CHAPTER 6

297 14 0
                                    

Kadang, di benakku yang terdalam aku selalu bertanya apa itu bahagia? Jika bahagia itu senikmat susu pisang, pasti setiap hari aku bisa memperlihatkan senyumku.

Tapi,
Kadang aku merasa bersyukur bahwa aku masih mempunyai seorang Hyung yang sayang denganku.
Aku memang bukan anak yang membanggakan. Aku tidak bisa sepenuhnya memenuhi keinginan papa. Aku mempunyai batas untuk diriku sendiri.
Kadang melelahkan, sangat melelahkan. Tapi, aku akan terus berusaha sampai akhir. Akhir dimana aku benar-benar ingin menyerah.

---

Setibanya di Rumah Sakit, Seokjin langsung bergegas menggendong adiknya untuk turun dari mobil.
Hati Seokjin sangat sakit melihat kondisi adiknya yang selemah ini.
Seokjin terus memikirkan bagaimana keadaan Jungkook kedepannya. Bagaimana kalau Jungkook sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya?
Dalam hati Seokjin yang terdalam hanya berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Dokter pun langsung menghampiri Jungkook dan segera membawanya ke kamar perawatan untuk diperiksa lebih lanjut.
Seokjin hanya bisa berdoa dan terus meneteskan airmata.
Dia merasa bahwa luka Jungkook sangat dalam, tapi ia memendamnya sendirian.

Beberapa menit kemudian, dokter selesai memeriksa Jungkook. Dan Seokjin dipanggil untuk ikut ke ruangan dokter.
Seokjin sangat lemas dan sudah tidak bersemangat melakukan apapun.

" Silahkan duduk. Apakah anda salah satu bagian dari keluarga Jungkook? "

" Ya, saya kakaknya. Bagaimana kondisi adik saya dok? Apa penyakitnya? "

" Maaf , sebelumnya. Ijinkan saya bertanya suatu hal. Apakah sebelumnya Jungkook pernah jatuh pingsan seperti ini? "

" Jungkook tidak pernah terlihat sakit, dok. Dan bahkan dia selalu terlihat ceria, tidak pernah terlihat bahwa dia mengalami pingsan yang mendadak seperti ini. Apakah kondisinya buruk, dokter? Jelaskan padaku bagaimana kondisinya? "

" Maaf, tapi sepertinya Jungkook menahan sakitnya. Kami mendiagnosis bahwa Jungkook menderita Lemah Jantung. Dan ini membuatnya pingsan mendadak dan bisa jadi jika dibawa ke rumah sakit terlambat sedikitpun nyawanya akan terancam. "

Seketika, setelah Seokjin mendengarkan ucapan dokter, hatinya begitu sakit bak diterjang puluhan ribu paku.
Ia tidak pernah mengerti bagaimana perasaan Jungkook.
Ia merasa gagal menjadi seorang Hyung bagi dongsaeng nya.
Dia berharap ini hanya sebuah mimpinya.
Tapi kenyataannya, ya inilah yang terjadi, adik lucunya itu menderita Lemah Jantung.

---

Seokjin memasuki kamar Jungkook, dan melihat Jungkook terbaring di kasur rumah sakit dilengkapi dengan alat bantu pernafasan.
Jungkook belum sadarkan diri, namun dokter berkata bahwa kondisinya akan membaik.

Seokjin mendekati Jungkook, dia duduk disamping tempat tidur Jungkook.
" Kook, maafkan Hyungmu. Hyungmu tidak bisa menjagamu dengan baik. Hyungmu sungguh jahat, membiarkanmu menanggung ini semua sendirian. Hyung jahat sekali padamu, Kook. " Ucap Seokjin sembari meneteskan air mata.

Seokjin sangat tidak tega melihat adiknya terbaring lemah seperti sekarang. Karena, yang dia tahu adiknya selalu ceria dan tidak pernah Seokjin berpikir bahwa adiknya menderita sebuah penyakit.

" Kook, cepatlah bangun. Hyung berjanji akan selalu menemani kookie  sampai kapanpun itu. Kookie harus bercerita tentang apa yang Kookie rasakan ke Hyung, ya? Hyung pasti akan selalu mendengarkan Kookie. Hyung tidak akan membiarkan Kookie merintih kesakitan lagi. "

---

" Hyung...Hyung...
Jangan tinggalkan Kookie..
Kookie takut, Hyung...
Hyung...Maafkan Kookie.." Rintih Jungkook.

Seokjin yang mendengar Jungkook merintih langsung bergegas mendekati tempat tidur Jungkook.

" Kook? Everything is okay, Right? Kook, hyung tahu kamu anak yang kuat. Jangan takut, Kook. Hyung akan selalu didekatmu. Kookie tidak salah, Hyung yang salah, Kook. Kookie tidak perlu minta maaf. " Tanya Seokjin sembari menggenggam erat tangan Jungkook.

Jungkook hanya bisa meneteskan airmata.
Ia tidak bisa berucap, nafasnya masih tersenggal-senggal.

Jungkook hanya bisa berbicara di dalam hatinya yang terdalam.

" Hyung, rasanya sakit sekali. Kookie tidak bisa mengatakan seberapa sakitnya. Kookie ingin bertahan sampai Kookie benar-benar merasakan bahagia. "

---

Kadang, seseorang lebih memilih menyembunyikan rasa sakitnya daripada menceritakan kepada orang terdekat. Padahal, terlihat tidak baik-baik saja itu merupakan hal yang wajar.

Tapi, dari kejadian ini semua Seokjin percaya bahwa akan ada pelangi sehabis hujan. Dan akan ada senyuman setelah tangisan.
Dan Seokjin yakin bahwa Jungkook bisa melewati ini semua. Dia yakin bahwa Jungkook bisa sembuh dari rasa sakitnya itu.

-END-
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER.


Guys, maaf sekali ceritanya agak kepending lumayan lama :") .
Karena aku sibuk banget sama pekerjaanku.
Tapi, aku janji kedepannya akan up lebih cepat hehe.

Aku sangat senang jika kalian mempunyai sebuah kritik dan saran untuk cerita ini. Silahkan komentar ya. Kedepannya, semoga bisa lebih baik lagi. Borahae!

JUST ONE DAY 🌼 [ JINKOOK ] - SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang