Stolen

1.8K 271 28
                                    

Happy reading
(*´∀'*)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maapkan typo yang tak habis-habis yess...


___,,___

Sakura menggeliat dan terbangun dari tidurnya. Menemukan Sasuke yang tidur sambil memeluknya. Mata Sasuke terbuka kemudian, membuatnya terkejut bukan main.

"Ku kira kau tidur."

"Aku peka terhadap rangsangan." Jawabnya enteng.

Sakura, Sasuke dan Naruto sampai di Konoha hampir tengah malam, membuat mereka tak berfikir dua kali untuk segera membasuh diri dan tidur. Membayangkan informasi tambahan, membuat semuanya sedikit bersemangat karena semakin dekat dengan si pembunuh.

"Semua ini membuatku takut. Siapapun itu, aku tahu begitu dekat, aku bisa menghadapinya, tapi, disaat bersamaan, aku merasa takut, meski hanya sekadar bertemu. Luka itu, pembunuhan yang terjadi karenaku. Aku rasa aku sudah di ambang batasku. Dan Matsuri. Aku benar-benar tak mengerti. Kakaknya, aku tidak pernah sekalipun bertemu dengannya. Sungguh, bahkan dengan Utakata sendiri. Jika semuanya berada pada poros yang sama, aku tak mengerti bagianku. Aku sudah berakhir dengannya sebelum Matsuri, lalu kenapa dia mengincarku, aku tak mengerti semua ini, Sasuke."

"Aku juga Sakura, semuanya terasa membingungkan. Motif, dan lain sebagainya, dia ingin balas dendam, tentu. Jika semua keteranganmu benar, aku juga tak tahu bagaimana semuanya mengarah padamu."

Sakura menghela nafas, lelah. Menggeliat dan semakin mendekat pada Sasuke, mencari kehangatan disana. Ketenangan, meski sesaat. Sasuke semakin mengeratkan pelukannya, memberi perlindungan dan kekuatan.

"Aku tidak bisa menemanimu hari ini, apa kau ingin pergi nanti ?" tanya Sasuke.

Sakura menggeleng, "kurasa, aku akan disini saja, tak ingin melakukan apapun."

"Aku akan meminta perlindungan dari Kakashi, nanti."

"Itu tidak perlu, Sasuke." Sakura nampak keberatan.

Sasuke mengerang, "jangan membantahku, Sakura. Aku sudah berjanji dengan kakakmu juga ayah dan ibumu. Jadi, tolong hargai usahaku."

Sakura menghela nafas pasrah. Lalu mengangguk pelan.

.
.
.

"Hari yang cerah untuk sebuah akhir bukan, sayang?"

Kekasih merahku hanya diam tak bergerak, tak ingin bersuara, padahal mulutnya tidak ku sumpal dengan kain. Tapi, melihat dari matanya, orang bodoh juga akan tahu, jika dia marah, lebih tepatnya, murka. Sayang sekali, tenaganya dia habiskan untuk marah dan berfikir yang tidak-tidak. Dia ketakutan.

"Mari kita mulai misinya ,sayang."

.
.
.
.
.
.

Sasuke nampak melamun di depan mesin pembuat kopi, memikirkan banyak hal.

Jam menunjukkan pukul 7 kurang 5 menit pagi, Sakura turun dari kamar dan menuju ke dapur, dimana Sasuke masih melamunkan segalanya.

"Sasuke, kenapa kau belum berangkat?"

Sasuke menoleh, dan mendapati wajah penasaran milik Sakura. Dia merasa gamang.

Dengan lembut dia menarik Sakura ke dalam pelukannya, menciumi harum tubuh dan rambutnya, menyusurkan hidungnya pada pipi dan wajah Sakura, membuat Sakura terkikik geli.

Don't Leave Me ! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang