CHAPTER 9

214 10 0
                                    

" Kata orang harus ada luka sebelum akhirnya kita bahagia. Apakah itu benar? Jika itu benar mengapa lukaku sesakit ini? Bahkan luka ini berasal dari seseorang yang kita sebut orang tua? Apakah ini sebuah proses menuju bahagia? " -JeonJungkook

---

Seokjin kembali ke kamar tempat Jungkook dirawat dengan wajah yang riang dan ingin segera menyampaikan berita baik ini pada dongsaengnya.

" Kook, Hyung punya kabar baik untukmu. Kamu pasti sangat senang mendengarnya. " Ucap Seokjin sembari tersenyum lebar.

" Apakah itu, Hyung? Apapun itu, kalau Hyung senang pasti Kookie ikut senang "

" Besok Kookie sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Tapi, Kookie harus berjanji jika Kookie harus mau menjalankan terapi setiap 2 Minggu dan Kookie tidak boleh lupa meminum obat Kookie sebutir pun. Ingat, Kookie harus sembuh. "

Jungkook sangat kebingungan harus bagaimana. Ia sangat senang bisa pulang dan meninggalkan tempat mengerikan ini. Tapi, disisi lain ia juga cemas akan apa yang terjadi jika ia sampai rumah. Pasti papanya akan lebih membencinya.

" Hyung.. Ko-Kookie takut "

Seokjin sangat mengerti atas apa yang Jungkook takutkan sekarang. Tapi, bagaimanapun Jungkook lebih baik pulang ke rumah daripada harus tersiksa dengan infus dan alat bantu rumah sakit yang membuat hatinya sakit.

" Hyung tau Kook apa yang Kookie takutkan. Tapi, percaya pada Hyung jika semua akan baik-baik saja. Hyung akan melindungimu dan berusaha bicara pelan-pelan ke Papa. Hyung yakin Papa akan mengerti. " Tutur Seokjin sembari membawa dongsaengnya ke dalam pelukan.

Inilah yang Jungkook rasakan sekarang. Hangat. Sangat hangat. Rasanya ia ingin tetap seperti ini.

---

Matahari mulai bersinar dengan cerianya.
Tampak Jungkook yang telah terbangun dari tidurnya menikmati indahnya matahari terbit dari jendela rumah sakit.
Jungkook tampak bersemangat karena hari ini dia bisa pulang ke rumah dan bisa kembali bersekolah. Ia sangat rindu bangku sekolah dan ia juga sangat merindukan buku yang sudah satu minggu ia anggurkan.

" Pagi, Kookie. " Teriak Seokjin yang baru saja keluar dari Kamar mandi

" A Kamjakiya... Hyung mengagetkanku saja. Pagi juga Hyung. "

" Hahahaha, bisa bisanya kamu kaget Kook, kamu sedang melamun ya? Daripada melamun, ayo bantu Hyung membereskan kamarmu. Kan hari ini kamu pulang ke rumah. "

Jungkook dan Seokjin pun mulai membereskan kamar Jungkook. Karena memang selama Jungkook dirumah sakit banyak sekali barang yang Seokjin bawa dari rumah agar jika Jungkook butuh barangnya Seokjin tidak usah repot bolak balik ke rumah. Dan selama Jungkook sudah sadar kemarin, ia selalu membaca buku novel kesayangannya.
Mau bagaimana lagi, Jungkook memang anak kutu buku.

Tidak butuh waktu lama untuk membereskan kamar tempat Jungkook dirawat ini. Mereka sudah siap untuk kembali pulang ke rumah, walaupun Jungkook masih sangat gugup jika harus berhadapan dengan Papanya. Seokjin pun juga bergegas menuju lobi rumah sakit untuk melunasi semua biaya administrasi selama Jungkook dirawat.

---

Selama perjalanan pulang , Jungkook sangat terlihat gugup. Dan Seokjin mengetahui itu semua dari raut wajah dongsaengnya yang tidak seperti biasanya.

JUST ONE DAY 🌼 [ JINKOOK ] - SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang