Happy reading...
______________________________________Saat pertama kali menatap bola mata biru milikmu, hatiku bersorak dan dengan lantangnya menyebut bahwa kamulah orangnya. Orang yang akan mengisi kekosongan dalam hatiku.
---Moza V--
Mata cokelatnya menatap penjuru sekolah barunya. Moza berdecak kagum akan bangunan tinggi yang berdiri kokoh dan tampak berbeda dengan sekolah lamanya. Saking fokusnya menatap bangunan sekolah Moza tidak melihat dari arah parkiran, seseorang tengah berjalan dengan cepat ke arahnya.
Dug
Moza meringis ngilu, pundaknya sakit akibat tabrakan itu. Mata bulatnya menatap mata biru laut yang tengah menatap tajam dirinya.
"Kalo punya mata itu di pake!" Bentaknya keras, cukup membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Moza mengerjap jantungnya berdegup kencang, bukannya takut Moza justru terpesona dengan wajah tampan lelaki itu.
"Ganteng," ucap Moza tanpa sadar.
Lelaki itu mengernyitkan dahinya.
"Sinting." Setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkan Moza yang berdiri mematung.
Moza menatap punggung tegap milik lelaki itu dengan tatapan penuh minat dan tersenyum manis setelahnya.
Moza membetulkan kacamata bulatnya, lalu menyusuri koridor yang tampak ramai. Tatapan penuh tanya tidak Moza hiraukan, gadis itu terus berjalan sampai di pintu bercat cokelat bertuliskan ruang guru Moza berhenti. Menghela napas pelan, Moza lantas mengetuk pintu dan memasuki ruangan tersebut.
Moza berjalan mendekati pria paruh baya yang tengah fokus pada benda pipih digenggamnya itu.
"Selamat pagi, Pak," sapa Moza dengan senyum manisnya.
"Selamat pagi, kamu anak baru yang kemarin datang ke sini kan?" Moza mengangguk.
Kemarin Moza datang untuk melengkapi berkas yang dibutuhkan selama dirinya bersekolah di SMA Andromeda. Moza juga sudah bertemu dengan pria paruh baya yang menjadi wali kelasnya ini, Pak Jojo.
"Oke, kita ke kelas sekarang. Jam pertama kebetulan jam pelajaran saya," jelasnya seraya berdiri membawa setumpuk buku pelajaran Matematika.
Moza pikir guru Matematikanya itu galak, nyatanya pria paruh baya ini begitu ramah bahkan kepadanya yang berstatus siswi baru. Tetapi, Moza tidak memedulikan hal itu yang penting nilai Matematikanya di deretas teratas.
Moza mengikuti langkah lebar wali kelasnya ini. Padahal bel masuk masih lima menit lagi, tetapi Pak Jojo sudah akan masuk untuk mengajar.
Pak Jojo memasuki kelas XI IPA 3 di mana kelas yang tadinya ramai kini menjadi hening.
Semua mata tertuju pada dirinya. Berbagai pandangan yang kadang membuat Moza risi.
"Selamat pagi, anak-anak," sapa Pak Jojo dengan tegas berbeda sekali ketika berbicara dengan Moza di ruang guru tadi.
"Selamat pagi, Pak."
"Pak, itu anak baru ya?" tanya lelaki yang duduk di bangku paling belakang.
"Wih, kelas kita kedatangan cewek cantik nih," timpal lelaki di sebelahnya.
"Masih cantikan gue ke mana-mana."
"Iya, lo cantik kalo diliat dari sedotan." Seketika gelak tawa memenuhi kelas XI IPA 3. Moza menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Latte
Teen Fiction"Tentang manis dan pahitnya hidup." Moza Varischa, siswi baru di SMA Andromeda. Pencinta cogan, tetapi gak cinta-cinta amat, kecuali dengan Artha. Pemilik hati yang gak pernah dipanasin alias beku. Penampilannya yang terlihat nerd tidak membuatnya...