[37] Beneran??

72 23 0
                                    

Leon bersama dengan Mr.Androme berjalan melewati lorong rumah sakit yg sepi. Hanya mereka dan beberapa dokter yg berlalu lalang. Wajah Leon bertambah pucat saat menuju ruang ICU.
Sampainya ia berada di sana, sosok yg sudah berkumpul di kursi tunggu itu langsung berdiri.

"Boss!" Ujar Karin, Bagas dan Agam bersamaan dengan luka ringan yg berada di wajah mereka

"Sudah bagaimana?" Ujar Andromeda saat menatap Leon yg tidak bereaksi barang sedikit pun. Lelaki itu hanya diam dan menatap pintu ruang ICU yg masih tertutup rapat.

"Belum ada kabar sama-sekali, dokter juga belum keluar!" Ujar Frans yg baru tiba dari ruang dokter

Leon masih menatap ambang pintu itu dengan perasaan yg tidak bisa dijelaskan. Ia sama-sekali tidak pernah menyangka bahwa dihari pernikahan mereka akan terjadi hal ini. Leon memegang dadanya yg berdegub kencang, dan tidak lama berikutnya. Pintu terbuka, dokter keluar dan para tim medis dengan wajah yg tidak bisa dijelaskan.

"Maaf, kami membawa kabar baik dan kabar buruk!" Seru dokter yg melangkah mendekati Leon dan Androme

"Ada apa dok? Apa menantu saya selamat?"

Dengan menghela nafas, dokter tersebut menatap Leon lebih dahulu
"Hanya Saudara Nauval yg bisa kami selamatkan, kami sudah mencoba menyelamatkan saudari Yuki.  Tapi Tuhan berkata lain, mohon maaf!"

"A-apa? Katakan ini tidak benar dokter, katakan bahwa ini tidak benar!" Teriak Leon sambil menarik kerah baju sang dokter
"Maaf Pak, kami tidak bisa berbuat banyak!"

"Tidakkkkk!" Teriak Leon lalu memasuki ruang ICU. Namun para penjaga langsung menahan Leon

"Maaf pak, anda tidak bisa memasuki ruangan ICU. Masih ada sterilisasi di dalam!"

"Lepas kan aku sialan!" Teriak Leon

Para penjaga langsung berdatangan dan membawa Leon. Andromeda tidak bisa berkata, ia bisa merasakan apa yg sedang dirasakan anak nya itu.

Suasana mereka tidak berbeda jauh dengan perasaan Frans dan semua yg berada di sana. Frans bahkan sampai menitiskan air matanya. Dan berlalu pergi dari ruang tunggu.

***

"Kau harus datang nak!"

"Tidak! Ayah saja!"

Andromeda menatap sosok Leon yg rasanya tidak ia kenali lagi. Sosok putranya itu berbeda jauh semenjak kehilangan sosok yg penting di dalam hidupnya. Wajah yg tidak terawat, sorot mata yg layu, dan kantung mata yg tercetak jelas di mata Leon. Lelaki itu hanya menghabiskan waktunya dengan pekerjaan nya.

"Kau harus kuat nak!" Ujar Andromeda sambil menutup pintu kamar Leon dan berjalan ke luar. Air mata nya menetes, ia tidak bisa terus-terusan melihat anak nya itu seperti sosok mayat hidup.

Sementara di dalam ruangan, jemari Leon yg masih berkutat dengan tuts-tuts keyboard berhenti saat mendengar suara di handphone nya. Alarm peringatan hari pernikahan mereka berbunyi dan layar handphone itu menunjukkan gambar dari sosok yg bagi Leon tetap hidup.

"Hey, apa kau bahagia sekarang? Sudah setahun, tapi rasanya kamu masih berada di sini Yu!"

"Apa kau masih mengingat ku hmm?"

"Apa kau bertambah cantik?"

"Yu,-- j-jawab aku. Kau bahkan tidak pernah mampir ke dalam mimpi ku. Apa sebenarnya kau tidak suka menikah dengan ku saat itu?"

"Y-Yuki!" Ujar Leon sambil mengusap wajah gadis di dalam layar handphone nya itu dengan air mata berderai.

Leon jatuh ke lantai dengan kedua lutut sebagai tumpuan nya.

Behind the MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang