Mess

2.1K 279 22
                                    

Happy reading
()
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sasuke Mengemudi dengan pelan , melirik Sakura hati-hati. Begitu kacau. Dan ya, Sasuke begitu takut kehilangannya. Mengingat bagaimana bajingan itu menodongkan pistol padanya, membuat Sasuke marah. kepada dirinya sendiri, dan jangan lupakan pembuat onar itu. Dia bersumpah akan membunuhnya jika dia tertangkap.

"Sasuke ?"

Sasuke menoleh, sedikit terkejut karena Sakura memanggilnya dengan nama kecilnya, karena seingatnya, Sakura sendiri yang menginginkan hubungan formal di antara mereka. Meski kemarin batas itu terkoyak dengan keegoisannya. Yah, jadi, Sasuke boleh berharap kan ?

"Ya?"

"Bisa carikan aku hotel saja. Aku tak ingin pulang ke apartemenku."

Sasuke nampak berfikir.

***

"Are you kidding me ?"

"No, just come in."

Sakura nampak berjalan masuk. Memandang Sasuke sengit dengan sisa tenaganya. Ya, si gila Uchiha itu bukannya mencarikan hotel untuknya, tapi malah membawanya ke apartemennya.

Oh Tuhan.
Belum setengah hari dan dia sudah kehilangan seluruh tenaganya. Rasanya lelah sekali. Sakura sudah tidak peduli lagi. Mengikuti Sasuke yang menunjukan kamar tamu miliknya, dan langsung mendahuluinya masuk ke kamar mandi. Masa bodo dengan sopan santun.

Melucuti seluruh pakaiannya. Dan berdiri di bawah shower. Mengabaikan rasa perih di tangannya. Sakura membiarkan tubuhnya basah. Membiarkan noda itu menghilang. Sakura menggeram marah. Bagaimana bisa ? Dia menggosok seluruh tubuhnya dengan sabun berkali-kali hingga bersih. Muak dengan bau darah dan serpihan otak itu. Muak dengan semua kejadian ini. Dia bahkan tak pernah mengira akan jadi serumit ini. Menangis ? Tidak. Bukan pilihannya saat ini. Tapi mengabaikan rasa marah dan geram di hatinya bukan hal bagus.

Yah, dia tak ingat siapapun yang bisa melakukan perbuatan sekejam ini padanya. Tidak siapapun. Bahkan teman-temannya. Suara laki-laki itu benar-benar membuatnya muak..

Tunggu.

Laki-laki ?

Sakura segera menggosokkan lagi sabun untuk terakhir kalinya. Dan membilas tubuhnya cepat-cepat. Memakai handuknya dan langsung berlari keluar kamar mandi.

***

Sasuke tengah menyiapkan baju untuk Sakura saat ini. Hanya ada kaos dan celana training miliknya. Yah, meski mungkin akan terlalu besar untuk di pakai Sakura. Setidaknya dia tidak telanjang, walaupun, Sasuke senang dengan pilihan keduanya.

Dia menggeleng pelan. Menghilangkan semua pikiran rombengnya itu, mengingat kondisi Sakura yang sedang tidak stabil saat ini.

Yah, jika kau pikirkan, kau ditodong pistol oleh seseorang dan mengancam akan membunuhmu, tentu saja membuatmu shock. Apalagi itu wanita. Dan pria itu gila. Astaga. Sasuke bahkan belum bisa menebak siapa pelakunya. Yang mengirim pesan itu. Dan Sasuke berani bertaruh, pasti itu wanita yang mengambil mantel Sakura saat di tempat loundry. Dengan pekerjaan yang seperti ini. Semua asumsi mengarah pada wanita.

Brak?!

"Laki-laki."

Mata Sasuke membelalak heboh , bagaimana tidak, Sakura dengan semangat keluar kamar mandi dengan handuk yang melingkari tubuhnya dari batas ketiak hingga pertengahan paha. Begitupun air yang menetes dari tubuh yang terlihat dan rambutnya, menandakan jika dia bahkan tak mengeringkan tubuhnya dulu.

Don't Leave Me ! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang