudut bibir Mounira terangkat lebar, ia berlari kecil menghampiri Briyan.

"Lama, ya?" tanya Briyan membuka helmnya.

"Lama banget. Untung aku udah maafin kamu," oceh Mounira bersedekap malas.

Briyan langsung mengacak gemas puncak kepala Mounira. Membuat gadis itu memanyunkan bibirnya. Briyan seketika tertawa melihatnya. Ia pun menyuruh Mounira naik.

Anya yang baru keluar dari gerbang utama seketika kaget, melihat Mounira memeluk mesra cowok di hadapannya itu. Wajah Anya merah padam menahan emosi. Dengan cepat ia berlari menghampiri keduanya.

"STOP!" teriak Anya, menghadang motor milik Briyan.

Mounira melebarkan matanya. Dengan cepat ia turun dari motor Briyan, untuk menjelaskan semuanya pada Anya. "Bentar, Nya. Kamu salah paham!" ujar Mounira mencoba menahan gadis itu untuk berbicara lebih dulu. "Dia ini Briyan, bukan Byan."

Anya hanya menggeleng, matanya memicing melirik Briyan yang tampak kebingunga.

"Gak usah ngelak lo! Udah jelas lo ngerebut Byan dari gue," ujar Anya tersenyum miring.

Briyan pun turun dari motornya dan berdiri di samping Mounira. Gadis itu mengisyaratkan agar Briyan tidak ikut campur dulu.

"Dasar pelac**!" umpat Anya dengan menunjuk Mounira  penuh dendam.

"Eh, jadi cewek harus jaga ucapan! Cewek kok mulutnya kaya sampah!" balas Briyan tak terima.

Mounira semakin pusing harus menjelaskan bagaimana. Di sisi lain Anya tak percaya, di sisi lain lagi Briyan tak terima dirinya dikatai seperti tadi. Dan terjadi adu bicara keduanya.

Calonku Cogan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang