"Jadi, besok?" tanya Giyuu dari dari depan, setengah berteriak.
"Iya! Yuu, bisa berhenti sebentar?" Shinobu menyahut, membuat Giyuu memberhentikan kendaraan roda dua itu, menoleh sebentar.
Ada satu yang Shinobu lupakan. Padahal dia ingat untuk tidak memberi tahu Giyuu cepat-cepat soal siapa yang ia hubungi, tapi menundanya terlalu lama jelas salah juga. "Lo nggak apa-apa, kan?"
"Emangnya kenapa?"
"Eh, soal anggotanya---"
"Tau. Bang Akaza ada, jadi santai aja."
"Anu, gue tau Bang Akaza, tapi ada yang lain juga, tapi kayaknya lo, eh, belom tau..."
"Siapa? Koyuki?"
"Er... Douma, misalnya?"
Jangan salahkan Giyuu jika antusiasmenya hilang saat mereka berangkat sekolah keesokan harinya.
***
"Mm... Hai?" Douma menelengkan kepala, tersenyum pada Shinobu. Giyuu mengernyit sebal.
"Kok?" Koyuki buru-buru mengambil alih, sebelum tensi ruangan makin tinggi.
Benar kata Douma pada Shinobu beberapa hari yang lalu, tidak banyak anak-anak di sini. Hanya empat---Douma, Akaza, Koyuki, dan Nakime.
"Errr, kemaren gue udah bilang duluan sama Kak Douma." Shinobu memulai.
Douma mengangkat alis, tersenyum superior pada Giyuu, membuat cowok itu berdecak sebal.
"Kita ma---"
"Lo bisa diem, nggak?" tuding Giyuu sensi. Douma yang sejak tadi mengangkat alisnya tidak jelas mengernyit.
"Ada urusan sama gue?"
"Gue kesel liat muka lo," jawab Giyuu segera.
"Daripada muka lo, muka orang nolep!"
"Eh, tukang kipas kayak lo diem bisa?"
"Lo ngeremehin gue atau gimana?" Douma berdiri. Koyuki memijat kepalanya, sementara Nakime malah memandang mereka datar. "Kipas-kipas gitu juga gue jadi terkenal!"
"Ya siapa yang peduli kipasnya anjir!" Giyuu merentangkan tangannya, tampak kesal.
"Lah, terus---"
"Giyuu, kalem, nggak cuma lo yang kesel liat muka setan kipas ini. Douma---" Akaza menatapnya lama. "Duduk."
"Dia yang mulai, Ka!"
Shinobu menahan lengan Giyuu, menghela napas tak sabar. Dia salah kalau berpikir Douma dan Giyuu bisa---setidaknya kalau akrab terlalu sulit---lebih baik ketika mereka lama tidak bertemu dan duduk berhadapan begini.
"Jadi?" Douma menghempaskan tubuh dengan kasar, menatap Giyuu intens.
Memutuskan tidak lagi berbasa-basi untuk meminimalisir pertengkaran, Shinobu bicara, "Gue dan Giyuu pernah tukeran."
Kalimat rancu itu menghadirkan ekspresi yang berbeda pada setiap pendengarnya.
"Tukeran apa?" tanya Koyuki tak mengerti.
![](https://img.wattpad.com/cover/246278483-288-k318877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch || GiyuShino
Fanfiction___ Pesan moral : Kalo temen lo lagi cerita, jangan malah mancing adu sengsara. Disclaimer: - characters ©Koyoharu Gotouge - story, cover, and illustration ©pabooyaa - warning: ooc & harshwords Start : 1 November 2020 ___