" Bahagialah. Ceritakanlah semua rasa sakitmu. Aku siap untuk mendengarkannya. Asal, kau berjanji untuk tetap kuat dan tidak menyerah , Kook." -Seokjin
Mendengar apa yang dikatakan Jimin, Seokjin langsung bergegas menuju sekolah Jungkook. Sebelumnya Seokjin meminta tolong kepada Jimin agar memaksa Jungkook untuk beristirahat di UKS.
Seokjin sangat khawatir tentang kondisi adiknya. Terlebih, dia sudah mengetahui kondisi adiknya yang bisa dibilang tidak baik-baik saja.Sesampainya di tempat parkir Sekolah Jungkook, Seokjin langsung bergegas menuju ruang UKS.
Dia benar-benar takut jika Jungkook harus terbaring di rumah sakit lagi karena penyakitnya kambuh. Dia tidak mau itu terjadi lagi. Sangat menyakitkan baginya melihat adiknya terbaring lemah dan harus memakai masker oksigen untuk membantunya bernafas." JUNGKOOK!! " Teriak Seokjin setelah dia sampai di depan ruang UKS.
" Seokjin Hyung, Jungkook pingsan lagi. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Jungkook, Hyung? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa dia menahan rasa sakit tadi, keringatnya bercucuran dan wajahnya memerah. Aku sangat takut Jungkook harus dirawat di rumah sakit lagi seperti kemarin. " Tanya Jimin sembari menahan airmatanya agar tidak jatuh.
" Jim, sebelumnya terima kasih sudah memberitahu Hyung tentang kondisi Jungkook. Tapi ceritanya sangat rumit untuk dimengerti, Jim. Bahkan Hyung pun juga kaget saat mendengar sakit yang dialami Jungkook. Selama ini, Jungkook tidak pernah sedikitpun mengeluh kepada Hyung. Tapi, keadaannya saat ini bagai tamparan bagi Hyung. " Ucap Seokjin sendu.
" Hyung, aku tidak tahu apa yang Hyung bicarakan. Tapi, aku bisa mengetahui bahwa keadaan Jungkook sekarang sangat tidak baik-baik saja. Jika, Hyung mau bercerita kepadaku, Jika Hyung mau meminta bantuanku untuk menjaga Jungkook, Jika Hyung mau memintaku untuk menghibur Jungkook. Aku siap Hyung, aku akan lakukan apapun asal Jungkook bisa kembali seperti dulu lagi. " Lirih Jimin
----
"Eunghhh....." Lirih Jungkook yang terdengar oleh Seokjin dan Jimin.
" Kook, kau sudah sadar? Bagaimana kondisimu sekarang? Kenapa kau bisa seperti ini? Kau tidak lupa meminum obatmu kan? Jangan bilang kau juga melupakan jadwal makanmu? Dan jangan bilang kau begadang dan tidak tidur sama sekali karena belajar? " Tutur Seokjin panjang lebar.
" Huh, Hyung seperti ibu-ibu yang bergosip saja. Kau tau, Hyung? Telingaku hampir tuli mendengar Hyung bicara tadi. Aku tidak apa-apa Hyung. Aku hanya telat makan sepertinya. Jadi sesak ini kambuh.
Hyung siapa yang memberitahu jika aku kambuh? Pasti si Jimin Mochi satu ini, ember banget sih. "" Maafkan aku, Kook, aku hanya khawatir dengan keadaanmu. Kan, tidak ada salahnya juga dan terserah kamu mau mengataiku ember atau apapun yang penting kamu bahagia itu sudah cukup. " Tutur Jimin lembut.
Seokjin hanya tersenyum melihat kelakuan kedua dongsaengnya. Memang, Jimin sudah dianggap sebagai dongsaengnya sendiri. Karena, Jimin juga sangat baik kepadanya bahkan kepada Jungkook. Walaupun, kadang Jungkook sangat cuek pada Jimin. Dan, Seokjin juga sudah mengerti bahwa Jimin adalah orang yang baik, jadi dia sangat percaya dan mempercayakan Jungkook pada Jimin.
