22 - Yes or No?

811 133 0
                                    

Hai:)

Seperti janji aku kemarin-kemarin. Aku up sekaligus entah berapa part, intinya bersyukur aja. Wkwkwk

Jangan lupa vote dan spam komennua lagi dong:( kalian kok gitu sih. Ninggalin pas lagi sayang-sayangnya.

Yaudah kicep aja.

"Gimana, jawaban lo?" tanya Byan pada gadis yang duduk membaca buku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gimana, jawaban lo?" tanya Byan pada gadis yang duduk membaca buku itu. Mounira.

Mounira menoleh kaget saat mendengar Byan sudah berada di belakangnya. Ia menutup buku kemudian berdiri menghadap Byan.

"Aku gak bisa, Briyan masih sepenuhnya di sini," ucap Mounira sembari menyentuh dadanya.

"Gue suka, sama lo," ucap Byan. Enggan untuk pergi walaupun sudah ditolak mentah-mentah.

"Maaf kak, aku bener gak bisa buka hati buat kakak," ucap Mounira kekeuh.

Gadis itu mengenal Briyan tidak lama. Mungkin sekitar dua minggu dengan pertemuan secara tak sengaja beberapa kali, dan antar jemput yang jarang. Namun, Briyan sudah mampu membuat hati Mounira luluh dengan sikapnya yang begitu lembut.

'Gue harus jagain lo, mo. Itu perintah.'

Byan menarik napas panjang. "Bilangin sama gue, apa yang mesti gue lakuin supaya lo nerima gue?"

Mounira melebarkan matanya, menggeleng tak percaya Byan akan terobsesi padanya. Apa maksudnya?

"Gak ada kak, karena aku emang gak suka sama kakak," ucap Mounira lagi. Kali ini suaranya agak meninggi, membuat beberapa pasang mata melirik pada mereka.

"Jadi pacar gue, biar kak Briyan seneng di sana." Byan masih memaksa gadis itu.

"Aku udah bilang, aku gak bisa!" bentak Mounira menyentak tangan Byan saat hendak menariknya.

Bima dan Axel yan tak sengaja pake acara lewat seketika menoleh kaget. Mereka hapal betul bagaimana cemprengnya suara gadis berponi itu.

Keduanya langsung berlari menghampiri tempat perkara. Kek pembunuhan aja. Wkwkw.

"Pon, ini kalian kenapa? Berantem ngajak-ngajak dong," ucap Bima asal.

"Bilangin sama dia, aku gak mau. Titik!" Mounira pun pergi dengan menghentakkan sedikit langkahnya di tanah.

Bima seketika cengo, baru kali ini ia melihat Mounira kesal sampai menghentakkan kaki di tanah. Ia menoleh pada Byan. "Lo apain, anak orang? Insaf woy, utang lo sama mbok Asih masih ada sekarung lagi," ucap Bima.

"Kenapa?" tanya Axel agak tenang. Ia tahu persis saat Byan sedang dilanda masalah. Seperti saat inilah kondisinya, diam seribu bahasa. Tatapan matanya yang dingin bahkan bisa membekukan tanaman. Wkwkwk.

Calonku Cogan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang