Ketika Jungkook tergeletak di depan kantin, teman sekelasnya yaitu Park Jimin segera menyusul dan meminta pertolongan.
"Jungkook..." Teriak Park Jimin.
Jungkook terlihat sangat lemas dan raut wajahnya sangat amat pucat.
Park Jimin pun membawa Jungkook menuju UKS dibantu oleh kakak kelasnya yang bernama Hoseok.Sesampainya di UKS, Jimin bergegas menelepon Hyung Jungkook yaitu Kim Seokjin melalui telepon sekolah untuk memberitahu bahwa keadaan Jungkook sedang tidak baik-baik saja.
Beberapa menit kemudian,
Jungkook pun siuman, namun ia merintih kesakitan dan terlihat sangat amat kesulitan bernafas."Ji...min.." Rintih Jungkook.
"Jungkook? Kamu kenapa? Apakah sudah lama kamu memendam semua ini sendirian?" Tanya Jimin.
Jungkook pun menjelaskan bahwa dia merasakan hal seperti ini baru tadi pagi semenjak ia ingin pergi ke kantin.Tak lama kemudian, Kim Seokjin datang dan langsung bergegas menuju UKS untuk menemui adiknya.
"Jungkook.." Teriak Kim Seokjin dari depan pintu UKS.
"Hyung? Untuk apa kesini? Aku baik-baik saja." Sahut Jungkook sambil tersenyum kecil.
Seokjin pun merasa bahwa adik satu-satunya ini sedang tidak baik-baik saja. Seokjin melihat bahwa senyum Jungkook hanyalah kepalsuan. Dan tubuhnya saat ini sungguh amat tidak berdaya.Seokjin pun membujuk Jungkook agar ia mau untuk periksa ke Rumah Sakit, karena Seokjin tahu kondisi Jungkook sedang sangat drop.
"Kook, ayo periksa ke rumah sakit saja. Biar hyung tahu sakit kamu apa dan biar hyung tidak khawatir lagi. " Tutur Kim Seokjin dengan lembut.
"Hyung, Kookie tidak apa-apa. Kookie hanya kecapean. Kalau Kookie harus dirawat di rumah sakit, Kookie gak mau bikin papa kecewa lagi sama Kookie. Kookie udah janji kalau Kookie mau bikin papa bangga sama Kookie." Jawab Kookie dengan mata yang berkaca-kaca.Seokjin pun tetap memaksa Jungkook untuk pergi ke Rumah Sakit, karena Seokjin juga sangat khawatir dengan kondisi adiknya. Namun, Seokjin juga mengetahui perasaan adiknya yang selama ini tidak pernah merasakan kebahagiaan dan kasih sayang dari seorang orang tua.
Seokjin sebenarnya mengetahui sifat Papanya yang sangat acuh dengan Jungkook, yang selalu keras dengan Jungkook.
Namun, dibalik itu semua Seokjin tidak bisa berbuat apa-apa selain menemani, menyemangati, dan membalut luka Jungkook adik yang sangat dicintainya.
Seokjin akan tetap disamping Jungkook dan tidak akan membiarkan Jungkook kesakitan atau bahkan menutupi tangis dibalik senyum lagi."Kook...Jungkookie adikku, ayo kita ke Rumah Sakit. Nanti Hyung bakal ngomong ke Papa tentang kondisi kamu, papa pasti ngerti kok. Yang penting sekarang Kookie nurut sama Hyung ya." Tutur Seokjin dengan sabar.
"Kookie...Kookie.. takut Hyung. Kookie benar-benar takut Hyung. Kookie gatau harus gimana sekarang. Hyung, Kookie baik-baik saja kok. Ngga usah ke Rumah sakit. Mungkin Kookie butuh istirahat pasti nanti juga bakal sembuh kok. Karena, Kookie yakin cuma kelelahan. Dan, Hyung nggak usah bilang ke Papa tentang kondisi Kookie ya. Kookie nggak mau Papa tau dan pasti bakal marah ke Kookie."Seokjin pun hanya bisa pasrah dengan kemauan adiknya itu. Seokjin tidak bisa membantah jika itu sudah kemauan Jungkook sendiri. Ia tidak bisa melarangnya. Ia pun juga tidak mau melihat Jungkook nantinya dimarahi oleh Papanya, yang ada malah semakin drop kondisi adiknya.
Akhirnya, Seokjin memutuskan untuk mengajak Jungkook pulang agar adiknya bisa beristirahat dan kondisinya membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ONE DAY 🌼 [ JINKOOK ] - SLOW UP
Fiksi PenggemarKebahagiaan itu apa? Bagaimana merasakannya? Apakah senikmat makanan yang berbahan pisang? Ayolah, aku ingin merasakan apa itu kebahagiaan. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya senyum tanpa rasa sakit dan bagaimana rasanya luka yang terobati. -Jun...