Fact ?

2.2K 283 27
                                    

Happy reading
(*'∀'*)

Bijak dalam membaca ya

Rate M

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sakura terbangun dengan tangan kekar yang melingkari tubuhnya, dan dirinya yang meringkuk di pelukan pria yang kini tengah menatapnya dalam diam. Seringaiannya mampu membuat Sakura menundukkan kepalanya lagi dan menyembunyikan rona wajahnya yang kian kentara. Sial. Dia bukan remaja lagi.

"Kenapa kau terbangun?"

Sakura menggeleng di dadanya. Mendengar suara seraknya, membuat Sakura mengingat bagaimana pria itu memanggil namanya puluhan kali saat mereka bercinta semalam. Sakura semakin membenamkan wajahnya ke dalam dada itu lagi.

Sasuke terkekeh pelan. Yah, rasanya memang menakjubkan bukan. Bercinta untuk pertama kalinya. Mendengar seseorang mendesahkan namamu disela cumbuanmu benar-benar sesuatu. Sasuke bahkan masih ingat bagaimana kuku Sakura menancap di bahunya saat dia menembus pertahanannya. Dan selanjutnya, mereka bahkan tak bisa lepas dan saling membelit bagai pita api cair. Basah, panas, dan menyenangkan.

Sasuke melirik jam di nakas dan mengelus surai Sakura pelan. Terdengar dengkuran halus dan hembusan nafas yang naik turun dengan teratur. Sakura memang benar-benar kelelahan sepertinya.

.
.
.

***

Naruto menyalakan mobil saat Sakura sudah duduk dan memasang safetybelt nya di kursi penumpang. Mengabaikan Sasuke yang sejak tadi curi-curi pandang lewat spion. Menaikkan alisnya heran, lalu pemahaman melintas di benaknya. Naruto hanya manggut-manggut mahfum dan diam lagi. Membiarkan semuanya mengalir seperti biasa.

"Bagaimana Sasuke ?" tanya Naruto memecah keheningan.

Sasuke mengalihkan pandangannya dari ponsel kepada Naruto. Setelah menyimpan ponselnya, sasuke berdehem pelan. "Sai hari ini akan menyelidiki cctv di minimarket. Dan Shikamaru masih mencoba mencari sumber pemancar dari minispeaker yang di temukan di rumah tiga korban Pasien Sakura."

Naruto mengangguk pelan, dan melirik ke arah kursi penumpag, dimana Sakura tengah sibuk dengan lamunannya.

"Kau sudah membawa surat perintahnya kan, Naruto ?" tanya Sasuke dengan membaca pesan dari kakaknya.

Naruto memasang wajah cemberut. "Tentu, hanya saja, antreannya membuatku muak."

Sasuke tersenyum kecut. "Untung bukan aku."

Naruto mendengus. "Yah, beruntung anak baru." ujar Naruto. "Sakura, kau sudah mengabari orang tuamu ?"

Sakura mengalihkan atensinya dari jalanan dan menatap Naruto dengan senyum simpul. "Kau pikir? Tentu saja sudah, jika tidak, mungkin kakakku sudah berkeliaran disini, mencariku, lalu membunuhku dengan tangannya sendiri."

Sasuke dan Naruto terkekeh. "Yah, tentu saja. Apalagi, tahu jika adik kesayangannya baru saja bercinta dengan polisi tampan nan sexy tanpa izin darinya."

Ohok!

Mata Sakura beralih pada Sasuke yang pasang wajah tak berdosa. Melotot meminta penjelasan. "Kau memberitahunya ?"

Sasuke memutar matanya malas. "Memangnya tampangku seperti orang yang akan bergosip ?"

Sakura menyipitkan matanya curiga. "Lalu ?"

Don't Leave Me ! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang