Memories

2.2K 281 20
                                    

Happy reading
(*´∀'*)
Bijaklah dalam membaca sayang

Rate M yess.

Sudah saya beri peringatan, oke.

Maapkan typo yang tak ada habisnya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Brengsek!!!"

Umpatan Naruto terdengar menggema di ruangan kantor Sai yang lumayan sepi. Jam sudah menunjukan pukul 7 malam, Naruto, Sasuke dam Sai masih berkutat di depan komputer, melihat cctv di depan gedung perkantoran tempat dimana Shion meregang nyawa.

"Tenanglah, Naruto." Sasuke mengingatkan dengan kesal. Bukannya dia tidak ingin mengumpat, tapi, setidaknya dia masih punya akal sehat untuk itu. Yah, dia bisa melakukannya nanti. Saat tak ada orang.

Naruto menggeram. Lalu mendudukkan dirinya di kursi samping Sai. Dan Sasuke mengambil tempat di sampingnya.

"Dia disana, teme. Dengan tenang, tak terburu-buru. Seakan Tuhan pun menyayangi nyawanya dan akan memberinya sembilan nyawa jika dia ditangkap polisi. Astaga." Naruto mengusap wajahnya kasar.

Sasuke memijit pelipisnya pelan. Mengamati video itu sekali lagi. Sai pun nampak kelelahan. Banyak pekerjaan dalam beberapa hari ini. Membuat semuanya terasa berat.

Nampak di video seseorang dengan topi berjalan di belakang Shion dan saat tembakan terdengar, dia yang berada di belakang Shion, dengan refleks menangkapnya dan dengan sedikit akting yg mumpuni, dengan alami dia menyingkirkan mayat Shion dan ikut menyingkir dari sana dengan tenang di tengah hunjaman panik orang-orang yang menunduk karena mendengar tembakan. Bahkan tak ada seorang pun yang bisa melihatnya menaruh pistol di sana. Siapa yang peduli dengan hal itu, ketika semuanya sibuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Dahi Sai nampak mengerut. Diulanginya adegan itu berkali-kali. "Aku bisa mengerti bagaimana dia menaruh pistol itu disana tanpa ketahuan. Tapi, bagaimana dengan kertas catatan dengan nama Sakura ? Orang-orang akan curiga ketika dia tiba-tiba merogoh kantongnya. Jika dia menaruhnya asal-asalan, kertas itu bisa jadi menghilang karena angin atau ikut terinjak orang-orang. Dan posisi kertas itu bahkan ada di saku terdalamnya. Bisa di artikan, kalian harus memasukkan tangan kalian ke dalam saku itu jika ingin kertas itu berada disana."

Sasuke dan Naruto saling pandang. Mencoba memikirkan hal itu lagi. Menurut keterangan dari Itachi tadi, memang kertas dengan nama Sakura berada di saku almamaternya, dan itu berada di dalam dan diapit oleh buku notes kecil dan barang lainnya. Jadi, secara logika, tersangka tidak mungkin merogoh kantongnya, itu terlalu beresiko dilakukan di tengah kerumunan.

"Jika Sakura bertemu dengan Shion kemarin malam, dia punya waktu semalaman juga untuk membuntuti Shion. Apalagi, saat itu, Shion sedang shift malam dalam kerja paruh waktunya di minimarket. Apa kita bisa mengecek cctv minimarket ?" tanya Sai.

"Ku rasa bisa." ucap Naruto, memandangi layar komputer Sai lagi. "Tinggi badan Shion hanya 160cm. Dan sepertinya tersangka lebih tinggi 10-20cm darinya. Mungkin sekitar 170-180cm. Yah, hanya perkiraanku saja. Dan soal mobil yang membuntuti Sakura tadi malam juga, kita masih perlu menyelidikinya."

Don't Leave Me ! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang