CHAPTER 8

242 36 4
                                    

Ada saatnya kita tidak sadar
Bahwa kehidupan sudah diatur oleh Nya
Ada saatnya kita bertanya
Mengapa sesuatu itu terjadi pada Kita
=°°=

"Ck, apaan sih Lo? Minggir dikit!"

Frans terkekeh melihat pemandangan di depannya. Ia akui juga Leon itu tipe lelaki yang akan melakukan segala cara demi mencari perhatian Yuki.

"Gak ahh, kan yang nahan gue buat gak nonjok tuh curut kan elo!" Ucap Leon menunjuk Frans dengan dagunya.

"Eh, Lo mau baku hantam ya??" Kesal Frans.

Yuki malas, kan pasti akhirnya gini. Dia memang sengaja menahan leon, tapi kalau Frans?? Emosinya mudah tersulut.

"Frans, enough!"

Frans diam, ia kembali berbaring di sofa. Lalu menatap Leon benci. Namun tiba - tiba ia teringat sesuatu.

"Yu, itu resepsionis Lo yang tadi masih single gak??"

"Lo mau buat dia target Lo?" Sinis Yuki.

"Kan elo gak mau, yang terpaksa pindah haluan aja!"

"Yuki milik gue!" Ucap Leon masih bermanja- manja di lengan Yuki membuat gadis itu sesekali merasa geli. Pinginnya mau ngusir Leon, tapi apalah daya(?)

"Kayaknya sih iya, gue gak pernah lihat tuh main cowok!" Seru Yuki.

"Good! Gue beraksi dulu ya beb!"

Leon pergi meninggalkan Yuki dan Leon yang masih betah di ruangannya.

"Bos, mau Lo apasih?" Kesal Yuki yang memang sudah merasa tidak tahan dengan tingkah Leon. Belum juga berpisah satu hari sudah begini. Apalagi kalau ditinggal berminggu-minggu? What the hell?? Leon
Pasti bakal menggila.

"Mau gue??" Ulang Leon terdengar misterius. Mendadak Yuki menjadi merinding, ia menyesal bertanya.

"Mau nya hati kamu!" Ucap Leon sambil mengecup pipi Yuki lalu kabur begitu saja.

"Leonnn!" Teriak Yuki kencang, sementara Leon hanya tertawa terbahak-bahak. Bahkan semua karyawan nya sampai terheran melihat sang bos. Meski bukan rahasia lagi di kantor, kalau bigboss nya itu memang bucin nya Yuki. Tapi kali ini berbeda, Leon mana pernah tertawa, tapi ini? Leon malah terbahak-bahak keluar dari ruangan Yuki.

***

"Ada apa pak?" Kesal Cindy saat melihat Frans mendatangi meja resepsionis.

"Nama gue Frans, bukan bapak cebol!"

"Nama gue Cindy Oktavia, bukan cebol dasar monyet kenderuo!"

"Lo makan apa sih??"

"Maksud nya?" Seru Cindy bingung.

"Lo makan apa sih? cara ngomong Lo aja buat hati gue berdesir!"

"Ck, gila Lo kenderuo!"

"Kamu cantik!" Puji Frans tulus.

Blushhh- Wajah putih Cindy tiba-tiba saja memerah. Wahh, sialan ini. Kenapa wajahnya tidak tau malunya ya??

"Cie blusingg!" Goda Frans.

"Apaan sih? Sana pergi aja, ganggu orang lagi kerja!" Seru Cindy berharap Frans menurutinya.

"Nanti kangen!"

"Ck, pergi ngak?"

"Cantik-cantik tapi galak, gak ada yang mau nanti!"

"Paan sih? Gue pasti ada yang doyan kenderuo!"

Behind the MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang