02 | Weekend dan Mandi

1.1K 136 45
                                    

Di weekend kali ini, Giyuu sama sekali tidak bisa santai. Setelah pertemuan di kafe sehari sebelumnya---dan mereka ingat untuk menukar handphone mereka, yang, untungnya ukurannya tidak jauh beda dan tinggal menukar casing, Shinobu sudah mengiriminya pesang-pesan panjang yang membuat Giyuu pusing bahkan hanya dengan melihatnya. Lagi-lagi Giyuu mengernyit saat melihat Shinobu sudah merename kontaknya di handphone Giyuu.

Shinobu Cantik <3
| Rules menjadi Shinobu Kocho
| 1. Pake parfum gue!
| 2. Kuncir rambut yang bener!
| 3. Senyum pas di sekolah, kalo ada yang nyapa lo harus bales
| 4. Inget jangan sampe hp kita ketauan
| 5. Mandi yang bersih
...

Giyuu mengerjap. Mandi? MANDI? Sebelum Giyuu menelpon Shinobu, gadis itu sudah terlebih dahulu melakukannya.

"Eh, lo gila?" Giyuu langsung menyambar topik.

"Gila apaan? Udah lo baca?"

"Itu yang nomor lima apaan---mandi? Lo becanda kan?"

"Ya nggak lah, anjir! Lo nggak bilang kalo lo mau ke sekolah tanpa mandi---tunggu. Yuu, jangan bilang lo...?"

"Bukan berarti gue nggak mandi sama sekali!" Giyuu cepat-cepat bicara. "M-maksudnya biasanya gua tutup mata dan..." Giyuu merasakan wajahnya memerah dan suaranya memelan, "... langsung siram."

Meski tidak bisa melihatnya, Giyuu tahu Shinobu pasti juga sedang malu. "... Oh."

Giyuu berdeham. "Lo mandi?"

"... Iya---ta-tapi... cowok kan lebih sedikit bagian sensitifnya..."

Berusaha tidak memikirkan hal-hal tabu, Giyuu berdeham lagi. "Jadi?"

"Ya, uhm... yang atas... gue mandi..." Suara yang ia dengar dari seberang makin melirih. "Yang bawah siram do---"

"Oke cukup." Giyuu mendengar erangan napas Shinobu yang keluar dari bibirnya sendiri, dan membuat otaknya makin ambigu. Dia menutup mulut dan memejamkan mata. "Shin, setidaknya lo masih bisa. Gue?"

Tidak ada jawaban, dan Giyuu tidak perlu bertanya kenapa. Shinobu itu cewek. Cewek. ... Cewek. Hampir semua bagian tubuhnya fatal, kan? Giyuu masih sadar diri, meski dia bisa saja memanfaatkan kesempatan, tapi dia tidak melakukannya. Tapi itu bukan soal penting sekarang.

"Lo masih di sana, Shin?"

"Mm." Akhirnya Shinobu menyahut pelan. "Atau lo mau kita mandiin satu sama lain?"

Giyuu benar-benar membuka jendela kamar sekarang, kepanasan. "Shin, gue tau lo bingung, tapi jangan bego, anjir."

"Eh iya..."

Lagian berasa juga kalo dimandiin, apa bedanya buat Giyuu? Rasanya Giyuu pengen cepat-cepat balik ke tubuhnya.

"Er, Yuu... Atau lo tuang sabun ke ember apa bak, nah lo siraman pake itu... Setidaknya biar..." Shinobu berdeham. "... bersih."

Giyuu tidak pernah terpikir---yang benar, dia tidak pernah berpikir. Tapi itu tidak buruk, daripada dikuliahi Shinobu tentang tubuhnya yang harus wangi dan lain-lain.

"Oke, mandi selesai."

"... Yuu?"

"Ya?"

"Anu... yang pake baju siapa?"

"Gue."

"Yang... itu..."

"Itu apaan?"

"Itu, anu..."

Sejak kapan Shinobu jadi gagap-gugup kalo ngomong?

"Anu apa, sih?" cecar Giyuu kesal. Kemudian dia teringat sesuatu. "OH, BH?"

Switch || GiyuShinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang