Padahal baru sebulan Taeyong melihat langsung proses pemakaman kekasih nya, tapi apa yang baru saja dia lihat.
Gadis nya kembali, ini rasanya seperti mimpi, "k-kau Chou Tzuyu...?"
•
•
•
Suara isakan tangis terdengar jelas di telinga Taeyong, begitu
Juga dengan nya ia menangis saat melihat peti dengan nama yang sudah terpahat disana yaitu, Chou Tzuyu dikuburkan secara perlahan, tidak sedikit dan juga tidak banyak yang menyaksikan proses pemakaman gadis itu. Dia menderita kanker otak dan sudah stadium akhir, kemarin begitu mendengar kabar kalau Kekasih nya telah menghembuskan nafas terakhir, Taeyong sangat merasa bersalah karena tidak dapat menemani sang kekasih disaat-saat terakhir nya."Maaf..." lirih Taeyong.
Setelah acara pemakaman selesai, Jeno-adik Taeyong menghampiri kakak laki-laki nya itu untuk mengajak nya pulang, "Kak ayo kita pulang, pemakaman nya sudah selesai" ucap nya sambil memegang bahu Taeyong. Namun Taeyong menepis tangan Jeno dari bahu nya.
"Aku masih ingin disini" setelah berucap demikian, Taeyong berjalan mendekat ke makam Tzuyu tanpa memperdulikan Keno yang masih memperhatikan nya, saat melihat nama yang terukir di batu nisan entah kenapa kaki nya terasa lemas lalu ia terduduk di tanah.
"Hiks maaf, maaf kan aku, aku....." Taeyong kehabisan kata-kata, air mata nya meluncur dengan deras membasahi pipi nya.
Jeno yang melihat dari kejauhan merasa kasihan melihat kondisi kakak nya sekarang, rambut yang acak-acakan dan mata sembab karena semenjak semalam Taeyong menangis bahkan sampai tidak mau makan. Tadi pagi saja sebelum pergi ke acara pemakaman, Taeyong tidak mau sarapan.
"Jeno? Kenapa masih disini" Suzy datang menghampiri Jeno, karena kunjung tak dapat jawaban Suzy mengikuti arah pandang Jeno dan ia langsung mengerti.
"Taeyong ya" ucap nya membuyarkan lamunan Jeno.
"Iya, kakak tidak mau pulang. Padahal Ayah dan Ibu sudah menunggu" balas Jeno.
"Biar, tante yang bicara" ucap Suzy lalu berjalan mendekati Taeyong.
"Taeyong" panggil Suzy namun tidak ada sahutan. Seakan tuli, Taeyong tidak memperdulikan Suzy yang berada disamping nya.
"Taeyong, tante tau kamu merasa terpukul atas meninggal nya Tzuyu tapi jangan bersikap seperti ini. Bukan hanya kamu yang merasakan kesedihan, tante juga. Tapi Belajarlah untuk mengikhlaskan kepergian Tzuyu, pasti suatu saat kamu akan menemukan yang lebih baik" ucap Suzy, Taeyong menoleh sebentar lalu menggeleng cepat menolak apa yang Suzy katakan barusan.
"Tidak, hati ku hanya untuk Tzuyu. Aku mencintai nya dan tidak akan pernah melupakan nya...hiks dia...hanya dia yang bisa membuat ku jatuh cinta hiks tidak ada wanita lain yang bisa masuk ke dalam kehidupan ku selain Tzuyu"
Suzy tersenyum mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Taeyong, ia senang ternyata Taeyong begitu mencintai putri nya. Dan disisi lain Suzy juga tidak ingin melihat Taeyong terus larut dalam kesedihan seperti ini, ia sudah menganggap Taeyong seperti anak nya sendiri tentu saja ia tidak tega melihat kondisi Taeyong. Ia berdoa semoga Taeyong bisa bahagia walau tidak bersama Tzuyu.