"Sejak kapan di Jogja?" Tanya Chenle yang sekarang sudah duduk di depan Guanlin yang sedang meminum kopi buatan Chenle.
"Seminggu.... maybe" jawab Guanlin.
"Emang studi lu udah selesai di Oxford?" Chenle kembali bertanya sembari membenarkan duduknya.
"Puji Tuhan udah sebulan lalu, makanya gue kesini" akhirnya mereka berbincang sebentar. Sudah 1 tahun Chenle tidak bertemu Guanlin, maklumlah temu kangen. Orangtua Chenle seorang muallaf, jadi hanya Chenle cucu satu-satu nya yang beragama Islam
Setelah menghabiskan kopinya, Guanlin beranjak dari duduknya.
"Yaudah, lu semangat kerja nya. Gue bantu doa aja ye" kata Guanlin sambil menepuk pundak Chenle.
"Ye... kempret lu ikan basi. Kirain mau bantu pemasukan" respon Chnenle sambil tertawa renyah.
"Ngadi-ngadi, gue aja masih minta ortu. Ah udahlah gue duluan, dicari cewek gue. Bye" Pamit Guanlin dan dijawab lambaian dari Chenle.
...
Renjun sedang asik melukis di teras belakang rumahnya. Hari ini ia ingin bersantai sejenak, mumpung cuma satu matkul hari ini. Yang ia lukis juga simpel saja, jalanan kota Tokyo.
Renjun ingin pergi ke Jepang, lagi. Waktu itu ia pergi ke Jepang juga karena lomba, bukan liburan. Ia membayangkan pergi ke Jepang bersama keluarga besar nya, atau mungkin sama teman-temannya. Mendaki gunung Fuji bersama, menyusuri jalanan Tokyo, menaiki kereta cepat bawah tanah, dan lain sebagainya. Ah, indahnya berhalusinasi.
"Om Injun lagi ngapain?" Renjun menoleh dan mendapati Yuli yang baru bangun tidur siang.
"Lagi ngelukis" Yuli bersemangat ingin melihat lukisan Renjun "mau liaaattt"
"Belum jadi, Yuli. Kalo mau Yuli tungguin om ngelukis disini. Bentar lagi selesai" kata Renjun lembut.
"Yaudah, Yuli mau nungguin aja" Yuli duduk di kursi sebelah Renjun dan menggoyang-goyangkan kaki nya yang tidak sampai ke lantai. Kebetulan di meja yang sedang Injun pake untuk melukis ada Kobis yang sedang tidur pulas, otomatis Yuli mengelus kucing pungut— eh maksudnya kesayangan nya Renjun.
"RENJUN!!" Teriak Ibu dari dalam rumah.
"Kenapa bu?" Jawab Renjun agak keras.
"Itu ada temen kamu dateng" Renjun bingung ia menaikkan satu alisnya, perasaan ia tidak mengundang teman. Tapi feeling nya mengatakan Haechan datang menggunakan motor sambil membawa piring, sendok, dan gelas. Mau numpang makan maksudnya.
"Yuli tunggu sini bentar ya, nanti om balik lagi" Renjun bergegas masuk rumah dan benar saja, feeling Renjun tepat. Haechan nyengir watados. Renjun hanya menatap datar.
"Ada makanan di meja, makan sono. Aku dibelakang kalo nyari" Renjun meninggalkan Haechan yang menuju meja makan. Haechan sudah dianggap keluarga sendiri (kecuali Renjun) oleh keluarga Renjun. Renjun rival nya Haechan, tiap hari gelud. Entah debat atau main fisik, intinya yang mulai Haechan.
"Ada apa om?" Tanya Yuli yang melihat komuk muka Renjun "gapapa, ada temen om. Nanti kenalan ya" jawab Renjun sembari senyum. Sebenarnya ia tidak rela mengenalkan keponakannya ke teman bar-bar nya. Mungkin mengenalkan ke Jaemin tidak apa-apa tapi ke Haechan? Ia berfikir seribu kali. Takutnya sifat bar-bar Haechan menular.
Haechan menghampiri Renjun yang berada di teras belakang lalu duduk di kursi depan Renjun.
"Eh, ada si geulis. Namanya siapa hm?" Yuli merespon pertanyaan Haechan dengan muka jijik. Renjun bagian ketawa aja lah.
"Itu temen om, namanya om Haechan—" perkataan Renjun diputus Haechan.
"Eits, panggilnya aa Haechan aja, jangan om. Keliatan tua" kata Haechan sambil menaikkan alisnya bergantian.
"Kan emang udah tua" Renjun dapet tabokan dari Haechan.
"Suka gak sadar diri lu. Masih mudaan gue daripada lu"
"Iya, tapi pasti selalu dikira yang lebih muda aku kan? Udahlah ngaku aja, gausah ngelak. Terima, syukuri, kalo anda itu tua"cibir Renjun, Haechan hanya mencebikkan bibir.
"Cih, yaudah liat aja nanti Yuli mau make 'om' atau 'aa'. Kalo dia manggil pake 'aa' lu jajanin gue seminggu" tantang Haechan. Renjun hanya smirk. Tau bahwa keponakannya itu selalu memihak pada yang sudah ia kenal.
"Ngh oke. Kalo sebaliknya, kamu gak boleh numpang makan disini sebulan. Deal?" Renjun menyodorkan tangannya dan disambut tangan Haechan angkuh.
"Hai om Haechan, aku Yuli" Yuli mengajak berkenalan Haechan, Renjun menertawai.
"TUHKAN!! Yuli lebih nurut sama sayaa!" Renjun tertawa jahanam. Haechan harus rela sebulan makan siang nya diganti dengan obat maag.
"Ck, apaansi rame banget— loh bang Haechan?" Jisung datang dengan muka bantal. Ia ngebo karena hari ini tidak ada kelas, God bless Jisung.
"Lu baru bangun tidur kan? Udah ngaku aja, gue tau. Kan gue cenayang" Haechan belagu.
Plaak
"Idih, suka gak ngaca"
TBC
FYI : aku update setiap 2 hari sekali
Dan kalo lagi mood double update ngoeheheh
Cukup nantikan sajha
Eh tapi kan gak ada yang nunggu ini up🙂Salam dari om nya Yuli yang imutnya kebangetan
8112020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeunes || 7Dream
Fanfiction[COMPLETE] [REVISI] "ᴊᴏɢᴊᴀ ɪᴛᴜ ᴛᴇʀᴅɪʀɪ ᴅᴀʀɪ ᴘᴇʀɢɪ, ᴘᴜʟᴀɴɢ, ᴅᴀɴ ʀɪɴᴅᴜ" Sebuah perkumpulan anak muda dari berbagai budaya Di indahnya kota Jogjakarta tercinta Highest rank #6 in Shuhua #3 in Herin [start : 18102020] [end : 28022021]