Bagian 42 [ Putus]

86 18 2
                                    

Yuki memasang senyum terbaiknya, sementara Leon dan Roy malah berakhir dengan makan pagi yg saling suap menyuap.

Roy memotong daging ayamnya dengan keras, lalu mengambil nasi dan menyuapi Leon. Menjijikkan!.

"Nah, kalo kalian berdua akur kayak gini kan enak!" Ujar Yuki sambil memakan makanan nya.

Roy dan Leon menatap Yuki dengan wajah memelas. Leon hendak buka suara
"Eitsss, mau kita putus?" Ujar Yuki dengan wajah datar nya, namun menyebalkan.

Leon kembali mengatupkan bibirnya rapat-rapat sambil mengunyah. Sekarang gilirannya, ia mengambil nasi dan daging. Lalu menyuapi Roy.  Ingin marah, ingin , melampiaskan, tapi Leon sadar seberapa bucin ia pada gadis yg tengah duduk di hadapan mereka saat ini.

***
"Masih ngambek nih?"

Leon tetap pada posisinya, diam sambil menyetir tanpa menanggapi Yuki sejak mereka memasuki mobil. Yuki memang merasa bersalah, ia tau sekali Leon itu paling tidak suka bercanda seperti tadi.
"Bang? Masih marah hmmmm? Maap ya!" Ujar Yuki sambil mengambil tangan Leon.

Yuki terkejut. Leon menarik tangannya dari nya lalu sibuk dengan mobilnya. Yuki terdiam di tempatnya. Tidak biasanya Leon begitu marah sampai-sampai tangan nya dihempaskan seperti ini.

Mereka sampai di loby kantor. Yuki segera turun, meninggalkan Leon yg masih berada di dalam mobil. Leon mengencangkan pegangan stir lalu menghela nafas. Sebenarnya tidak masalah jika Yuki mempermainkan nya seperti tadi. Tapi, kata-kata putus dari Yuki lah yg membuat nya kesal. Apakah Yuki menganggap cinta ini main-main?

***
"Yu, kita ada rapat sama kementrian hari ini. Aku sudah buat materi nya sih, tapi tidak tau apa ini bagus atau tidak!" Ujar Bagas menghampiri meja Yuki

"Kok ada rapat? Kapan ada pengumuman?"

"Baru aja, Big boss ngirim ke e-mail ku!" Ujar Bagas sedikit curiga. Tidak biasanya sang bigboos mengirimkan e-mail pada nya.

Yuki menghela nafas, lalu menerima materi presentasi dari Bagas. Sedikit membaca, namun sepertinya kali ini Yuki benar-benar tidak bisa fokus.

"Udah baguss, tinggal perbaiki slide 14 aja. Kata-kata nya jangan terlalu baku!" Ujar Yuki

"Baik, nanti saja diperbaiki. Sekarang kita harus segera pergi ke ruang rapat!"

Yuki mengangguk lalu memberikan laptopnya pada Bagas. Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan dan segera menuju lantai paling atas, tempat rapat.

Lift sedikit ramai " apa ada instansi lain yg ikut?" Ujar Yuki
"Sepertinya ia Yu, dari kementerian keuangan juga ikut sepertinya!"
"Jadi, ini bakal lama dong?" Kesal Yuki
"Kenapa? Ada masalah?" Ujar Bagas
"Bukan, hanya saja nanti malam aku harus ke bandara!"
"Bandara? Mau pergi atau ada yg datang?"
"You know, sepupu!"

Pintu lift terbuka, mata Yuki bersitubruk dengan mata Leon yg juga sedang menatapnya. Yuki masuk begitu juga dengan Bagas. Sebelum pintu lift terbuka,

"Tunggu!"

Lift terbuka lagi dan menampakkan sosok laki-laki yg segera memasuki pintu lift.

"Lah, Yuki?"

Yg dipanggil menatap sekilas lalu "lah, Syauqi? Kamu kan?"

"Iyaaa, astagahh Yu. Aku kira tadi bukan kamu loh!"

"Eh, kamu ngapain?"

"Mau rapat, dari divisi keuangan!"

"Ehh, kamu kementerian keuangan? Hebat dong!"

Lelaki itu tersenyum sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

Behind the MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang