Happy reading
(*'∀'*).
.
.
.
.
.
.
.
.Sasuke tersenyum bodoh, menertawakan dirinya sendiri. Belum genap sehari mengenalnya dan dia sudah berani mengajaknya berkencan. Tidak masuk akal. Apa dirinya sudah terlalu lama single, hingga lupa bagaimana cara mendekati wanita dengan baik dan benar. Astaga. Sasuke tak habis pikir. Apa kata Naruto nantinya. Hmm. Yah, kebanyakan wanita akan melemparkan diri kepadanya bahkan hanya dengan satu lirikan mata, apalagi dia tersenyum, maka para wanita tidak akan berpikir dua kali untuk membuka lebar kakinya dan mengemis dirinya untuk memasuki mereka. Tapi, apa ini ? Kau hebat Uchiha. Sakura benar. Mungkin dia sedikit narsis. HAHA.
Sasuke berjalan pelan namun tegas ke ruangan Sai, membuka pintu, dan mendapati Sai yang berada di depan komputer dan Naruto membungkuk di sampingnya dengan serius. Nampak beberapa camilan di sisi meja dan cangkir kertas berisi kopi yang sepertinya tinggal separuh.
"Bagaimana?" tanya Sasuke setelah menutup pintu. Naruto hanya mengisyaratkan dirinya untuk ikut menonton.
Tampak di layar seseorang dengan langkah tegas berjalan di lorong dengan membawa beberapa tas karton di kedua sisi tubuhnya. Dari perawakannya nampak sekali jika itu dalah seorang wanita, begitupun dengan heels 10 cm yang dipakainya. Tanpa ragu berhenti di depan pintu apartemen milik Sara dan seperti layaknya rumah sendiri, dia mengambil kunci dari sakunya dan memasangnya. Lalu membuka pintu tanpa menoleh atau sekadar celingak-celinguk. Dan tak lama kemudian dia keluar dengan tangan kosong, lalu berlalu pergi dengan percaya diri.
Semuanya menghembuskan napas yang mereka sendiri pun tidak sadar telah menahannya. Naruto dan Sasuke saling pandang dalam diam.
"Itu mantel milik Sakura. Aku yakin karena itu adalah kesayangannya, sepatunya pun begitu Dan rambut di balik topi itu. Persis."
"Kau percaya itu dia?" tanya Sasuke.
Naruto berjengit. "Tentu saja tidak. Lagipula, lihat dia seperti tidak nyaman memakai sepatu itu, seperti terlalu besar untuknya." Ucap Naruto menunjukan bagian yang tadi di jelaskannya. Sai nampak manggut-manggut.
"Tapi, itu tidak bisa jadi bukti, karena siapapun tahu itu adalah Sakura." Ucap Sai. Sasuke mengernyit, bahkan Sai memanggil Sakura dengan namanya.
"Kau tau Sai, aku punya alasan bagus untuk itu. Jika kau ingin melakukan kejahatan yang bahkan tak meninggalkan sidik jari apapun, kenapa kau harus menunjukan dirimu dengan gamblang di kamera cctv yang dengan sekali lihat pun orang akan tahu jika itu dirimu. That's weird. Karena polisi akan langsung menangkapmu tidak sampai satu kali 24 jam. Konyol." Ujar Sasuke mantap.
"Yah, Sasuke benar. Lagipula, saat itu aku memastikan dia bersamaku dan Hinata di kafenya, merayakan ulang tahun Hinata. Kau bisa mengecek di cctv kafe Hinata." Naruto memastikan. Dan benar, hampir sama dengan tanggal dan jam video yang ada di cctv. "Meskipun dia segera pergi dari sana dan mengebut pun, tidak akan sampai di jam yang sama di waktu cctv karena saat itu sedang ada kecelakaan dan aku yang menjemputnya."
"Ingatanmu bagus Naruto." Ucap Sai, lalu menambahkan, "karena akupun ingat, karena aku juga berada disana dan kebetulan di belakang mobil Sakura."
"Kenapa terlalu kebetulan dengan kalian ?" ucap Sasuke bingung.
Sai mengernyit. "Kau pikir kita berbohong untuk menyelamatkan Sakura ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ! (Complete)
FanfictionCerita ke 2 (◍•ᴗ•◍)❤ Disclaimer ©Masashi Kishimoto Ketika dendam dan kesakitanmu di masa lalu membuatmu tersiksa dan menjadikanmu seorang pembunuh. . . . semua cast adalah milik Tuan Mashashi Kishimoto. saya hanya salah satu fans yg ingin menjadika...