" Jim, ikut hyung sebentar, Hyung ingin memberitahumu sesuatu. "
" Ne, Hyung.. Kook, tunggu disini, jangan kabur. "
" Jim, Hyung ingin meminta bantuanmu untuk terus memberi semangat dan terus menerus mengingatkan Jungkook agar tidak telat makan dan meminum obatnya. Hati Hyung sangat pedih melihat ia menanggung rasa sakit itu sendirian. Hyung sangat ingin membantunya mengatasi rasa sakit itu, tapi Hyung tidak bisa menemaninya 24 jam selama di sekolah juga. Maka dari itu, Hyung minta bantuanmu agar kamu mau menjaga Jungkook jika di sekolah. Karena, hanya kamu, Jim yang Hyung percaya. Tolong bantu Hyung. " Lirih Seokjin
" Hyung, jangan sedih. Aku pasti akan selalu menjaga Jungkook walaupun Jungkook cuek tapi aku akan tetap menjaga dan mengawasi dia, asalkan itu bisa membuat dia bahagia, aku rela melakukan apapun, Hyung.
Hyung, sebenarnya Jungkook sakit apa? Aku sangat kasian melihatnya menahan rasa sakit sampai wajahnya memerah dan keringatnya bercucuran. Aku sangat sedih melihat Jungkook yang dulunya riang sekarang berubah menjadi Jungkook yang pucat, letih, dan lemas. " Ucap Jimin sembari menahan airmatanya agar tidak jatuh." Hmmmm, Jim, Jungkook menderita lemah jantung. Dan kata dokter, dia tidak boleh terlalu kecapean, tidak boleh telat makan dan tidak boleh melupakan obatnya. Karena, jika ia melewatkan obatnya, maka sakitnya akan semakin sering kambuh. Dan Hyung tidak mau jika itu sampai terjadi. Hyung tidak tahu apa yang membuatnya seperti ini. Karena, ini semua terjadi sangat tiba-tiba. Hyung juga minta tolong kepadamu, jika Jungkook butuh teman untuk bercerita, selalu siaplah kamu untuk mendengar setiap ceritanya. Karena, mungkin Jungkook sangat butuh teman untuk saat ini. Hyung tahu, Jungkook anak yang kuat. Tapi, untuk sekarang kekuatan itu seakan luntur. "
" Baik, Hyung. Aku akan menjaga Jungkook dan akan selalu memberitahu Hyung apa yang Jungkook butuhkan. Dan aku juga siap untuk menjadi sandaran ketika Jungkook butuh tempat untuk bersandar. Dan aku juga siap untuk mendengarkan cerita Jungkook kapanpun. Entah itu cerita yang manis maupun cerita yang pahit. Aku siap, untuk menjadi bagian dari pengobat rasa sakit Jungkook. Hyung tenang saja. Karena semua akan baik-baik saja. Hyung yang sabar, karena mungkin ini adalah suatu cobaan yang diberikan Tuhan kepada umatNya, agar umatNya semakin kuat dan semakin jadi dewasa. " Tutur Jimin.
Jimin sangat terkejut mendengar cerita Seokjin Hyung. Dia sangat kasihan kepada Jungkook saat sesak itu datang menghampirinya.
" Kook, andai aku bisa menggantikan posisimu. Karena, sebenarnya aku juga bukan seseorang yang kuat. Aku juga lemah bahkan bisa dibilang lebih lemah darimu. Tapi, aku berjanji akan selalu ada menemanimu bahkan di hari-hari terberatmu. " Tutur Jimin dalam hatinya sambil tersenyum tipis.Seokjin pun kembali ke ruang UKS, dan melihat Jungkook tertidur pulas. Hatinya merasa sangat sakit ketika melihat wajah dongsaengnya yang pucat. Ia tidak bisa menahan airmatanya lagi.
" Kook, andai Hyung tahu apa yang kamu rasakan sekarang. Hyung siap untuk menggantikanmu, menggantikan setiap rasa sakitmu. Hyung siap. " Tutur Seokjin dalam hati sambil memegang tangan Jungkook."
Jalani saja, Kook. Hyung berjanji akan selalu memberimu semangat disaat kamu lelah untuk melalui semuanya. Hyung akan selalu disampingmu, sampai kamu merasakan apa itu bahagia yang sesungguhnya. " - Seokjin
Haii maafkan baru up lagi ><
Semoga suka sama alurnya! Jangan lupa vote, dan komen jika ada kekurangan dariku ^^
Next Chapter mau lebih cepat apa lebih lama up nya ? xD
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ONE DAY 🌼 [ JINKOOK ] - SLOW UP
FanfictionKebahagiaan itu apa? Bagaimana merasakannya? Apakah senikmat makanan yang berbahan pisang? Ayolah, aku ingin merasakan apa itu kebahagiaan. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya senyum tanpa rasa sakit dan bagaimana rasanya luka yang terobati. -Jun...