Epilog

4.5K 332 78
                                    

Happy reading
♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ
.
.
.
.
.
.
.

Hati-hati banyak typo

___,,___

Satu tahun kemudian....

"Apa dia masih di dalam?"

Tenten mengangguk. Aku saling pandang dengan Hinata. Miris.

"Dia bahkan tak pernah keluar rumah untuk hal selain pekerjaan. Sudah lama sekali sejak dia mengambil cutinya untuk liburan. Bahkan, dia akan meminta lembur pada hari besar." Hinata menimpali.

Aku menunduk. Membayangkan banyak hal yang terjadi.

Karin.

Setelah kejadian itu, tidak mau membuka diri pada siapapun. Termasuk kami. Kejadian itu sedikit banyak mempengaruhi dirinya. Tidak sedikit sebenarnya. Bahkan seluruh hidupnya. Dia ketakutan. Semuanya membuatnya trauma berkepanjangan.

Dia mengambil sesiku beberapa bulan. Menangis dan kecewa. Ketakutan yang tak pernah habis. Semua kepercayaan dirinya terkikis sedikit demi sedikit.

Dia yang dulu begitu percaya diri untuk bergaul dengan orang baru, kini hanya bisa mengunci dirinya sendiri di kamar dan tak melakukan Apapun.

Ya tuhan.

Kejadian itu juga merubahku. Merubah semuanya. Beruntung paman Teuchi sembuh dan Konohamaru berhasil melewati masa kritisnya, setelah dua tembakan yang diterimanya meski harus beristirahat selama berbulan-bulan. Aku bersyukur dia lelaki yang kuat. Ditambah lagi, Hanabi juga selalu ada bersamanya. Setidaknya dia tidak sendirian.

"Banyak hal yang sudah di lewatkannya. Pertunangan Hinata dan pernikahanku juga. Seharusnya kau pengecualian." Ujar Tenten.

Tak mudah memang melewati ini. Siapa yang tidak trauma jika tahu dia bahkan tidur dengan seorang pembunuh. Itu terasa seperti dirinya merasa ikut dalam hal itu.

Aku beranjak berdiri dan mengetuk pintu kamar Karin.

"Masuklah."

Aku membuka pintu dan masuk ke kamarnya. Dia tengah duduk di tepi kasur dan menatap keluar jendela, dimana pemandangan senja terpampang disana.

Aku meletakkan undangan di nakas samping tempat tidurnya. Dia hanya melirik tanpa mau mengambil.

Aku berjalan membelakanginya dan menatap keluar jendela.

"Kau tahu aku tidak akan datang." Ujarnya memecah keheningan.

Aku menghela nafas.

"Aku mengerti bagaimana sakitnya dirimu. Aku juga berada disana-"

"Kau masih tidak mengerti Sakura. Aku belum bisa memaafkan diriku sendiri sampai sekarang tentang semua yg terjadi padamu. Aku yang bersama dengannya selama ini, bahkan tak pernah tahu jika dia seperti itu. Bahkan aku tak bisa memaafkan diriku karena menyakiti Matsuri. Aku merasa kotor. Bahkan aku mencium amis darah di beberapa kesempatan. Itu menakutkan, tapi, aku bahkan tau itu hanya imajinasiku. Aku tak waras. Aku gila Sakura. Aku benci diriku sendiri." Ucap Karin bergetar.

Aku tak bisa menjawab. Itu adalah luka yang sulit untuk disembuhkan. Aku saja masih merasa begitu.

Setiap trauma membawa dampak masing-masing pada yang bersangkutan. Entah seberapa kuat dia membawanya, efeknya akan berbeda tergantung bagaimana kita menyikapi. Bagi sebagian orang kejadian seperti dulu membuat semuanya terasa menyakitkam untuk sekedar diingat. Luka mental yang sulit untuk disembuhkan. Butuh waktu lama untuk itu.

Don't Leave Me ! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang