Part 2

1K 56 4
                                    

Di sebuah kamar bernuansa modern terlihat wanita yang sangat cantik dan sangat muda di umurnya yang ke 35 tahun. Wajah cantik dan mulusnya terlihat jelas jika ia sedang bersedih. Mata bulat cerahnya ber embun siap untuk menumpahkan air mata. Di genggamnya erat sebuah bingkai figuran foto yang di dalamnya terdapat foto seorang perempuan masih bayi sangat yang cantik nan imut.

"Kamu di mana sayang, Bunda rindu kamu, bunda ingin jumpa kamu, bunda ingin memelukmu seperti dulu waktu kamu masih bayi" Gumamnya pilu dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Bingkai foto tersebut di peluk erat dan menggenggam kalung di lehernya yang sama seperti yang di gunakan oleh bayi di dalam foto tersebut namun memiliki ukiran nama yang berbeda.

"Kamu di mana hiks sayang kami sudah mencarimu kemana-mana namun kami tidak menemukan mu sama sekali" Tangisnya semakin menjadi karena rasa rindunya yang membuncah kepada putri satu-satunya dan berlian di keluaga ini.

"Cklek"

Terdengar pintu yang terbuka wanita itu menoleh ke arah pintu dan ternyata yang membuka pintu itu suaminya pria muda nan gagah di usianya yang ke 38 tahun. Pria itu menghampiri istri tercintanya ia tau apa yang di rasakan sang istri karena ia juga merasakan kehilangan rindu dan kecewa pada dirinya sendiri karena tak becus menjaga putrinya.

Pria tersebut memeluk istri tercintanya dan menumpahkan semua tangisnya. Pasutri tersebut hanya dalam kesedihannya yang merindukan buah hati mereka.

"Hiks kapan mas mau nemuin Asya mas hiks rindu aku nggak bisa di tahan lagi mas hiks" Tangisnya pilu di dalam dekapan sang suami.

"Aku akan berusaha mencari putri kita. Aku mohon kepadamu sayang jaga kesehatan kamu agar saat anak kita kembali kamu sehat sayang"

"Tapi kapan mas akan menemukan putri kita hiks aku capek menunggu-menunggu terus"

Pria itu memejamkan matanya hatinya tersayat mendengar isakan pilu dari sang istri yang amat di cintainya. Ia bersumpah akan menemukan buah hati mereka sampai ke ujung dunia pun.

Mereka berharap suatu saat nanti mereka bisa berjumpa dengan putri tercintanya dan juga bisa menghabiskan waktu bersama layaknya keluarga yang lengkap.

——————————————

Sesampainya Salsa di panti asuhan ia memasuki kamar tanpa mengucapkan salam sembari menangis. Bunda Wati merasa ada yang aneh sekaligus khawatir kenapa Salsa menangis pun langsung pergi ke kamar Salsa.

"Tok tok tok"

Bunda Wati mengetuk pintu. "Nak kamu kenapa pulang dengan keadaan menangis seperti ini? Buka pintunya sayang sini cerita sama Bunda" Ucap Bunda Wati lembut.

Tak lama setelah itu Salsa keluar dan langsung memeluk Bunda Wati. "Ya Allah kamu kenapa sayang?" Tanya Wati lembut sembari mengelus rambut hitam lembut milik Salsa.

"Salsa hiks nggak kenapa-napa Bunda" Ucap Salsa.

Bunda Wati menghela nafas sejenak. "Loh? Kamu udah pulang kerja? Biasanya kan kamu pulangnya abis isya sayang. Kamu nggak enak badan ya makanya kamu izin sama bos kamu?" Tanya Wati.

"Salsa di pecat Bunda" Ucap Salsa membuta Wati terkejut.

"Kamu di pecat? Kenapa kamu di pecat sayang? Kamu melakukan kesalahan apa?" Tanya Wati.

"Hiks ini salah Salsa Hiks Bunda tadi Salsa hiks mau nganter pesenan pelanggan terus hiks Salsa kesandung terus minuman yang Salsa bawa tumpah ke baju orang hiks yang Salsa tabrak abis itu dia mecat Salsa hiks" Ucap Salsa sembari sesenggukan.

"Astagfirullah! Lain kali kamu hati-hati sayang. Kan kemarin Bunda udah bilang sama kamu jangan berkerja tugas kamu cuma belajar biarkan Bunda yang berkerja sama Ayah" Nasehat Wati lembut.

"Tapi nanti Bunda sama ayah capek Salsa nggak mau Bunda sama Ayah sakit gara-gara berkerja terlalu keras biarkan Salsa berkerja" Ucap Salsa.

"Ya sudah kalau itu mau kamu. Tapi inget jangan gara-gara berkerja kamu lupa untuk belajar" Ucap Wati.

"Oke siap Bunda besok Salsa akan mencari pekerjaan baru sehabis pulang sekolah Bunda tenang aja"

"Ingat kamu jangan kelelahan sayang, ya udah sekarang kamu ganti baju istirahat nanti makan malam Bunda bangunin"

—————————


Di kediaman keluarga Madeson dan Adhitama.

Jam menunjukan pukul 19:10 yang artinya itu jadwal untuk makan malam kedua keluarga itu. Di meja yang berbentuk bundar dan memanjang itu suasananya sangat hening hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Beginilah keadaan kedua keluarga itu setiap mereka makan malam ataupun ada perkumpulan keluarga suasananya selalu seperti ini. Saat berlian keluarga ini menghilang mereka semua berubah yang dulunya keluarga  harmonis, penuh canda tawa berubah menjadi keluarga yang amat dingin.

Mereka berkumpul ketika hanya sarapan dan makan malam saja itupun hanya sebagian dari mereka yang berkumpul sisanya entah kemana.

"Cit" Bunyi kursi yang beradu dengan lantai menimbulkan bunyi yang nyaring membuat mereka yang ada di meja makan menatap ke arahnya, Bara.

"Kamu mau kemana boy?" Tanya Jason kepada putra pertamanya.

Bara menoleh sejenak. "Mencari gadis ku" Ucapnya singkat lalu melangkah pergi keluar dari mansion.

Semua orang menatap Bara dengan tatapan sendu. Mereka tau gimana rasanya merindukan dan kehilangan seseorang yang berarti di hidupnya karena mereka semua juga merasakan itu.

Reina menghela nafas pelan. "Kenapa keluarga kita jadi begini mas? Putri kita belum juga di temukan sementara anak-anak sikapnya jadi berubah" Ucap Reina pilu menatap mereka semua satu persatu.

"Maafkan kami Bunda Ayah Mami Papi" Ucap mereka serempak sambil menunduk.

"Mami Bunda Ayah sama Papi tidak pernah mengalahkan kalian tapi kami mohon jangan bersikap dingin jika kamu berkumpul ataupun makan malam" Ucap Sani, Istri Ryan.

"Iya Mami kami tidak akan bersikap dingin lagi tapi kalau bang Bara kami tidak menjamin dia tidak akan bersikap dingin" Ucap Elvino, anak ketiga dari pasutri Ryan dan Sani.

"Jordan ke kamar dulu ada urusan pekerjaan" Ucap Jordan, anak ke 2 dari pasutri Jason dan Reina.

"Jangan kelelahan boy dalam berkerja dan jaga kesehatan mu" Nasehat Reina kepada putra ke 2nya. Jordan mengangguk lalu pergi ke dalam lift.

"Kita harus segera menemukan keberadaan princes" Ucap Alena, Opa mereka.







———————————

Follow IG: Astuti_1419





 Possessive Brother and GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang