" Terkadang, setiap manusia memiliki topengnya masing-masing. Jangan tertipu pada topeng manusia. Karena, terkadang dibalik manisnya senyuman manusia ternyata menyimpan pahitnya kepedihan didalamnya. " - Author
---
Tanpa terasa malam pun telah tiba, Jungkook sama sekali tidak terlihat keluar dari kamarnya. Ia sangat patuh terhadap hukuman yang diberikan Papanya kepadanya. Walaupun itu terasa menyakitkan baginya, tapi ia cukup bersyukur karena tidak harus diusir dari rumah.
Jungkook memang merasa lapar, karena sejak siang tadi perutnya tidak terisi apapun. Mengingat, dia juga tidak diperbolehkan keluar dari kamarnya. Ia hanya bisa pasrah dan duduk di tempat tidurnya. Termenung sendirian. Sampai akhirnya suara ketukan pintu pun langsung menyadarkan dirinya dari lamunannya." Jungkook-ah, apa kau tidur? Buka pintunya sebentar, saeng. Hyung membawakan makanan untukmu. Hyung tahu kau belum makan bukan. Pasti kau sangat lapar. Buka pintumu, Kookie-ah. " Tanya Seokjin sembari mengetuk pintu kamar Jungkook.
" Taruh saja di depan pintu, Hyung. Nanti, Kookie akan memakannya. Terima kasih, Hyung. "
Tanpa berpikir panjang Seokjin pun menaruh makanan Jungkook didepan pintu kamarnya. Seokjin sangat tahu bahwa Jungkook tidak akan berani untuk membuka pintu kamarnya walaupun hanya untuk mengambil makanan. Karena, jika ketahuan Papanya pasti hukumannya akan semakin ditambah.
Seokjin memberikan pesan lewat handphone kepada Jungkook agar dia tidak lupa memakan makanannya dan tidak lupa untuk meminum obatnya. Ya, Jungkook memang dihukum untuk tidak keluar kamar, tapi fasilitas miliknya sama sekali tidak disita oleh Papanya. Jadi, Seokjin masih bisa berbicara dengan Jungkook walaupun tidak dengan bertatap muka.*CKLEK* Jungkook membuka pintu kamarnya dengan sangat hati-hati dan sangat pelan. Ia takut jika membukanya terlalu kencang Papanya akan mendengar dan berpikiran buruk pada dirinya. Pelan-pelan ia mengambil makanan yang dibawa oleh Hyungnya tadi, dan membawanya masuk ke dalam kamar.
Di dekat piring terdapat selembar sticky notes. Ya, itu dari Hyungnya.
" Habiskan makananmu ya, Saeng. Jangan lupa minum obatmu. Jangan terlalu capek. Dan jangan terlalu terbawa dalam kesedihan. Aku menyayangimu :) . "Jungkook tersenyum tipis membaca isi dari sticky notes hyungnya. Ia sangat bersyukur memiliki Hyung yang setampan dan seperhatian Seokjin.
Ia merasa tidak ada hal yang perlu ditakutkan lagi selagi ada seseorang yang bisa mengerti dirinya disituasi seperti ini. Ia juga merasa berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberinya cobaan yang sangat berat untuknya ini, tapi dia juga sangat berterima kasih karena Tuhan memberikan seseorang untuk membantu Jungkook melewati semua cobaan ini.Jungkook pun menyantap makanan yang diberikan Hyungnya tadi. Menu hari ini adalah Nasi dan Sup Ayam kesukaan Jungkook.
Seokjin sengaja memasakkan dongsaengnya makanan yang berkuah agar bisa menghangatkan tubuh Jungkook. Karena, memang cuaca di Korea sedang tidak bersahabat. Suhunya bisa berubah secara tiba-tiba. Dan kata dokter, Jungkook tidak boleh terlalu kedinginan, karena disaat ia terlalu kedinginan pasti sesak di dadanya akan kambuh."Ahh, masshita. Seokjin Hyung memang sangat pandai memasak. "
Setelah selesai makan, ia pun bergegas membuka buku pelajaran yang selama ini ia tinggalkan. Ia tidak tahu sudah berapa bab yang terlewatkan saat dia di rumah sakit. Tapi, Jungkook adalah anak yang pandai di sekolah. Ia bisa memahami setiap materi sebelum gurunya mejelaskan.
Jungkook membuka bukunya perlahan, dan mempelajarinya pelan-pelan sampai ia tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.Saat Jungkook akan berbaring di tempat tidurnya. Ia merasakan sesak di dadanya datang lagi. Datang disaat yang tidak tepat. Dia berusaha menahan sesak itu, dia tidak mau mengeluarkan suara sekecil apapun. Karena ia tidak mau menganggu orang rumah hanya karena suaranya.
Ia pun teringat, bahwa ia belum meminum obatnya. Padahal, ia sudah berjanji akan meminum obatnya dengan rutin.
Jungkook bergegas mengambil segelas air putih yang tadi sudah dibawakan oleh Hyungnya dan tak lupa mengambil sebutir obat lalu berusaha untuk menelannya. Karena, disaat ia kambuh ia akan kesulitan menelan karena memang efek sesak dari dadanya itu bisa menjalar ke tenggorkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ONE DAY 🌼 [ JINKOOK ] - SLOW UP
FanfictionKebahagiaan itu apa? Bagaimana merasakannya? Apakah senikmat makanan yang berbahan pisang? Ayolah, aku ingin merasakan apa itu kebahagiaan. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya senyum tanpa rasa sakit dan bagaimana rasanya luka yang terobati. -Jun...