4 - Dua Sisi yang Beda

1.8K 233 88
                                    

Hai:)

Jangan lupa vote dan spam komennya lagi, ya:)

Biar aku makin semangat buat up:)

Biar aku makin semangat buat up:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____

Mounira memasuki rumah dengan langkah gontai. Tampaknya gadis itu terlihat lelah. Seharian tadi mapel ful tidak ada jam kosong.

"Bibi!" panggilnya, tapi tak ada respon.

Ah iya. Mounira menghempaskan tubuh mungilnya di atas sofa. Ia baru ingat kalau asisten rumah tangga sedang pulang kampung.

Belum lagi kedua orang tuanya masih di kantor sibuk dengan pekerjaan, paling sebentar lagi mereka pulang.

"Momo!"

"Momo!"

"Momo!"

Tak lama, seekor kucing persia berlari menghampiri Mounira. Ia menggesekkan kepalanya di kaki Mounira.

"Mo, kamu laper gak?" tanya Mounira pada kucing kesayangannya itu.

Mounira merasakan perutnya keroncongan sejak tadi. Bergegas ia ke dapur dan membuka kulkas, mencari apa yang bisa di makan. Wajahnya memalas. Tak ada apa-apa di kulkas, hanya ada makanan Momo dan susu cokelat kotak.

"Bentar ya, Mo. Aku ganti baju dulu, mau ke supermarket depan."

Mounira bergegas ke kamar untuk mengganti seragamnya. Beberapa menit kemudian gadis itu keluar, dengan rambut dicepol asal. Kaos putih polos dan celana pendek selutut, tak lupa sendal rumahan berwarna biru dengan kepala doraemon di atasnya.

Ia pun langsung menuju supermarket untuk membeli beberapa cemilan dan mie instan cup. Gadis itu tidak tau bagaimana cara memasak mie instan tanpa cup. Payah.

Ketika hendak mengambil mie instan cup, tangannya tak sengaja bersentuhan dengan tangan seorang cowok yang hendak mengambil mie itu juga. Namun, stok mie instan cupnya kesukaan Mounira kebetulan sisa satu.

"Ambil aja, lo pasti laper," ucapnya mengalah seraya tersenyum tipis.

Mounira terbelalak. Ada apa dengan cowok ini? Apa iya, dia senyum pada Mounira tadi?

"Tapi say--"

"Udah, ambil aja. Gue bisa beli yang lain," ucapnya kemudian berlalu begitu saja.

Mounira mengerutkan dahinya. Mengapa Byan bisa seramah itu padanya? Biasanya juga galak dan jutek.

Tak ingin ambil pusing, gadis itu pun bergegas menuju kasir untuk membayar. Perutnya sudah keroncongan sekali.

Sampai di rumah bergegas ia langsung menyeduh mie instan itu, dan membawanya ke ruang tamu untuk makan bersama Momo.

Calonku Cogan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang