Target

2.1K 273 24
                                    

Happy reading
乂❤‿❤乂
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sakura sedang mengaduk kopinya saat ponselnya berdering nyaring, membuyarkan lamunannya. Apartemen Sasuke terasa lengang karena hanya tinggal dirinya disini. Keheningan yang memuakkan. Seharian ini dia sibuk menghubungi teman-teman dekatnya agar lebih berhati-hati. Mengingat, bagaimana paman Teuchi yang menjadi korban pertamanya. Dan Sakura sempat berfikir, kenapa tidak meneror sahabatnya lebih dulu ? Bukan berarti dia mau melihat Sahabatnya di teror. Tapi, jika ingin merusak kejiwaannya harusnya dia memulai dari orang terdekatnya. Sakura benar-benar tak habis pikir. Dia perlu bertemu dengan teman-temannya besok.

"Halo?"

Sakura mengapit ponsel dengan bahu dan telinganya sambil berjalan menuju meja makan.

"Apa kau baik, Sakura ?"

Suara kakaknya, Sasori, terdengar dari ujung telepon. Antara cemas dan kesal. Sakura menghubunginya tadi dengan pikiran kalut, dan itu menjadikan semuanya panik, membuatnya menyesali perbuatannya tadi.

"Baik, kakak tidak perlu khawatir. Bilang juga pada ibu dan ayah. Supaya mereka tidak terlalu memikirkanku." Ucap Sakura menyembunyikan rasa rindunya.

"Alihkan pada panggilan video, aku ingin melihatmu." Perintah Sasori tegas.

Sakura menghela nafas dan mengalihkannya pada panggilan video. Dan tak berapa lama wajah kakaknya terpampang di layar ponselnya.

"Lihat, aku baik, kan?" seru Sakura.

Sasori nampak manggut-manggut, tapi masih tak bisa meluruskan alisnya.

"Kau tidak di apartemenmu?" tanya Sasori tiba-tiba.

Sakura mendadak kaget. Ugh. Bagaimana dia akan menjelaskan pada kakaknya yang punya sifar overprotektif itu.

"Ah.. Aku di apartemen temanku.." Ucap Sakura nampak ragu.

"Kenapa kau gugup ? Apartemen laki-laki ?" Sasori menuntut jawaban dengan kesal.

"Ah... Itu.."

Dan sialnya, Sasuke punya waktu yang sangat tepat untuk masuk kesana dan muncul di belakang Sakura. Membuat Sasori kaget dan Sakura yang menjatuhkan kepalanya pada meja.

"Sakura, jelaskan !!"

"Dia polisi yang menjagaku. Dan bisa kau hentikan itu. Umurku sudah lebih dari cukup untuk tidak perlu bertanya padamu jika aku ingin berkencan dengan laki-laki. Jangan kekanakan, kak." Geram Sakura.

Sasuke yang nampak tertarik malah duduk di sampingnya saat Sakura menyuruhnya pergi. Membuat Sakura menggeram kesal. Tanpa aba-aba, Sasuke mengambil ponsel Sakura dan melihat wajah Sasori yang mengernyit dan sepertinya akan menyemburnya. Sakura menghela nafas pasrah.

"Sebenarnya, aku hanya di tugaskan untuk menjaganya. Dia memintaku untuk mencarikannya hotel karena apartemennya masih di tutup untuk di selidiki oleh petugas. Tapi, aku ingin minta maaf sebelumnya, karena sepertinya, aku tertarik pada adik manismu ini. Jadi, biarkan aku mengambil hatinya dulu.."

"What the.."

Sasuke menyeringai saat Sakura merebut ponselnya dengan panik karena ucapannya mulai melantur.

"Bagus, maka besok aku akan melihatnya berkeliaran di Konoha dengan pengeras suara untuk mencariku. Oke itu berlebihan. Tapi, kau benar-benar gila." Ucap Sakura dengan mata melotot.

Don't Leave Me ! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang